Sunday, November 23, 2014

Bagaimana Suara Tuhan? – seri 2

Mendengar Suara Tuhan

Tentu saja setiap orang memiliki pemikiran berbeda-beda dalam menjawab suara Tuhan. Namun, aku teringat tentang Israel yang takut akan kedatangan Tuhan. 
Mereka berkata kepada Musa: "Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati." (Keluaran 20:19)
Oleh karena itu, aku berdoa: "Tuhan, tolong jangan berbicara secara langsung kepadaku atau menampakkan diri di depanku karena aku takut."

Selang beberapa waktu kemudian tanpa sengaja aku menemukan salah satu kakak kuliahku di Facebook. Lantas kulihat bahwa dia terpanggil menjadi pastor sehingga aku bertanya padanya: "Bagaimana ko Charles terpanggil? Gimana ceritanya? Apakah seperti Samuel yang terbangun tiga kali atau seperti Philip Mantofa yang melihat Yesus secara langsung?"
Namun, dia hanya menjawab: "Ceritanya panjang tetapi tidak sedramatis Samuel."

Hari lepas hari, bulan berganti bulan, di tempat kerja aku pun bertemu ce Yuli yang bercerita tentang karunia berbahasa lidah yang dia dapatkan di bangku kuliah ketika dia meminta kepada Tuhan. Setelah memperoleh karunia tersebut, sebelum tidur dia pun berdoa: "Tuhan, aku ingin bangun pagi untuk bersekutu dengan-Mu. Tolong besok bangunkan aku pk.04.30 WIB."
Lantas pada jam yang ditentukan ce Yuli mengatakan bahwa dia dibangunkan dengan suara sangat keras yang memanggil nama kecilnya sehingga dia terbangun dengan sangat terkejut.

Nah, setelah mendengar kisahnya aku semakin tak ingin mendengar suara Tuhan secara langsung sehingga aku kembali berdoa: "Tuhan, tolong jangan berbicara secara langsung kepadaku atau menampakkan diri di depanku karena aku takut."

Mendengar Suara Tuhan
Namun, siapa sangka bahwa Tuhan selalu mempergunakan cara berbeda untuk menghadapi setiap pribadi. Dia tak pernah menggunakan cara yang sama. Nah, pada akhirnya aku tidak mendapatkan cerita dramatis dari ko Charles tentang panggilan Tuhan tetapi kisah baptisku yang jadi agak dramatis... hahaha... Tuhan sempat membangunkan tidurku dengan lagu 'Terima Kasih Tuhan' dan lewat kata-kata yang tegas nan lembut: "Bangun Rully. Ayo bangun." Siapa sangka aku meresponnya dengan tetap berusaha tidur... hehehe...

Maka dari itu, Tuhan berbicara kepadaku dengan banyak cara, yakni lewat orang-orang di sekitarku, khotbah pendeta, lagu rohani, rhema/ firman, dan pastinya juga lewat mimpi. Mungkin mimpi merupakan salah satu metode yang tepat untuk mendengar pesan atau penghiburan Tuhan, khususnya bagi orang-orang yang susah bangun tidur...hehehe....

Emang sich ada kalanya kenyataan yang harus kuhadapi lebih menakutkan daripada mimpi sehingga seringkali ingin tidur melulu. Pada masa-masa seperti inilah pesan Tuhan lewat mimpi sungguh berartiNamun, ketika kenyataan yang menakutkan itu berhasil kulewati, aah... rasanya seperti bermimpi.
Nyanyian ziarah. Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi.(Mazmur 126:1)
Kini, jika kalian ingin mendapatkan mimpi dari Tuhan pula, tonton aja video Before 30 episode 121: Interupsi Ilahi ini.
Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.(Yoel 2:28)
“Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.” (Kisah Para Rasul 2:17)

1 comment:

  1. KAU BAPAKU yang BAIK

    Engkau Bapa yang mengasihiku, tak Kau pandang bentuk dan rupaku, Engkau mengasihiku dengan sepenuh hati, tak pernah sama s'perti dunia ini.

    Engkau Bapa yang mengajariku melewati awan yang kelabu, Kau yang buatku terbang bagaikan rajawali, mengatasi segala pencobaan.

    Kau Bapaku yang baik, mengerti bahasa tetesan air mata, tak Kau biarkan ku berjalan sendirian s'bab Kau Bapaku yang baik.

    Kau Bapaku yang baik, mengerti bahasa tetesan air mata, tak Kau biarkan ku berjalan sendirian, s'bab Kau Bapaku yang baik, Engkau sungguh baik.

    (http://youtu.be/GY_MMJzIKsE)

    ReplyDelete

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.