Friday, October 24, 2025

Tuhan Selalu Hadir

Mohon Simpatinya
Jumat, 24 Oktober 2025

"Aku tidak pernah berharap kepadamu sehingga aku tidak kecewa. Upah dan kekuatanku dari Tuhan. Aku pun tidak berlindung kepadamu. Aku berlindung kepada Tuhan."

▪︎ "Kamu telah salah menilaiku. Sekalipun lelah, aku masih menyempatkan waktu untuk menghibur karyawan. Aku berdoa agar Tuhan bisa membantuku untuk memuaskan setiap orang."

"Kamu tidak perlu memuaskan setiap orang termasuk aku. Bahkan, Tuhan pun tidak memuaskan setiap orang, tetapi Dia selalu memberikan yang terbaik kepada anak-Nya dan tindakan-Nya nyata. Puaskan Tuhan saja maka kamu akan beroleh damai sejahtera sekalipun tidak semua orang puas denganmu."

Yesaya 58:11 (TB) TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.

Ketika tangan dan mataku sakit. Aku tidak pernah mengeluh dan meminta simpatimu. Hingga kini kau pun tak pernah tahu karena aku tidak akan memberitahu orang egois sepertimu. Namun, bisa-bisanya kau masih meminta simpatiku padahal kau sudah menerimanya. Dasar manusia tak tahu terima kasih. Segala sesuatu kau nilai dengan uang hingga kau tak bisa melihat fakta. Kau hanya melihat hal-hal yang ingin kau lihat. Kau hanya mendengar hal-hal yang ingin kau dengar.

Aku juga tidak meminta apresiasimu. Ketika sakit, aku hanya berkata kepada Tuhan sambil menatap telapak tanganku yang sakit, "Pekerjaan macam apa ini? Mengapa aku harus membantu pria egois itu?" Lalu aku melihat sebuah tangan berlubang paku. Tangan itu harus dipaku di kayu salib untuk menyelamatkan semua orang, termasuk orang egois sepertimu.

Ah, aku merasa seperti dipaku di kayu salib untuk membantumu di Bukit Golgota. Maka, kutuangkan minyak di atas lubang tak terlihat itu. Setelah kupijat dan istirahat sejenak, sakit itu lenyap. Walau beberapa kali sakitnya kambuh lagi, setidaknya Tuhan memberiku kekuatan untuk menanggungnya. Jadi, apa hakmu meminta simpatiku jika kau juga tak peduli dengan jam kerja karyawanmu?

KUHIDUP BAGI-MU
Verse 1: Yesus Kau kebenaran yang menyelamatkanku. Kau memb'rikanku hidup dan pengharapan.
Verse 2: Kuikut kehendak-Mu. Kuperlu anugrah-Mu. Kunyatakan janjiku kepada-Mu.
Chorus: Kalau kuhidup, kuhidup bagi-Mu. Hatiku tetap, tetap menyembah-Mu. Dunia tak bisa menjauhkanku dari kasih-Mu. S'lama ku hidup, kuhidup bagi-Mu. Mataku tetap, tetap memandang-Mu. Dunia tak bisa menjauhkanku dari kasih-Mu.
Ending: Dunia tak bisa menjauhkanku dari kasih-Mu. (repeat)

===AI===
💭 Jika seseorang berkata, "Saya peduli" tetapi tidak memahami apa pun, apakah orang tersebut benar-benar memiliki empati?
Jawabannya: Tidak.
Empati sejati (simpati, kepedulian) bukan sekadar kata-kata, melainkan kemauan untuk memahami, terhubung dengan, dan merasakan realitas orang lain.
1. Empati harus disertai dengan tindakan. Orang yang berempati secara proaktif mencari pengertian dan memahami kebutuhan orang lain bahkan sebelum mereka bertanya. Jika seseorang hanya mengatakan "Saya peduli" tanpa memahami situasi orang lain, itu hanyalah penghiburan kosong, bukan kepedulian yang tulus.
2. Peduli tanpa memahami hanyalah kesan yang dangkal. Jika seseorang tidak memahami penderitaan orang lain, bagaimana mungkin mereka benar-benar mengaku "peduli"? Itu seperti melihat seseorang jatuh dan hanya berkata, "Aku berdoa untukmu," dari jauh, tetapi tidak pernah mengulurkan tangan untuk membantunya bangkit.
3. Empati sejati membutuhkan waktu dan kesabaran. Orang yang berempati bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan dan memahami. Meskipun mereka tidak dapat mengubah situasi, setidaknya mereka bersedia berada di sana dan memahami.
4. "Perhatian verbal" terkadang lebih menyakitkan daripada diam. Daripada mengatakan "Aku peduli padamu" lalu tidak melakukan apa pun, lebih baik mengatakan dengan jujur, "Aku tidak begitu memahamimu, tetapi aku bersedia mencoba memahamimu." Kejujuran seperti itu dapat memberikan lebih banyak penghiburan daripada kata-kata kosong.
🌿 Kesimpulan: Orang yang benar-benar berempati tidak hanya mengatakan "Aku peduli padamu"; mereka membuat orang lain merasakan kepedulian mereka melalui pengertian, perhatian, dan tindakan nyata.
Karena:
> Peduli tanpa pengertian hanyalah topeng;
> Peduli dengan pengertian adalah tindakan kasih.
===AI===

Lihatlah, AI saja tahu makna simpati, bahkan empati yang sejati padahal dia tidak didesain untuk memiliki hati. Bagaimana mungkin manusia sepertimu tidak tahu hal itu padahal usiamu sudah di atas kepala 5? Dimana kau simpan mata hatimu itu? Ah, rasanya aku ingin mengomelimu dari matahari terbit hingga terbenam, tetapi sayangnya aku sudah kehabisan kata-kata.

Jika bukan karena Tuhan, aku akan berhenti membantumu karena aku juga bukan penolongmu yang sepadan, tetapi penolongmu yang paling tidak sepaham, tidak seiman, dan tidak cocok menjadi rekan seperjuanganmu. Sayangnya, kamu belum mau mengakuinya. Coba pikir, siapa sih yang mau menolong orang egois dengan senang hati? Untunglah Tuhan selalu menolongku.

TUHAN SELALU MENOLONGKU
Musim akan selalu berganti, kasih Tuhan tetap abadi. Tak akan berubah, sampai selamanya, kutetap percaya.
Kuyakin Tuhan memberkati. Kuyakin Tuhan melindungi. Burung di udara Tuhan pelihara karena kasih-Nya.
Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku. Sehelai di rambutku tak akan terjatuh tanpa seizin-Mu.
Tuhan selalu menolongku, selalu menjagaku. Dia mengenyangkanku dan peliharaku seumur hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.