Pengakuan Manusia
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Oktober
2025
Lantas secara diam-diam bendahara itu
berusaha menjawab kebutuhan para bangsawan niaga, terutama yunior itu. Ketika
dia memperlihatkan website itu kepada anak raja, dia hanya berkata, "Bagus
sekali jika para punggawa kerajaan mau belajar dengan uangnya sendiri. Itu
perlu, tetapi bukan kebutuhan mendesak."
Namun, di balik kata 'belum perlu',
seringkali tersimpan sebuah pemikiran seperti pernyataan bangsawan niaga
senior, "website buatanmu bagus, pasti mahal." Ketika kita ditawari
produk yang kita pandang mahal, pasti kita akan menjawab, "belum
perlu". Padahal, yang mahal tuh bukan produknya, tetapi pembuatnya...
hahaha... tidak untuk dijual.
Maka, bendahara tidak berencana untuk
memberitahu tim bangsawan niaga. Namun, om Google malah menempatkan website-nya
di halaman pertama sehingga rahasia bendahara diketahui oleh para
bangsawan niaga. Sayangnya, beberapa bulan kemudian bangsawan niaga yunior
dimutasi lalu diusir dari kerajaan karena tetap gagal melakukan perdagangan.
Karena sudah berusaha membantunya, bendahara tidak terlalu menyesali
kepergiannya.
>> Jika kita mampu menjawab
kebutuhan orang lain, tetapi tidak mau melakukannya, hal ini akan menjadi
sumber penyesalan. Hal ini juga disebut hidup sia-sia, hidup tanpa tujuan,
hidup tak bermakna. Orang yang hidup tanpa tujuan Tuhan, jika diberi banyak
uang, pasti cenderung digunakan untuk judi, selingkuh, mabuk, merokok, flexing,
atau mendukung perbuatan setan lainnya. <<
Karena teringat akan hal itu, bendahara
bersaksi, "Aku loh buatin website untuk kerajaan mamon, anak raja hanya
mengatakan bahwa hal itu belum perlu. Padahal, para bangsawan niaga
memerlukannya. Mungkin juga beberapa perniagaan terjadi karena website
itu."
Bendahara pun melanjutkan kesaksiannya,
"Eh, beberapa bulan kemudian raja mamon memberiku bonus bulanan jika aku
bisa membuat catatan kas dalam tulisan Mandarin. Kamu juga tahu soal ini.
Padahal, catatan kas memang bagian dari tugasku dan tulisan Mandarinnya hanya
copas (copy paste) dari Google. Kalau Google salah, teman di Taiwan
langsung kasih tahu yang benar dan tinggal copas lagi."
"Masa dapat bonus jutaan karena
ditambah pekerjaan copas tulisan Mandarin? Ini pasti ulah Tuhan yang
menggerakkan raja karena dia tidak pernah tahu soal website kerajaan, tetapi
Tuhan tahu." Lanjut bendahara itu bersaksi. Jadi, kita pasti menuai
hasil atas taburan kita kalau kita tidak menjadi lelah karena kecewa atau
kepahitan. Nanti tak coba buatin program ERP sendiri saja kalau programmer
penipu itu tidak mau mengembalikan uangnya dan raja serta anak raja mamon tetap
tidak mau mengikhlaskan uangnya. 🤣"
Hehehe... punggawa pun tak mampu berkata-kata karena perbuatan selalu berbicara lebih keras daripada kata-kata. Jika punggawa masih susah menerima kesaksian itu, bendahara akan mengingatkannya pada kisah Mordekhai yang tidak diapresiasi ketika menyelamatkan raja. Beberapa bulan kemudian tiba-tiba raja menemukan catatan kinerja Mordekhai dan menanyakan bentuk apreasiasi yang telah diterima olehnya.
Eh, ternyata dia belum diapresiasi.
Lucunya, kemudian raja justru mengutus Haman – musuh Mordekhai untuk memberikan
apresiasi kepadanya. … wkwwkw… Haman musuhnya Mordekhai loh. Musuh. Dia terpaksa
mengapresiasi Haman karena diminta oleh raja. Jadi, Jika Tuhan di pihak
kita, musuh pun bisa terpaksa mengapreasiasi kinerja kita. Jadi, jika bendahara
melihat ulah Tuhan terhadap para raja dunia yang seperti singa, dia pun tak
henti-hentinya tersenyum dan bersyukur.
Kadang kala hal-hal tak masuk akal seperti
bonus atas pekerjaan copas pun terjadi karena Tuhan bisa melihat pekerjaan rahasia
bendahara yang tersembunyi dan belum diapresiasi. Sekalipun raja tidak bisa
melihatnya, suka tidak suka bonus pun tetap diberikan olehnya. Namun, tentu
saja dia sempat tarik ulur antara mau memberi dan batal memberi. Namun, siapa
sih yang bisa menolak otoritas Tuhan? Pada akhirnya, Tuhan yang menang lha
...hahaha...
~ Belajar tuh tidak kenal usia. Kata
manusia pembelajar, usia hanyalah angka. Tidak ada kata terlambat untuk
belajar. ~
>> Pepatah Cina berkata,
"亡羊补牢 (wáng yáng bǔ láo)", artinya: memperbaiki
pagar setelah kambing hilang/ mati. Tidak ada kata terlambat untuk
memperbaiki kesalahan. Maksudnya: lebih baik belajar dari kegagalan dan
melakukan perbaikan secepat mungkin. <<
>> Jangan berharap pada
penipu. Jangan mengharapkan pengakuan manusia karena sering mengecewakan.
Berharap saja kepada Tuhan karena Dia tak pernah mengecewakan. Kalau kamu
kecewa kepada Tuhan, iblis akan tertawa dan berkata, "Yey... ada yang
berhasil kutipu lagi... hihihi..." Apa untungnya membuat iblis
tertawa? Tidak ada. <<
2 Petrus 1:5-7 (TB) Justru
karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan
penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih
akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
>> Jika ada keahlian untuk menyelesaikan masalah, ini kesempatan untuk berkarya atau melakukan kebajikan. Jika belum ada keahlian untuk menyelesaikan masalah, ini kesempatan untuk belajar atau menambah pengetahuan. Jadi, kesempatan ada dimana-mana. <<







0 komentar:
Post a Comment