Menanti Oase
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Sept 2025
Beberapa bulan sebelumnya rekan Rubah
memberitahu Pipit bahwa dia telah ditipu oleh Rubah, tetapi sudah diikhlaskan
sehingga proyeknya makin laris. Ketika mengetahui bahwa Pipit juga ditipunya,
dia hanya bisa berkata, "Datangi saja rumahnya. Kudengar dia punya dua
rumah."
Yohanes 8:44 (TB) Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di
dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas
kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
"Ah, malang sekali nasib Rubah.
Sekalipun dia punya mobil pribadi dan rumah pribadi, dia hanyalah anak bapa
segala dusta. Setidaknya aku lebih beruntung darinya. Walaupun tidak punya
mobil dan rumah pribadi, aku anaknya Bapa surgawi sehingga punya karunia
menikmati rumah dan mobil pribadi orang lain… wkwwkww..." Gumam Pipit.
Pipit pun tidak menjawab Rubah lagi karena dia mulai menyadari bahwa Rubah ingin menipu Singa lebih banyak lagi. Rubah juga telah membuang banyak waktu, tenaga, dan pikiran para penghuni padang pasir dalam proyek fatamorgana. Karena dia tidak berani menerima sanksi wanprestasi, kemungkinan besar dia tidak punya kemampuan dalam membuat oase. Kedua pilihan baru yang ditawarkan oleh Rubah pastilah juga akan berujung pada fatamorgana lagi.
Maka, Pipit hanya bisa berkata kepada Unta, "Lain kali tolong jangan merekomendasikan Rubah kepada orang lain. Dia tidak recommended.” Unta pun terdiam seribu bahasa. Mungkin dia juga tidak pernah menduga bahwa sosok yang telah lama dikenalnya hanyalah pembuat fatamorgana. Mamon bisa membuat kawan berubah menjadi lawan.Lantas tiba-tiba mantan rekan Pipit
menghubunginya dan berkata, "Keluar saja dari sana dan pindah ke tempatku.
Aku mau membantumu karena dulu kita pernah menjadi rekan seperjuangan."
Markus 8:33 (TB)
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi
Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa
yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Jawab Pipit, "Tidak bisa." (Ini
bukan waktu yang tepat untuk kabur dari medan perang.) Kata Tuhan, "Tempat
terbaik belum tentu tempat yang nyaman." Pipit tidak bisa meninggalkan
anak Singa yang ikut tertipu bersamanya. Dia masih punya rasa tanggung jawab
dan dia tidak takut dengan masalah karena Tuhan sudah menjanjikan kemenangan
baginya.
Sunyi. Hanya angin gurun yang berdesir. Pipit
menunduk. “Tuhan, masa kau izinkan Rubah Kristen menipu saudara-saudara
seimannya dan lebih banyak orang lagi? Jika dia tidak dihentikan, dia akan
mencari mangsa lagi. Dia merupakan musuh dalam selimut yang sangat pintar,
tetapi kepintarannya tidak digunakan untuk memuliakan-Mu."
Maleakhi 2:17 (TB) Kamu
menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap
orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang
demikianlah Ia berkenan — atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?"
Selama ini anak Singa selalu tertawa ketika
melihat Pipit disusahkan oleh rekan-rekannya. Lalu dia akan berpura-pura
membela Pipit. Karena lelah dengan kebohongan anak Singa, Pipit pun berhenti
mengharapkan bantuannya. Meskipun begitu, Pipit tidak mau membalasnya
dengan cara yang sama. Dia tidak akan mengizinkan Rubah melanjutkan
penipuannya. Pipit hanya berharap suatu hari nanti anak Singa bisa jujur
sehingga dia tidak lagi membuka celah bagi bapa segala dusta.
Obaja 1:15 (TB)
Sebab telah dekat hari TUHAN menimpa segala bangsa. Seperti yang engkau
lakukan, demikianlah akan dilakukan kepadamu, perbuatanmu akan kembali menimpa
kepalamu sendiri.
ALLAH BANGKIT
Kerahkanlah kekuatan-Mu Ya
Allah. Tunjukanlah kuasa-Mu Ya Tuhan. Serakan musuh-Mu. S'lamatkanlah umat-Mu.
Allah dahsyat di tempat kudus-Nya.
Chorus: Allah bangkit, bersoraklah. Allah bangkit, bernyanyilah. Musuh
dikalahkan, umat-Nya dibebaskan. Allah dahsyat di tempat kudus-Nya.







0 komentar:
Post a Comment