Sunday, June 1, 2025

Cerita Selagi Masih Muda

The Heaven Stories
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 1 Juni 2025

Yohanes 15:5 (TB) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.

Tadi doa pembuka pak Arman berkaitan dengan pokok anggur. Ketika pertama kali mendengar cerita ini, aku masih anak bau kencur. Saat jam istirahat di asrama, kami mengulang kembali pelajaran agama Katolik di sekolah. Lalu aku bercerita, "Kamu pernah makan anggur di dekat kandang ayam asrama?" Jawab mereka, "Kita tidak boleh masuk ke sana."

Timpalku, "Iya, tetapi saat liburan tiba, kami boleh masuk ke sana. Nah, saat itu kupetik salah satu anggurnya. Warnanya hijau muda dan rasanya kueeecuuuuttt. Tidak enak. Makanya suster tidak pernah memberikan anggur itu kepada kita. Nah, kalau Yesus itu pokok anggur, buahnya lak kecut."

Jawab temanku, "Tidak semua anggur itu kecut. Ada anggur yang manis, kulitnya berwarna merah."

"Masa sih? Aku belum pernah melihatnya. Di rumah aku hanya pernah mencoba anggur hitam dan rasanya juga ada kecutnya." Tanyaku heran.

Ujarnya lagi, "Anggur merah itu mahal. Makanya jarang terlihat. Yesus itu pokok anggur yang manis." Ehmm... kenapa dia bukan pokok tebu. Batang tebu jauh lebih manis... wkwwkw...

Karena cerita-cerita semacam itu, beberapa ayat Alkitab menjadi tak terlupakan. Sampai sekarang Yesus tidak pernah menyebutkan jenis anggurnya. Namun, pengalaman membuktikan bahwa buah karya Yesus tidak selalu manis.

Ada buah yang pahit getir, seperti Yudas Iskariot. Ada buah yang uasem tenan, seperti Petrus. Setelah diperam dan disirami Kasih, barulah dia manis. Namun, ada pula buah yang memang manis, seperti Yohanes. Ini semua karena kehendak bebas yang kita miliki dan daya serap kita terhadap nutrisi firman berbeda-beda.

YESUS POKOK
Yesus pokok dan kitalah carang-Nya, tinggallah di dalam-Nya, Pastilah kau akan berbuah.
Yesus cintaku, kucinta kau, kau cinta Dia.

Pssst... pilihlah berbuah manis, tetapi jangan kemanisan pula agar tidak membuat sesama jadi diabetes rohani alias malas bertekun dalam firman... hehehe... Sedikit pedas dan masam boleh juga agar mereka bergantung kepada Tuhan, bukan kita.

Cerita tentang Musuh Surga

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.