Sunday, May 25, 2025

Hati Bapa ~ Pdt. Steven Phang

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Mei 2025

Ada seorang istri bermimpi sedang berulang tahun dan mendapatkan banyak perhiasan, seperti kalung, cincin, dsb. Lalu dia bertanya kepada suaminya, "Menurutmu apa arti mimpiku itu?" Jawab suami, "Nanti kamu akan mengetahuinya pada hari ulang tahunmu."

Istri tidak sabar menunggu sehingga meminta suami segera memberitahunya. Namun, suami tetap meminta istri menunggu hingga hari ulang tahunnya tiba. Nah, ketika hari itu datang, istri diberi kado ulang tahun oleh suami. Isinya adalah sebuah buku tentang cara menafsirkan mimpi.

Tentu saja hadiah itu tidak sesuai harapan istri. Begitulah dalam keluarga kita. Seringkali realita tak sesuai dengan harapan atau angan-angan kita. Namun, kita perlu belajar menerimanya.

Di dalam Alkitab dikisahkan tentang perumpamaan anak yang hilang. Biasanya kita akan membahas dari sudut pandang anak bungsu yang meminta pembagian warisan kepada ayahnya selagi dia masih hidup. Lalu si bungsu pergi meninggalkan ayahnya.

Kadang kala kita membahas dari sudut pandang si sulung yang digambarkan seperti ahli taurat dan orang Farisi. Mereka tidak mau menerima orang berdosa. Si sulung menggambarkan si bungsu sebagai pemboros yang menghabiskan uang dengan para pelacur.

Namun, saat ini kita juga perlu memahami hati Bapa, sebagai berikut:

1. Bapa Selalu Berencana dan Berlaku Adil. Bapa membagikan harta secara adil, baik kepada si sulung maupun si bungsu. Sekalipun ayahnya mengetahui sifat anaknya, dia tetap mau memberikan hartanya. Sebagai orang tua, kita harus berlaku adil dan tidak memfavoritkan anak tertentu. Setiap anak berhak mendapatkan kasih sayang yang sama. Seharusnya orang tua juga membuat surat wasiat agar nantinya tidak terjadi perebutan warisan, seperti yang banyak terjadi di Singapura.

Mikha 6:8 (TB) "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

2. Memberikan Kehendak Bebas. Bapa tidak suka memaksakan kehendak-Nya, tetapi memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih.

Mazmur 103:8 (TB) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

Ada sepasang pria dan wanita menyewa kamar hotel untuk saling curhat. Lalu mereka ingin melakukan hubungan suami istri sekalipun mengetahui bahwa hal itu bukan kehendak Tuhan. Mereka sepakat, "Jika ada yang mengetuk pintu kamar hotel, artinya Tuhan tidak mau kita melakukannya. Namun, jika tidak ada yang mengetuk pintu kamar hotel, artinya kita boleh melakukannya."

Karena tidak ada yang mengetuk pintu kamar mereka, perbuatan dosa itu pun mereka lakukan. Itu bagian dari kehendak bebas yang Tuhan berikan. Jika mereka mau mengikuti kehendak Tuhan, tentu saja mereka tidak akan melakukan dosa itu.

3. Bapa Selalu Memberi Kesempatan. Ketika terjadi bencana, anak bungsu itu bangkrut dan miskin. Lantas dia kembali kepada ayahnya. Dengan senang hati ayahnya menerima dia kembali agar dia tidak diusir dari komunitasnya.

Lukas 15:20 (TB) Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.

4. Bapa Murah Hati. Ketika si bungsu pulang, Bapa mengadakan pesta untuknya. Bapa mengutus Yesus - Putra tunggal-Nya untuk mati bagi kita ketika kita masih berdosa. Yesus mati bagi kita bukan pada saat kita berbuat baik atau melakukan kebenaran. Yesus telah mati bagi kita ketika kita masih berdosa.

BERKAT KEMURAHAN-MU
Kau hiasi kehidupanku dengan kemurahan-Mu. Kau rancangkan masa depanku penuh dengan harapan.
Aku ada saat ini semuanya kar'na kasih-Mu. Aku hidup hari ini semua berkat kemurahan-Mu.
Terima kasih, Yesus. Engkau sangat baik, Teramat baik bagiku.

Warisan Terkutuk

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.