Sunday, March 23, 2025

Mencurahkan Isi Hatinya

Posisi Bergeser, Hati Bergeser
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Mar 2025

Roma 12:19 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

"Aku tahu pembalasan adalah hak-Mu, tetapi Àomàn benar-benar membuatku kesal dan aku ingin memberinya pelajaran karena telah mem-bully kami semua. Biarkan aku memberinya pelajaran. Kami bukan minta dihargai, tetapi minimal dia tidak menghina kami yang sudah capek-capek membantunya. Orang Kristen masa begitu?" Doa Xiaolian.

Tak berlangsung lama masalah demi masalah pun muncul. Xiaolian pun sengaja tidak memberitahu Àomàn seperti yang sudah-sudah karena dia sudah terlanjur kecewa ketika melihat pergeseran hatinya setelah beroleh tahta. Xiaolian pun memilih untuk langsung memberitahu Raja Gùzhí melalui hulubalangnya.

Xiaolian juga menceritakan kekesalannya kepada beberapa tim lain dengan pesan, "Kalau urgent, lebih baik tidak memberitahu Àomàn, tetapi langsung saja ke hulubalang Raja Gùzhí. Àomàn tuh tidak akan merasa bersalah jika ditunggu lama." Dengan terus terang Xiaolian juga menyampaikan hal ini kepada Àomàn, “Kalau lewat kamu, selalu lama. Jadi, lebih baik lewat jalur lain.”

Eh, ternyata tim lain juga mengalami dan merasakan hal yang sama. Semua kesal terhadap Àomàn. Dia pun berdalih bahwa dia harus menunggu mood raja. Masa raja terus menerus bad mood selama lebih dari seminggu dan bisa berbulan-bulan? Kalau dia memang leader, seharusnya dia bisa mencarikan mood booster untuk raja dan bukan sekadar mengikutinya. Jika hanya mengikuti mood raja, ini namanya follower, bukan leader.

Karena tidak mood, Àomàn juga mau meminta Raja Gùzhí agar timnya tidak menikmati hari Nyepi secara utuh. Jadi, timnya tidak mau melibatkan dia dan langsung menyampaikan permintaan sendiri kepada Raja Gùzhí. Permintaan tersebut dikabulkan oleh Raja Gùzhí dan hal ini membuat Àomàn marah lalu mengucapkan kata-kata sindiran. "Sepertinya hari libur kalian akan lebih panjang."

Lalu dia mengundang para menteri untuk rapat bersamanya. Di depan mereka dia mulai playing victim dengan berkata, "Xiaolian dan teman-temannya adalah pengkhianat. Mereka selalu memberitahu Raja Gùzhí dan putera mahkota tanpa memberitahu saya terlebih dahulu. Jadi, mereka membuat saya terlihat bodoh di depan Raja Gùzhí."

Xiaolian pun berkata kepada temannya, "Kita ini tidak pernah berjanji setia untuk melayani kepentingannya. Lagipula aku hanya membalas perbuatannya. Jika dia ingin dihargai, seharusnya dia menghargai kita semua terlebih dahulu. Biarkan dia menuai hasil taburannya."

Galatia 6:7-8 (TB) Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

Ah, justru merupakan suatu kehormatan jika kita dianggap mengkhianati orang munafik yang playing victim dan berpura-pura sebagai leader Kristen. Sekalipun dia memakai kalung salib berkilauan dan menyebut-nyebut nama Yesus, aku sudah tidak percaya jika dia Kristen.

2 Timotius 2:19 (TB) Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan."

Orang Kristen tidak pernah, "Berjanji setia sampai akhir mengasihi-Mu, Àomàn." Justru orang Kristen tuh harus, "Berjanji setia sampai akhir mengasihi-Mu, Yesus." Orang Kristen tuh lebih memperjuangkan nilai-nilai kerajaan Allah daripada kepentingan pribadimu semata.

BERSAMA KELUARGAKU
Kami datang di hadirat-Mu dalam satu kasih, dengan bersehati. Berjanji setia sampai akhir mengasihi-Mu, Yesus.
Chorus: Bersama k'luargaku melayani Tuhan. Bersatu s'lamanya mengasihi Engkau. Tiada yang dapat melebihi kasih-Mu ya Tuhan. Bagi kami Engkau segalanya.
Bridge: Gelombang badai hidup coba menghalangi. Namun, kuasa Tuhan buka jalan kami.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.