Berakar dan Berbuah di Setiap Musim
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 5 Jan 2025
"Terima
kasih, Suhu. Sekarang saya bisa mengolah data dengan cepat." Beginilah
ucapan seorang teman yang merasa terbantu setelah kuberi saran untuk menyaring
dan menghapus ribuan data yang tidak diperlukan. "Selanjutnya kamu sudah
bisa menjadi Suhu (Excel) pula," ujarku. Hehehe... senangnya jika
seseorang bisa mengikuti saran yang kita berikan sekalipun tidak dibayar
olehnya. Makin banyak Suhu, tentu akan makin ringan bebanku.
Namun,
tidak semua orang seperti dia. Ada jenis orang yang seperti Yosafat, raja
Yehuda. Orang ini memaksa Ahab, raja Israel untuk mendengarkan saran dari nabi
Mikha, tetapi ketika diberi saran malah tidak didengarkan. Piye toh?
2 Tawarikh 18:16 (TB) Lalu jawabnya: "Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di
gunung-gunung seperti kambing domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu
TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke
rumahnya dengan selamat."
Beberapa
orang meminta saran, tetapi tidak mau melakukan saran yang kita berikan.
Sebenarnya mereka tidak membutuhkan saran kita, tetapi hanya membutuhkan
pembenaran atau dukungan atas tindakan mereka.
2 Tawarikh 18:17 (TB) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah
kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku,
melainkan hanya malapetaka?"
Ketika
kita tidak mau memberi dukungan, mereka akan marah dan mungkin mengatakan bahwa
kita terlalu idealis. Lalu mereka memilih untuk meminta bantuan dari
orang-orang yang senilai dengan mereka. Yach, ujung-ujungnya raja Yosafat lebih
mendengarkan perkataan raja Ahab daripada nabi Mikha. Memang hikmat penguasa
cenderung lebih didengarkan daripada firman Tuhan.
2 Tawarikh 18:28 (TB) Sesudah itu majulah raja Israel dengan Yosafat, raja Yehuda, ke
Ramot-Gilead.
Pada akhirnya raja Ahab terbunuh dalam perang tersebut setelah Yosafat nyaris terbunuh karena dikira sebagai Ahab. Untunglah Tuhan masih melindungi Yosafat. Ah, sungguh menyebalkan ketika harus berhadapan dengan orang-orang semacam ini.
Bahkan,
orang Kristen pun bisa seperti ini. "Kalau pendeta di gerejamu
bagus-bagus, aku akan ke gerejamu," ucap seorang tamu pria. Ah, orang
Kristen kok pindah-pindah gereja demi mendengarkan pendeta-pendeta bagus? Bukankah
seharusnya dia mencari isi hati Tuhan melalui firman-Nya?
Lalu dia
menanyakan jumlah saudara dari seorang pria Budha yang ingin ditemuinya.
Setelah kuberitahu bahwa pria Budha itu sudah bercerai, seperti papanya, dia
langsung berkata, "Kamu tahu nggak kalau aku juga sudah bercerai?" Hah!
Tentu saja aku tidak tahu. Jika tahu, tak mungkin aku ceritakan kepadanya.
Eh, dia
malah curcol (curhat colongan) dengan bercerita bahwa istrinya meninggalkan dia
ketika usahanya bangkrut. Semula dia bisa memberikan istrinya nafkah dua digit.
Ketika bangkrut, dia hanya bisa memberikan lima juta Rupiah.
"Ada
uang, Abang disayang. Tak ada uang, Abang ditendang. Memang setiap wanita
seperti ini ya? Secara Kristen, perceraian memang tidak diizinkan. Namun,
istriku tetap memaksa cerai dan pendeta juga tidak bisa mengubah
keputusannya."
Matius 19:8 (TB) Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Ah,
kenapa aku terjebak dalam pembicaraan seperti ini? Lebih baik aku bersaksi
saja, "Papaku juga pernah bangkrut, tetapi sampai sekarang mamaku masih
bersamanya. Tuhan banyak membantu kami. Ketika aku berdoa, banyak pertolongan
tak terduga berdatangan."
DOA MENGUBAH SEGALA SESUATU
Saat keadaan sek'lilingku ada di luar kemampuanku, kuberdiam diri mencari-Mu.
Doa mengubah segala sesuatu.
Saat kenyataan di depanku mengecewakan perasaanku, kumenutup mata memandang-Mu
s'bab doa mengubah segala sesuatu.
Doa orang benar bila didoakan dengan yakin besar kuasanya Dan tiap doa yang
lahir dari iman berkuasa menyelamatkan.
S'perti mata air di tangan-Mu mengalir ke manapun Kau mau. Tiada yang mustahil
di mata-Mu. Doa mengubah segala sesuatu.
0 komentar:
Post a Comment