Iman, Harapan, dan Kasih
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 8 Des 2024
Jika
seorang mahasiswa ingin diwisuda, tentulah dia akan belajar dengan rajin. Jika
seorang atlet ingin menjadi juara, tentu dia akan berlatih dengan baik. Namun,
mengapa banyak karyawan mengharapkan gaji tinggi dengan asal-asalan dalam
bekerja?
Yohanes 6:27 (BIMK) Janganlah bekerja untuk mendapat makanan yang bisa habis dan busuk.
Bekerjalah untuk mendapat makanan yang tidak bisa busuk dan yang memberi hidup
sejati dan kekal. Makanan itu akan diberikan oleh Anak
Manusia kepadamu, sebab Ia sudah dilantik oleh Allah Bapa.”
Usaha
tidak akan pernah mengkhianati hasil. Jika bekerja dengan mengabaikan kualitas,
harapannya tidak mungkin tercapai. Andaikata bisa tercapai dengan menjilat sana
sini, hidupnya juga tidak akan tenang. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti
akan jatuh juga. Ini hanya soal waktu karena Tuhan tidak pernah memberkati
pemalas.
Amsal 10:2 (TB) Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna, tetapi
kebenaran menyelamatkan orang dari maut.
Mengapa
beberapa pengusaha juga ingin beroleh profit tinggi dengan cara-cara tidak
benar? Mungkinkah Tuhan akan memberkati mereka? Tidak mungkin karena hal itu
juga bertentangan dengan sifat Tuhan. Jika profit mereka bisa bertambah dengan
mengorbankan hak-hak orang lain, pasti iblis yang mendukung mereka.
Kelangsungan usaha mereka pun bisa makin diperpendek, seperti ranting yang
dipotong.
Yohanes 15:1-2 (TB) "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.
Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang
berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Jika
ingin hal besar, tetapi tidak tekun, tentulah hanya sia-sia berharap. Ketekunan
adalah kunci untuk membuka pintu harapan. Jika terus berusaha dengan tekun,
kesuksesan pasti akan menyusul. Saat harapan dan usaha berjalan beriringan, tidak ada yang tidak
mungkin.
Ketekunan adalah senjata yang mengubah harapan menjadi kenyataan. Bahkan,
ketekunan juga bisa mengalahkan kepintaran.
Thomas
Edison adalah contoh nyata dari ketekunan dan kegigihan. Meskipun dikenal sebagai salah
satu penemu terbesar dalam sejarah, perjalanan Edison tidaklah mudah. Ia gagal
ratusan kali dalam menciptakan bola lampu pijar yang dapat menyala lama.
Bahkan, banyak yang meragukan kemampuannya, namun ia tidak pernah menyerah.
Edison percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar, dan setiap
kegagalan adalah langkah menuju kesuksesan.
Dengan
ketekunan yang tak tergoyahkan, akhirnya pada tahun 1879, Edison berhasil
menemukan bola lampu pijar yang praktis dan tahan lama. Sifat gigihnya tidak hanya membuatnya sukses
dalam menciptakan lampu, tetapi juga mengubah dunia melalui lebih dari 1.000 penemuan yang
mempengaruhi kehidupan modern. Ketekunan Edison mengajarkan kita bahwa
kesuksesan tidak datang dengan mudah, tetapi melalui kerja keras dan ketabahan
dalam menghadapi tantangan.
Mazmur 62:6 (TB) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah
harapanku.
BEJANA-MU
Kekuatan
di jiwaku, ketenangan batinku, ada dalam hadirat-Mu. Kumenyembah-mu. Tersungkur ku di
kaki-Mu rasakan hadirat-Mu. Tak 'kan ku melepaskan-Mu. Kau cahaya bagiku.
Reff:
Mengiring-Mu seumur hidupku, masuk dalam rencana-Mu Bapa. Pikiranku,
kehendakku, kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu. Ku 'kan teguh
bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu untuk memuliakan-Mu.
0 komentar:
Post a Comment