Terbukti Setia
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 6 Okt 2024
Di suatu dunia yang jauh, terletak sebuah
kota ajaib bernama Tahu. Dari kejauhan tampak bangunan-bangunan yang terbuat
dari tahu berwarna-warni, bercahaya dengan sinar temaram saat matahari
terbenam. Kota ini dipimpin oleh seorang Raja berhati batu yang bernama Raja
Juahaat Puoll. Dia memiliki kekuatan untuk mengendalikan kedelai — bahan baku
utama tahunya.
Kota Tahu bukan sekadar terkenal karena
produksi tahunya yang lezat, tetapi juga karena keajaiban yang mengelilinginya.
Di tengah kota terdapat Pohon Kedelai Ajaib yang tumbuh dengan subur. Setiap
tahun, pada malam bulan purnama, pohon ini mengeluarkan biji kedelai yang
bercahaya. Biji-biji tersebut kemudian dipanen dan dijadikan tahu yang mampu
memberikan kekuatan luar biasa kepada siapapun yang memakannya.
Namun, tak semua orang ingin melihat Kota
Tahu makmur. Seorang penyihir jahat bernama Naga Gelap yang tinggal di
Pegunungan Terlarang berencana untuk merebut Pohon Kedelai Ajaib dan menguasai
kekuatan tahunya. Selain itu, Kota Tahu juga memiliki musuh dalam selimut
yang amat terkenal di kalangan para kedelai. Dia dikenal sebagai Bhut Jolokia.
Dari luar Bhut Jolokia tampak manis dengan warna merah jingga.
Namun, sebenarnya cabai ini juga disebut
sebagai Cabai Hantu yang berpotensi sangat merusak kemakmuran Kota Tahu.
Beberapa kedelai telah menjadi korban dari Cabai ini. Sayangnya, belum ada
yang bisa menghentikan musuh dalam tahu ini. Bhut Jolokia ingin menjadikan
kedelai sebagai alat untuk menguasai Kota Tahu sehingga diam-diam dia
melindungi semua penjahat yang ingin menghancurkan Kota Tahu.
Tanpa curiga sedikit pun Raja Juahat Puoll justru sangat mempercayainya dan menyerahkan jabatan perdana menteri kepadanya. Ini namanya karma berjalan. Setiap orang pasti menuai taburannya. Jika menabur angin, pasti menuai badai. Jika menabur kejahatan, pasti menuai kejahatan karena tidak ada hama yang menghalangi pertumbuhannya. Jika menabur kebaikan, pasti menuai kebaikan sekalipun ada hama yang berusaha merusaknya. Hukum tabur tuai ini tak bisa diubah.
Nah, suatu malam saat Raja Juahat Puoll
pergi ke negeri seberang, Naga Gelap menyerang Kota Tahu dengan pasukan monster
yang mengerikan. Ada monster kecil yang melakukan penipuan. Bahkan, ada
sekelompok monster yang membobol dinding dan mencuri beberapa peralatan
penghasil kedelai.
Bhut Jolokia berusaha menutupi kejahatan
tersebut agar dia terlihat sangat baik di mata Raja Juahat Puoll. Sayangnya,
bau busuk tercium oleh Tahu Putih karena dia disertai oleh Sang Maha Tahu.
Seketika dia kebakaran jenggot sekalipun tak berjenggot dan langsung menegur
Tahu Putih.
"Darimana kamu tahu kalau ada
kejahatan di Kota Tahu? Apa Raja Juahat Puoll sudah tahu? Aku mau
menyelesaikannya secara diam-diam dan sudah menanyai beberapa orang. Jika sudah
kupastikan kebenarannya, nanti aku akan melaporkannya." Kilah Bhut
Jolokia.
Tahu Putih tidak mau memberitahu
informannya dan meminta dia segera melaporkan kejahatan tersebut kepada Raja
Juahat Puoll. Alhasil, Bhut Jolokia tidak memiliki pilihan lain selain
melaporkan hal itu. Jika dia tidak segera lapor, tentu Tahu Putih bisa
melaporkannya sebagai pelindung para penjahat.
Namun, tampaknya Bhut Jolokia masih
penasaran, "Bagaimana Tahu Putih bisa tahu?” Seharusnya hanya dia, wakil
perdana menteri, dan beberapa kedelai di lokasi yang mengetahui kejahatan itu.
Yaaa, namanya juga tahu, mana mungkin tidak tahu?
Ayub 12:22 (TB) Dia
yang menyingkapkan rahasia kegelapan, dan mendatangkan kelam pekat pada terang.
0 komentar:
Post a Comment