Mati adalah Keuntungan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 Okt 2024
Putri Insani, "Waspadalah dalam menghadapinya karena di masa lalu dia
pernah melakukan manipulasi data demi keuntungan kelompoknya."
Putra Ingkari, "Saya tidak mempermasalahkan masa lalunya karena di
dunia ini tak ada yang sempurna. Ini sebabnya Tuhan dan Budha hadir untuk
menyelamatkan mereka. Yang terpenting di masa kini dia tidak mengulangi
kesalahan yang sama."
Putri Insani, "Tentu saja kami tidak mencari punggawa yang sempurna. Aku
pun mengetahui kesalahan masa lalumu. Namun, pastikan ada sistem yang baik
untuk mencegah mereka melakukan kejahatan yang sama. Kadang kala kejahatan
terjadi bukan karena niat pelakunya, tetapi karena adanya kesempatan atau
celah. Beberapa orang juga bisa mengulangi kesalahan yang sama."
Putra Ingkari, "Apa kesalahan masa laluku? Karena kamu yang memberi saran,
sebaiknya kamu sendiri yang mendesain sistemnya. Jika saya yang mendesainnya,
tentu tidak sesuai karena kamulah yang memberikan saran."
Hehehe... sebenarnya kata-kata tersebut bertujuan untuk mengukur tingkat kepercayaan mereka. Tak lama berselang ketua suku mengajak Putri makan bersama di sebuah restoran. Sebelum makan dia berkata, "Saya tidak mungkin mengingkari janji saya. Saya pasti menepatinya, tetapi saya belum memeriksa hasilnya dan harus meminta orang lain memverifikasinya. Setelah dia selesai, saya pasti menepati janji saya."
Batin Putri, "Bilang saja ada syarat dan ketentuan tak tertulis yang menyatakan bahwa janjiku bisa berubah-ubah sesuai mood-ku." Sebenarnya isi janjinya tidak penting, tetapi dari janji ini Putri bisa mengukur tingkat kepercayaannya kepada mereka.
Pada saat yang sama acara makan tersebut juga menunjukkan adanya hati yang tidak aman. Kepercayaan mereka terlihat sangat rapuh karena kepercayaan mereka bukan berasal dari pengenalan yang benar terhadapnya. Putri diajak makan oleh ketua suku karena mereka was-was Putri tidak mau melaksanakan perintah mereka lagi.
Nah, pada saat seperti ini pihak restoran
malah memutar lagu Zona Nyaman – Fourtwnty, “Sembilu
yang dulu biarlah berlalu. Bekerja bersama hati, kita ini insan bukan seekor
sapi. Sembilu yang dulu biarlah membiru. Sembilu yang dulu biarlah
membiru. Berkarya bersama hati, kita ini insan bukan seekor sapi. Tanamkan
pesanku agar tak keliru. Bekerja bersama hati.” Andai saja
lagunya dalam Bahasa Inggris atau Cina, tentu ketua suku juga mengerti
maknanya.
0 komentar:
Post a Comment