Giving Up is Not an Option
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 7 Juli 2024
Di sebuah hutan keramat hiduplah beberapa
kera yang malas. Agar bisa tetap hidup nyaman, mereka pun mengasah keterampilan
bicara. Kera Munafik membuat ulah dan tak seorang pun bisa menghentikannya.
Merpati memberitahu anak singa bahwa nantinya akan ada masalah karena ulah kera
munafik, tetapi dia tidak percaya dan tetap membelanya.
Kera Ngibul mengetahui kebenarannya, tetapi
dia berpura-pura tidak mengetahuinya dan menutupinya. Hal ini membuat Merpati
kesal dan membiarkan masalah membesar. Nah, ketika masalah sudah terjadi,
barulah Merpati meminta bantuan Kera Ngibul, tetapi dia tidak mau membantunya.
Lantas Merpati meminta bantuan anak Singa
untuk memberitahu Raja Hutan karena bagaimanapun juga anak Singa harus turut
bertanggung jawab atas ketidakpercayaannya. Alhasil, mau tak mau Kera Ngibul
harus membereskan semua masalah itu. Dia harus bertanggung jawab karena telah
berpura-pura tidak tahu.
Sementara itu, Merpati jatuh sakit karena didera
kelelahan fisik dan jiwa. Dia bertanya, "Tuhan, mengapa aku harus sakit
pada saat yang tidak tepat? Mengapa aku tidak sakit pada saat senggang?
Mengapa aku harus sakit pada saat ada banyak hal yang harus kukerjakan?"
Tiba-tiba muncul malaikat Tuhan. Dia
berkata kepada Merpati, "Kamu mau pulang jam berapa?" Merpati
mengatakan bahwa dia masih harus mengurus banyak hal. Lalu malaikat itu
berkata, "Kalau mau, pulang saja. Saya bisa bantu menyelesaikannya." Merpati
tak mampu berkata-kata karena menahan tangis haru.
Seketika dia sadar bahwa selama ini dia hanya dimanfaatkan oleh Tong Kosong yang nyaring bunyinya. Ternyata dia sakit pada saat yang tepat. Jika tidak sakit, dia tidak akan pernah menyadari bahwa di dekatnya ada iblis yang sedang menyamar sebagai malaikat. Untunglah malaikat terang didatangkan pada saat yang tepat. Dia pendatang baru.
Selama ini Tong Kosong sibuk membohongi
Raja Hutan bahwa dia serba bisa. Faktanya, Merpati yang harus mengerjakan
semuanya bersama bawahan Tong Kosong. Alhasil, mereka kelelahan. Kera Ngibul
meminta mereka bersabar tanpa batas, tetapi mereka menjawab, “Kalau sabar
terus, badan ini remek. Hanya Tuhan yang bisa sabar tanpa batas, aku
bukan Tuhan.”
Namun, sebelum menghadapi Kera Ngibul dan
Tong Kosong - muridnya, Merpati memutuskan untuk pulang dan tidur. Eh, di luar
hutan dia berjumpa dengan Kera Ngibul. Dia berkata, "Kok enak kamu sudah
pulang? Aku harus membereskan masalah ini sampai larut malam." Merpati
hanya tersenyum sambil berkata, "Aku diminta pulang oleh malaikat
Tuhan. Jika tidak percaya, silahkan bertanya kepadanya. Ini saksiku."
(Sambil menunjuk sosok di sampingnya yang sedang berjalan bersamanya.)
ALLAH yang HEBAT
Kuhampiri kediaman-Mu. Hanya
dalam-Mu kudapatkan ketenangan. Walau badai tengah menerpaku, Yesus
Kau perteduhanku. Kurindukan hadirat-Mu. Hanya dalam-Mu
kudapatkan pengharapan. Tak bisa kuberjalan sendiri. Yesus kaulah
yang kuingini.
Berjalan Bersama-Mu dalam setiap langkahku, ku takkan takut,
ku takkan gentar. Kau ada di dalamku dalam setiap nafasku.
Ku takkan goyah, ku takkan bimbang. Ooo oh… karena Kaulah
Allah yang hebat.
Walau bumi bergoncang, gunung-gunung gemetar, amanku dalam-Mu.
Merpati pun tertidur lelap hingga belasan
jam lamanya. Karena amat lelah, dalam tidurnya dia pun bermimpi sedang tidur.
Dia bermimpi tidur di dalam kelas yang hiruk pikuk karena para siswa SMA sedang
santai. Dia juga bermimpi tidur di pinggir jalan dekat penjual gorengan di
pasar yang sangat ramai karena hilir mudiknya orang berlalu lalang. Dia juga
bermimpi tidur di dalam bemo dan baru membuka mata ketika tiba di tujuan. Tak
ada yang mengusik tidurnya di segala tempat.
Karena rasa kantuk yang teramat berat, dia
tidak menghitung uang kembaliannya dan langsung menyimpannya. Eh, tiba-tiba
sopir bemo mencarinya karena ada kesalahan uang kembalian. Merpati segera
mengeluarkan 1 bagian uang kembaliannya sambil berkata, "Ini Pak, aku
belum menghitungnya." Lalu pak sopir itu memberikan 3 bagian uang
kembalian kepadanya.
Lantas Merpati berusaha memanggil tukang
gojek untuk mengantarnya pulang ke rumah. Namun, matanya tak sanggup menahan
kantuk sehingga dia gagal terus. Maka, dia pun tertidur dan terus tidur karena
tak sanggup membuka matanya. Sementara itu, malaikat Tuhan bergerak untuk meredakan
badai.
0 komentar:
Post a Comment