Sunday, May 26, 2024

Pertanyaan Murid Yesus

Tetangga Cerewet
Kuminta pengikut Budha itu menjawab dua pertanyaan, yaitu:

1. Apa Tujuanmu Berbisnis?

Rick Warren, "Untuk menemukan tujuan hidup Anda, Anda harus berpaling kepada Firman Tuhan, bukan hikmat dunia. Anda harus membangun hidup Anda di atas kebenaran abadi, bukan psikologi pop, motivasi sukses, atau kisah inspirasional”.

Jika tujuan perusahaan hanyalah menghasilkan profit sebesar-besarnya dengan biaya sekecil-kecilnya, tidaklah mengherankan jika karyawan juga berusaha mendapatkan gaji sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya. Misalnya, hanya dengan cara pandai bersilat kata agar terlihat baik di mata bos.

Rick Warren , “Menjalani sisa hidup Anda untuk kemuliaan Tuhan membutuhkan perubahan dalam prioritas Anda, jadwal Anda, hubungan Anda, dan yang lainnya.”

2. Sebagai sesama pengikut Tri Dharma (Budha, Konghucu, dan Taoisme), apa kamu percaya dengan cerita tetanggaku bahwa kesalahan orang tua bisa ditanggung oleh anak, cucu, dan cicitnya?

Sebagai pengikut Yesus, aku tidak percaya akan hal itu, tetapi aku menghargai ceritanya. Di Alkitabku ada tertulis firman yang seolah-olah mendukung hal itu.

Keluaran 20:4-6 (TB) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

Namun, selanjutnya Tuhan menjelaskan pada firman yang lain bahwa anak-anak tersebut ikut menanggung hukuman orang tua karena mereka semua juga melakukan kesalahan yang sama seperti kesalahan orang tua mereka.

Yehezkiel 18:20 (TB) Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

Jadi, kutuk keturunan masih bisa dipatahkan jika kita memilih untuk mengikuti kehendak Tuhan daripada terus menerus mengikuti teladan orang tua yang salah. Bagaimana menurutmu?

Rick Warren, “Saat-saat bahagia, PUJILAH TUHAN. Saat-saat sulit, CARILAH TUHAN. Saat-saat teduh, MENYEMBAH TUHAN. Saat-saat pedih, PERCAYAKANLAH pada TUHAN. Setiap saat, BERSYUKUR pada TUHAN.”

🤝Selamat Hari Waisak.🤝

Hehehe ... ujung-ujungnya melakukan penginjilan. Injil (kabar baik) memang harus disampaikan walaupun belum tentu diterima olehnya. Ini karena Minggu lalu sepulang gereja ada pesan khusus untuk menyampaikan kabar baik kepada anak orang kaya yang tidak mengetahui caranya bahagia. Kasihan ya...

Saat itu kubiarkan sopir gojek menentukan jalannya sendiri. Sekalipun lewat jalan yang tak biasanya, aku diam saja hingga akhirnya dia berkata, "Aku tidak yakin ini jalannya." Sambil menahan tawa campur kesal aku berkata kepadanya, "Kenapa tidak lewat Pasar Kembang? Double Happiness (restoran)." Ah, kukira dia tahu jalannya.

Lalu dia membenarkan. Eh, dia mau kembali ke titik awal keberangkatan. Kataku, "LURUS", lalu dia melewati Double Happiness dan Pasar Kembang.

Tempuhlah jalan yang LURUS dan jangan kembali ke jalanmu semula. Lalu lewati Double Happiness agar ada kebahagiaan ganda karena dulu aku punya teman atheis yang berkata, "perut kenyang, hati senang" dan akhirnya dia mengalami obesitas dan mengidap diabetes. Itulah Double Happiness ala dunia. Namun, kebahagiaan ganda rohani berarti dua orang yang telah bahagia saling berbagi kebahagiaan.

Selanjutnya, lewati Pasar Kembang agar hati berbunga-bunga. Pasar tersebut hanya menjual bunga untuk disekar di kuburan. Nah, jika mengingat kematian, kita pasti bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan berkarya.

Yesaya 38:18-19 (TB) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.

SELALU BERSYUKUR – Kamasean Matthews
Dengan apa kumembalas kasih-Mu yang kuterima dari-Mu? Dengan apa kumembalas cinta-Mu, Oh Yesusku?
Kumau s'lalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau Tuhan yang setia, yang selalu menopang.
Kumau selalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau bapaku yang setia.

Related Posts:

  • Tidak Takut Mati Orang Paling Bahagia Catatan Ibadah ke-1 Minggu 30 Oktober 2016 Filipi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Suatu hari pak Andreas bertemu pak Ahok lalu terjadilah sebuah percakapan. Pak An… Read More
  • Aku Tidak Bisa Mengubah DuniaMenjadi Bangsawan Tuhan di Segala Zaman Catatan Ibadah ke-1 Minggu 03 September 2017 Beberapa waktu lalu seorang isteri pendeta membandingkan seorang pengusaha dengan anaknya. Dia mengatakan bahwa anaknya itu tidak bisa a… Read More
  • Jangan Panggil 'Pak'Beyond the Mediocrity (Melampaui Sesuatu yang Sedang-sedang saja) 2 Catatan Ibadah ke-1 Minggu 25 Juni 2017 Hari ini tumben disebutkan tanggal lahir ko Fuji 13 September 1980 oleh orang yang memperkenalkannya. Bebera… Read More
  • Pasrah AjaBe Still (Berdiamlah) 2 Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 April 2017 Senin lalu seperti biasa aku turun dari boncengan motor temanku lalu dia bersiap melajukan motornya setelah kedua kakiku berjejak di tanah. Eh... salah satu… Read More
  • Lebih Baik Sakit Hati daripada Sakit Gigi Menang atas Penderitaan (2) Catatan Ibadah ke-2 Minggu, 30 Agustus 2015 Ketika pak Sukirno sedikit membahas tentang sakit giginya, aku teringat sebuah lirik lagu yang sempat hits di bumi pertiwi: "daripada sakit hati leb… Read More

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.