Tetangga Cerewet
Kuminta pengikut Budha itu menjawab dua pertanyaan, yaitu:
1. Apa Tujuanmu Berbisnis?
Rick Warren, "Untuk menemukan
tujuan hidup Anda, Anda harus berpaling kepada Firman Tuhan, bukan hikmat
dunia. Anda harus membangun hidup Anda di atas kebenaran abadi, bukan psikologi
pop, motivasi sukses, atau kisah inspirasional”.
Rick Warren , “Menjalani sisa hidup
Anda untuk kemuliaan Tuhan membutuhkan perubahan dalam prioritas Anda, jadwal
Anda, hubungan Anda, dan yang lainnya.”
2. Sebagai sesama pengikut Tri Dharma (Budha, Konghucu,
dan Taoisme), apa kamu percaya dengan cerita tetanggaku bahwa kesalahan orang
tua bisa ditanggung oleh anak, cucu, dan cicitnya?
Sebagai pengikut Yesus, aku tidak percaya akan hal itu,
tetapi aku menghargai ceritanya. Di Alkitabku ada tertulis firman yang
seolah-olah mendukung hal itu.
Keluaran 20:4-6 (TB)
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di
atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN,
Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada
anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang
membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang,
yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
Namun, selanjutnya Tuhan menjelaskan pada firman yang lain
bahwa anak-anak tersebut ikut menanggung hukuman orang tua karena mereka semua
juga melakukan kesalahan yang sama seperti kesalahan orang tua mereka.
Yehezkiel 18:20 (TB)
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut
menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan
anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang
fasik akan tertanggung atasnya.
Jadi, kutuk keturunan masih bisa dipatahkan jika kita
memilih untuk mengikuti kehendak Tuhan daripada terus menerus mengikuti teladan
orang tua yang salah. Bagaimana menurutmu?
Rick Warren, “Saat-saat bahagia,
PUJILAH TUHAN. Saat-saat sulit, CARILAH TUHAN. Saat-saat teduh, MENYEMBAH
TUHAN. Saat-saat pedih, PERCAYAKANLAH pada TUHAN. Setiap saat, BERSYUKUR pada
TUHAN.”
🤝Selamat Hari Waisak.🤝
Hehehe ... ujung-ujungnya melakukan penginjilan. Injil
(kabar baik) memang harus disampaikan walaupun belum tentu diterima olehnya.
Ini karena Minggu lalu sepulang gereja ada pesan khusus untuk menyampaikan
kabar baik kepada anak orang kaya yang tidak mengetahui caranya bahagia.
Kasihan ya...
Lalu dia membenarkan. Eh, dia mau kembali ke titik awal
keberangkatan. Kataku, "LURUS", lalu dia melewati Double Happiness
dan Pasar Kembang.
Tempuhlah jalan yang LURUS dan jangan kembali ke jalanmu
semula. Lalu lewati Double Happiness agar ada kebahagiaan ganda
karena dulu aku punya teman atheis yang berkata, "perut kenyang, hati
senang" dan akhirnya dia mengalami obesitas dan mengidap diabetes. Itulah Double
Happiness ala dunia. Namun, kebahagiaan ganda rohani berarti dua orang yang
telah bahagia saling berbagi kebahagiaan.
Selanjutnya, lewati Pasar Kembang agar hati berbunga-bunga.
Pasar tersebut hanya menjual bunga untuk disekar di kuburan. Nah, jika
mengingat kematian, kita pasti bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk
memperbaiki diri dan berkarya.
Yesaya 38:18-19 (TB)
Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak
dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak
menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang
mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa
memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
SELALU BERSYUKUR –
Kamasean Matthews
Dengan apa kumembalas kasih-Mu yang kuterima dari-Mu? Dengan apa kumembalas
cinta-Mu, Oh Yesusku?
Kumau s'lalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau Tuhan yang setia, yang selalu
menopang.
Kumau selalu bersyukur, Selalu bersyukur. Kau bapaku yang setia.
0 komentar:
Post a Comment