Thursday, May 9, 2024

Pergi ke Kantor

Dampak Kenaikan Tuhan Yesus
Catatan Ibadah ke-1 Kamis 9 Mei 2024

Bapak    : "Besok aku izin 4 jam."
Ibu         : "Loh, Bapak tidak libur?"
Bapak    : "Tidak, padahal saya mendapat tugas pelayanan sebagai WL di gereja. Untung ibadahnya hanya satu kali."
Ibu         : "Anggap saja pelayanan Bapak ada di tempat ini."
Bapak    : "Tidak. Pelayananku di gereja. Itu sudah ada panggilan tugas sebagai WL. Nyanyi."
Ibu         : "Iya (aku tahu WL nyanyi), nyanyi aja di sini, "Di sini senang. Di sana senang. Dimana-mana hatiku senang."
Bapak    : "Di sini susah. Di sana senang. Hanya di sana aku senang."
Lantas mereka tertawa bersama.
Ibu         : "Atasanmu itu agama apa?"
Bapak    : "Ateis."
Ibu         : "Masa Ateis? Bukan Budha?"
Bapak    : "Orang Cina mana ada yang beragama?"
Ibu         : "Loh. Nenek moyang kita beragama Konghucu."
Bapak    : "Tidak. Dia Ateis." 

Dulu salah satu lagu favorit anak asrama yang terjebak dalam belenggu adalah lagu "Di Sini Senang, Di Sana Senang." Jadi, lagu semacam inilah yang akan diajarkan oleh lulusan penyembah kepada WL (worship leader) gereja... wkwwkw... Hehehe... kesannya tidak religius, tetapi bermakna amat dalam sekalipun kata-kata lagunya sangat sederhana dan mudah diingat.

1 Tesalonika 5:16 (TB) Bersukacitalah senantiasa.

Sekalipun Indonesia menjadikan hari Kenaikan Yesus sebagai hari libur, ada beberapa karyawan yang tetap harus ke kantor. Ini karena pemilik perusahaannya belum mengenal Yesus sehingga tak pernah merasa cukup dan selalu merasa rugi jika harus menolak pesanan. Pastilah mereka berpikir bahwa kesempatan belum tentu datang dua kali. Padahal, Tuhan Yesus memiliki banyak pintu kesempatan.

Nah, Bapak itu mungkin seperti Daniel yang ditempatkan di Babel. Jadi, mau tak mau dia harus tetap masuk kerja. Setidaknya dia tidak dilarang beribadah. Hmm, ada benarnya sih jika dia merasa susah, tetapi seharusnya merasa susah karena jiwa-jiwa yang masih terhilang.

Jika di gereja, pelayanan bisa sesuai minat dan bakatnya. Namun, di kantornya dia ditantang mempelajari hal-hal baru yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya. Jadi, kalau di gereja, dia pasti bisa bernyanyi riang, "Hari Ini Kurasa Bahagia."

Namun, kalau di kantor, dia bisa bernyanyi, "Hari ini kurasa sengsara, berkumpul bersama saudara sepabrik. Bos di sini mempersatukan kami tanpa memandang di antara kami. Bergandengan tangan dalam tugas, dalam satu titah, berjalan dalam gelap tak bertepi. Dia kolegaku, dia rekananku. Masalah dapat memisahkan kami."

Hehehe... aku juga memiliki atasan ateis, tetapi dia baik dan tidak workaholic. Untung pencobaanku tak seperti pencobaannya karena hari ini aku bisa libur. Jadi, mari kembali ke lagu gereja yang bahagia. Namun, bahagia tak sama dengan sukacita. Bahagia ditentukan oleh hal-hal eksternal, sedangkan sukacita bersumber dari Roh Penghibur yang ada di dalam diri kita. Jadi, kalau tak bisa bahagia, putuskan untuk bersukacita dalam segala keadaan.

Filipi 4:4 (TB) Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!

HARI INI KURASA BAHAGIA
Hari ini kurasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman. Tuhan Yesus mempersatukan kita tanpa memandang di antara kita. Bergandengan tangan dalam kasih, dalam satu hati, berjalan dalam terang kasih Tuhan. Kau sahabatku, kau saudaraku, tiada yang dapat memisahkan kita.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.