Monday, February 12, 2024

Dia Hanya Diam

Relevant Yet Weak
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 11 Feb 2024

"Nilai-nilai apa yang ingin kamu bangun di komunitas ini?" Tanya seorang warga kepada ketua timnya beberapa bulan lalu. Namun, ketua tim hanya diam saja. Alhasil, karena sudah tak tahan dengan kegelapan yang dia saksikan di komunitas tersebut, warga itu menulis surat kepada ketua tim.

Sepenggal suratnya berbunyi, "Untuk semua yang telah kau dan komunitas ini berikan kepadaku, aku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Aku sampaikan rasa terima kasihku untuk kesempatan yang telah kau berikan kepadaku hingga sejauh ini. Namun, saya minta maaf, setelah setahun berada di komunitas ini, aku menyadari bahwa nilai-nilai kita berbeda."

Intinya, lewat semua ucapan syukur dan terima kasih serta permintaan maaf tersebut, si warga mau meninggalkan komunitasnya yang terkesan suram. Namun, ketua tim tidak mengizinkannya pergi dan malah tetap meminta pendapatnya terhadap beberapa masalah yang sedang terjadi.

Sekalipun kesal karena ketua tim tidak mengabulkan permintaannya, suka tidak suka, mau tidak mau, si warga tetap membantunya karena masih menghargai keputusan ketua tim.

Setelah itu ketua tim berkata, "Pertama-tama, semangat dan ketulusan Anda terhadap komunitas dan nilai-nilai adalah sesuatu yang harus dipelajari setiap orang! Saya juga seperti Anda yang pada awalnya ingin meningkatkan mentalitas setiap orang agar jujur terhadap diri sendiri. Saya melewati proses yang sama dan perasaan saya saat ini: kecewa!"

Matius 10:16 (TB) "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Warga itu pun bertanya-tanya, "Ah, bagaimana ketua tim bisa melihat ketulusan itu? Seharusnya dia tidak melihatnya agar aku bebas mencari tempat yang terang karena aku percaya bahwa duniaku tak selebar daun kelor."

Roma 12:15 (TB) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!

Dengan kata lain, Tuhan berkata, "Kecewanya adalah kecewamu juga." Ah, andaikata transfer nilai semudah transfer uang, tentulah mereka berdua tak perlu kecewa. Namun, seiring kemajuan teknologi masa kini, transfer nilai justru makin susah karena batasan budaya makin terbuka dan batasan nilai makin abu-abu.

Daripada transfer nilai kepada orang-orang itu, mengapa ketua tim tidak mencari orang-orang yang sudah memiliki nilai yang sama? Bukankah hanya Tuhan yang bisa mengubah nilai intrinsik setiap orang?

Huff ... kenapa nasibnya harus menjadi nasibku? Kuhanya bisa terdiam sembari memandangi lampu-lampu di sekitarku. Sebagian besar dari mereka hanya menyala saat gelap. Namun, jika pemiliknya agak korslet, mereka bisa menyala di tempat terang. Ya, begitulah nasib para lampu. Mereka diciptakan untuk menerangi kegelapan, seperti dirimu yang sedang membaca tulisan ini ... xixixi …

Matius 5:14 BIMK Kalian adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas bukit tidak dapat disembunyikan.

KAULAH HARAPAN – Sari Simorangkir
Bukan dengan kekuatanku kudapat jalani hidupku. Tanpa Tuhan yang di sampingku, kutak mampu sendiri.
Engkaulah kuatku yang menopangku. Kupandang wajahmu dan berseru.
Pertolonganku datang dari-Mu. Peganglah tanganku, jangan lepaskan. Kaulah harapan dalam hidupku.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.