Sunday, January 28, 2024

Itu Pilihan

Hidup dalam Kekudusan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 28 Jan 2024

"Jika aku ada di posisimu, aku akan meminta Kak Tani memilih, "pilih aku atau dia". Kalau Kak Tani memilih dia, aku akan mundur." Jawab Senior menanggapi pertanyaan Yunior.
"Aku sudah melakukannya dan Kak Tani memilih temannya, tetapi dia juga tidak mengizinkan aku mundur. Maka dari itu, aku ingin kabur, tetapi aku baru bisa kabur jika aku juga bisa pindah rumah." Kata Yunior pula.

Senior bercerita bahwa dia memiliki seekor kura-kura yang sering kabur dari rumahnya. Namun, tak seorang pun berani mencuri kura-kura itu karena ada CCTV di kompleks perumahannya. Jadi, acapkali kabur, kura-kura itu berhasil ditemukan lagi oleh pembantunya atau dikembalikan oleh orang lain yang menemukannya. Hmm... kasihan kura-kura. Dia ingin bebas, tetapi tak ada yang mendukungnya.

Kadang kala sebagai tawanan Roh kita pun bernasib seperti kura-kura itu. Kita tidak mengerti dan tetap mencoba untuk kabur. Menurut rumor yang beredar, istri Kak Tani juga sudah kabur sambil membawa anaknya. Jika benar istrinya tak tahan terhadapnya, apalagi orang asing. Uwaahh... mana tahan? Hidup Kak Tani tuh terlihat lebih banyak dukanya daripada sukanya. Siapa sih yang mau berbagi duka dengannya jika dia sendiri memang menyukai masalah?

Yunior pun bermimpi pada suatu malam dia telah berpamitan kepada Kak Tani untuk pulang ke rumahnya dan dia sudah mendapatkan izinnya. Namun, sopir gojek yang dipanggilnya selalu membatalkan pesanan. Hingga menjelang subuh Yunior tetap tak bisa pulang dan masih menunggu di depan pintu gerbang rumah itu bersama seorang memenya dan beberapa orang asing lainnya.

Memenya sudah mendapatkan gojek, tetapi belum datang pula sehingga dia berusaha membenahi aplikasi Yunior sambil menunggu sopir gojeknya datang menjemputnya. Yunior pun enggan untuk kembali ke dalam rumah Kak Tani. Maka, dia memutuskan untuk segera keluar dari alam mimpi yang menyebalkan itu dan dia berhasil … wkwkww… sayangnya cuma kabur dari mimpi.

Yunior pun tak bisa melupakan mimpi lainnya tentang Kak Tani. Di dalam mimpi sekitar sebulan lalu itu dia melihat Kak Tani sedang berdiri di mimbar kecil sembari berkhotbah kepada beberapa orang tentang sunat bangsa Yahudi. Dengan bete Yunior mendengarkan khotbahnya sambil membatin, “Mengapa dia berkhotbah tentang sunat? Mengapa bukan topik yang lain?”

Biasanya emak-emak akan bertanya kepada bocah nakal, “Apa kowe njaluk tak sunat?” (Apa kamu mau kusunat?) Meskipun enggan mendengarnya, Yunior tetap berada di sana untuk mendengarkan dia padahal sebenarnya dia ingin pergi jalan-jalan ke pasar lokal setempat. Kak Tani pun berbicara sambil tersenyum karena masih ada yang mau mendengarkannya. Eh, tadi pak Leo menyampaikan ayat tentang sunat. Benar toh, yang penting bukan sunat bangsa Yahudi, tetapi sunat rohani.

1 Korintus 7:19 (TB) Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.

Kak Tani pernah berkata, "Selesaikan masalah kecil sebelum menjadi besar, tetapi dia malah berteman dengan trouble maker yang munafik." Jika dia tidak bisa menghidupi perkataannya, bagaimana jika nantinya dia menjadi pengkhotbah yang tidak bisa menghidupi khotbahnya? Fiuh…, dasar mimpi aneh. Dia bukan orang Kristen. Mengapa bisa ada mimpi semacam itu sih?

Lantas ketika Yunior memprotes selera pertemanannya, Kak Tani menjawab, "Ini kesempatan bagi kita untuk belajar mengasihi." Tentu saja Yunior enggan melakukannya karena dia sudah melihat wujud asli teman Kak Tani.

Mazmur 26:4 (TB) Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul;

Kata Yunior kepada Senior, "Sekarang aku sudah tak peduli lagi dengan teman Kak Tani. Karena aku tidak boleh mundur, aku akan membiarkan teman Kak Tani menebarkan benih lalang di ladang gandum. Aku akan membiarkan lalang itu tumbuh bersama gandum hingga Kak Tani dirugikan oleh temannya itu. Hanya dengan cara ini Kak Tani pasti bisa membuka matanya lebar-lebar."

Senior memandang baik rencana Yunior. Jika Yunior masih menghalang-halangi teman Kak Tani menaburkan benih lalang, selamanya Kak Tani tidak bisa melihat wujud asli temannya. Kak Tani amat terbuai dengan seduhan teh sarang burung buatan temannya itu sehingga susah membuka matanya.

Matius 13:30 (TB) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."

GANDUM dan BUKAN LALANG (Jonathan Prawira)
Berakar dalam kasih karunia-Mu, Bertumbuh terus oleh benih firman-Mu, Berbuah lebat bagi kerajaan-Mu, Ini panggilan sejatiku.
Ya Tuhan kupercaya di tangan-Mu Kau pasti membangun hidupku menjadi seindah yang Kau rancang, yang memuliakan nama-Mu dan berarti di tengah dunia seperti gandum dan bukan lalang.

Sikap Orang Tua yang Diturunkan

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.