Pentingnya Bersyukur
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 17 Desember 2023
Kata Mr. Puzzle, "Untuk menyelesaikan
masalah ini, kembalilah ke titik 0. Lalu majulah 1 langkah. Setelah beres,
majulah 2 langkah lagi dan lanjutkan 3 langkah lagi. Setelah terselesaikan
dengan baik, majulah terus hingga 4 langkah lagi dan kamu akan tiba di titik
10."
Ms. Simple juga pernah bertanya kepada Mr.
Mingpai, "Sebenarnya apa yang diminta oleh Mr. Labirin? Aku tidak paham.
Dia mengatakan aku hanya perlu menuruti perkataan Mr. Puzzle, tetapi aku juga
tidak paham perkataan Mr. Puzzle."
Mr. Labirin lebih rumit daripada Mr.
Puzzle karena dia suka merumitkan hal sederhana dan keras kepalanya seperti
alat mekanik. Untuk mendapat 10, dia akan mengalikan 2 dengan 5 lalu
menambahkan angka 1 yang telah dikalikan dengan 2 dulu dan menguranginya dengan
2 lagi.
Gak
jelas deh. Bukankah cukup 2x5? Untuk apa masih ditambah dan dikurangi dengan
lainnya lagi? Cara kerjanya tuh jadi tidak efisien. Kalau bisa dipermudah, mengapa dipersulit?
Dulu tiba-tiba Mr. Puzzle menegur Ms. Simple, "Jika kamu tidak memahami perkataanku, silahkan kamu bertanya kepada Mr. Mingpai." Wah, ternyata ketahuan. Padahal, demi menjaga perasaan Mr. Puzzle, acapkali Ms. Simple tidak memahami perkataan Mr. Puzzle, dia akan bertanya secara diam-diam kepada Mr. Mingpai. Eh, sepertinya Mr. Mingpai malah menyampaikannya kepada Mr. Puzzle.
Nah, minggu lalu Mr. Puzzle malah berkata,
“Kita harus sering-sering berkomunikasi.” Maka, Ms. Simple bertanya kepada Mr.
Puzzle, "Kalau sering berkomunikasi, nanti kita bisa sering salah paham.
Jadi, kenapa tidak menggunakan Mr. Mingpai sebagai perantara? Kalau ada cara yang mudah, mengapa memilih
cara yang sulit?" Namun, Mr. Puzzle tidak bisa langsung menjawabnya.
Ah, sesungguhnya orang yang simple adalah orang
yang tidak bisa berpikir terlampau rumit. Jika bisa menggunakan persamaan
Matematika sederhana, mengapa harus menggunakan perhitungan bertingkat dan soal
cerita?
Daripada berubah menjadi Ms. Pusying,
lebih baik tetap menjadi Ms. Simple. Hal-hal rumit biarlah dipikirkan oleh Bapa
di surga.
JEJAK-MU TUHAN
Sering ku tak mengerti
jalan-jalan-Mu Tuhan bagai di belantara yang kelam.
Tanpa seribu tanya namun tetap percaya. Jejak-Mu Tuhan sungguh sempurna.
Ajar kumemahami semua yang Kau ingini agar hidupku puaskan hati-Mu.
Bagi-Mu aku rela sepenuh hati menghamba. Serahkan diri genapi karya-Mu.
0 komentar:
Post a Comment