Catatan Ibadah ke-1 Minggu 3 Des 2023
Mungkin kita berpikir bahwa berjalan dalam
limpahan kasih karunia berarti kehidupan kita akan dipenuhi dengan kebahagiaan
dan hal-hal menyenangkan. Namun, ternyata ada sisi lain kasih karunia.
Contoh orang yang berjalan dalam kasih
karunia adalah Daud. Jika ditanya, "Siapa Daud?" Kita yang telah
mendengar tentangnya pasti menjawab, "Pembunuh Goliat". Namun, tak
banyak orang yang ingat ketika Daud berpura-pura gila ketika lari dari kejaran
Saul.
1 Samuel 21:11 (TB) Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada
tuannya: "Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia
orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian: Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa?"
Daud berhasil membunuh Goliat dan banyak musuh sehingga Saul khawatir jabatan raja jatuh ke tangan Daud. Maka, Saul berusaha membunuh Daud. Hal ini membuat Daud menjadi seorang pelarian. Dalam pelariannya dia bertemu Akhis – musuhnya.
1 Samuel 21:12-13
(TB) Daud memperhatikan perkataan itu,
dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu. Sebab itu ia
berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat
pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan
ludahnya meleleh ke janggutnya.
Siapa yang punya masalah? Apa ludahmu masih berada di dalam dan tidak sampai
menetes-netes? Jika ya, tentu masalahmu belum sebesar masalah Daud. Namun,
ketika Daud sedang berpura-pura gila, dia menulis mazmur 34.
Mazmur 34:5 (TB) Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab
aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
Ketika Daud merasa kosong dan lemah, dia
berfokus kepada Tuhan. Dia biarkan Tuhan mengisi kekosongan tersebut.
Mazmur 34:9 (TB) Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN
itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Ketika mendengar ayat tersebut, seringkali kita ingin bernyanyi gembira seperti orang yang telah mendapat uang baru, mobil baru, suami / istri baru JANGAN, pacar baru, atau pekerjaan baru. Padahal, Daud menyanyikannya sambil berpura-pura gila.
Jadi, kasih karunia tidak selalu meluputkan kita dari masalah. Ada kalanya kasih karunia hanya memampukan kita melewati masalah. Hal ini juga dialami oleh Paulus yang tidak bisa menyingkirkan duri dalam dagingnya.
Banyak pakar teologi tidak memahami duri dalam daging Paulus. Namun, hal ini bisa berupa sakit penyakit atau masalah lain yang tidak bisa keluar dari hidup kita. Tuhan bisa membuat mujizat kesembuhan. Namun, kalau Dia izinkan kita tetap sakit, Dia akan memberi kita kekuatan untuk melewatinya.
2 Korintus 12:9 (TB)
Tetapi jawab Tuhan kepadaku:
"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Kasih karunia Tuhan akan mengosongkan kita
agar tidak lagi bersandar pada kekuatan diri sendiri. Ketika dikosongkan
seperti botol minum plastik tanpa air, kita cenderung rapuh dan sensitif
sehingga segala sesuatu akan terlihat salah di mata kita. Jadi, dalam situasi
ini lebih baik kita diam saja daripada salah bicara.
Mungkin kita akan berkata, "AC gereja
terlalu dingin", tetapi saat suhunya diubah, kita akan mengatakan bahwa
AC-nya panas dan berpikir bahwa gereja kekurangan uang. Kita juga berpendapat
bahwa suara worship leader tidak bagus dan lagunya tidak tepat. Jadi, saat
merasa kosong, semua akan terlihat salah di mata kita.
Pada saat mengalami kekosongan kita harus
berfokus kepada Tuhan, seperti sedang mengisikan air ke dalam botol. Kita tidak
bisa melakukannya sambil melakukan hal-hal lain. Kita harus fokus kepada Tuhan
hingga mengalami kepenuhan kasih-Nya.
KEKUATAN HATIKU
Kuasa-Mu nyata di dalam
kelemahanku. Kekuatan-Mu menopang seluruh hidupku. Darimana datang
pertolonganku? Hanya Yesus pertolonganku.
Engkaulah sumber kekuatan hatiku, tempat persembunyianku. Engkau penolong
di saat susahku, tempat perlindunganku. Kau menara dan perisai di hidupku.
0 komentar:
Post a Comment