23 adalah Pintu
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 26 Nov 2023
Sementara
Mr. Taiwan berusaha mencerna persoalan yang terjadi, diam-diam kuncinya diambil lagi oleh Mr. Cina dan dia kembali menghalang-halangi orang
masuk ke ruangan itu. Maka, dengan bantuan seorang bapak, aku mengambil kunci itu
sehingga mereka bisa masuk.
Sayangnya,
sekalipun pintu sudah dibuka,
Mr. Cina tetap menghalangi orang-orang untuk mengamankan barangnya di sana. Alhasil, aku terpaksa meminta bantuan Mr.
Taiwan untuk menelepon dia agar dia tidak menghalangi mereka masuk melalui
pintu itu. Namun, Mr. Cina tidak menjawab teleponnya.
Maka, aku sendiri yang menelepon Mr. Taiwan dan memaksa Mr. Cina berbicara dengannya melalui ponselku. Setelah mereka berbicara cukup lama, Mr. Cina pun mengizinkan orang-orang memasuki pintu itu.
Lantas Mr. Cina berlagak HPnya mati. Dia pun meletakkan HP-nya di lantai lalu menginjak lantai di sebelah HP-nya. Ah, kebanyakan gaya, tetapi siapa yang akan terpesona dengan ulahnya?
Lalu Mr. Taiwan menjelaskan
bahwa setiap hari Mr. Cina mau membuka pintu bagi mereka. Namun, aku langsung menjawab,
"Dia berbicara begitu setelah berbicara denganmu lewat HP-ku. Sebelum berbicara denganmu dia telah melarang
mereka memasuki pintu itu."
Ih ... pintar sekali Mr. Cina
memutar balik omongan. Rasanya jadi konyol sekali. Untuk berbicara dengan
seseorang yang hanya beberapa langkah di depanku, aku harus meminta bantuan
seseorang di Taiwan. Ah, I
almost crazy rich … rich emotions ... wkwwkw... Ini karena dia enggan mendengarkan orang-orang Indonesia.
Mazmur 119:170 (TB) Biarlah
permohonanku datang ke hadapan-Mu; lepaskanlah aku sesuai dengan janji-Mu.
Ah, rasanya aku ingin membuat
petisi untuk disampaikan kepada orang pusat di Taiwan yang ditandatangani oleh semua orang di
Indonesia. Bunyi
petisinya, "Kembalikan Mr. Cina kepada istrinya di Cina karena tak baik
memisahkan sepasang insan yang sudah ditakdirkan untuk sehidup semati."
Wkwwkw... sebenarnya agar
terbebas dari gangguan orang itu. Ah, aku menunggu Tuhan membuka pintu bagiku,
tetapi Dia malah berkata, "Kamu adalah pintu." Jadi, akulah yang harus membuka dan
menutupnya. Ok, aku akan tetap menutup fungsinya agar dia tidak membuat
kekacauan lagi. Jika Tuhan ada
di pihakku, siapa lawanku?
DARI-MU PERTOLONGANKU (JPCC
Worship)
Engkau Tuhan yang setia. Tak 'kan pernah meninggalkan. Kau buka jalan bagiku
saat kuhilang harapan.
Tak sedetikpun terlambat. Tangan-Mu tak pernah gagal. Sempurnalah rencana-Mu.
Terbaik bagiku.
Kau Tuhan yang tak terbatas. Kuasa-Mu sanggup ‘tuk memulihkan hidupku, hatiku,
tenangkan jiwaku. Yesus, Engkau kuandalkan.
Kupegang semua janji-Mu hanya dari-Mu pertolonganku. Damai sejahtera, Kau
s’lalu beserta. Pada-Mu aku percaya.
Damai sejahtera, Kau s’lalu beserta. Pada-Mu aku percaya.
0 komentar:
Post a Comment