Kasih Karunia yang Tidak Terduga
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 10 Desember 2023
Suatu hari pak Rubin diberitahu ada ketua
waria yang beribadah di gerejanya. Orang itu dan temannya diundang makan di
ruangan hamba Tuhan. Temannya sudah transgender. Dia sudah mengubah semua
peralatannya dari pria menjadi wanita.
Ketika masuk ke ruangan hamba Tuhan,
mereka merasa tidak layak karena merasa berdosa. Bahkan, saat beribadah mereka
duduk di bangku paling belakang. Namun, penerimaan dari pak Rubin membuat
mereka merasa nyaman.
Lantas waria yang sudah transgender bertanya
melalui temannya, "Apa dia harus mengubah tubuhnya kembali menjadi pria?"
Ini pertanyaan yang sulit. Namun,
tiba-tiba pak Rubin teringat sebuah ayat lalu menjawab, "Tetaplah dalam
keadaanmu sewaktu kamu dipanggil Tuhan karena yang terpenting ada perubahan
hati. Mulai sekarang padamkan keinginan untuk mencari pasangan."
Jika nantinya dia mau mengembalikan tubuhnya kembali sebagai pria, itu bukan masalah. Pak Rubin tidak akan mencampuri hal itu. Perubahan hati jauh lebih penting daripada perubahan aksesori tubuh.
Pak Rubin pun tidak berkeberatan melayani
di gereja lain yang berfokus melayani para waria. Gembala di sana sangat
berterima kasih atas kehadirannya karena gerejanya seringkali dicap sebagai
gereja sesat. Padahal, justru orang
sakit yang memerlukan tabib.
Ada wanita yang melakukan banyak pelayanan
setiap hari. Dia melayani orang jompo, mengikuti persekutuan doa, menjenguk
orang sakit, dan lain-lain. Orang-orang berpendapat bahwa dia seperti Yesus.
Namun, anaknya malah tidak disuapi dan
tidak dimandikan sehingga tampak awut-awutan. Celananya pun terbalik dan air
terjun niagara menetes dari hidungnya. Seharusnya wanita lebih mendahulukan pelayanan di dalam keluarga sebelum
melayani di luar rumah.
Smith Wigglesworth merupakan pendeta yang
luar biasa hingga dapat membangkitkan orang mati. Namun, dia bisa menjadi
pendeta karena dimenangkan oleh kelakuan istrinya.
1 Petrus 3:1-2 (TB) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri,
tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada
Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika
mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
Wanita diciptakan Tuhan sebagai penolong
pria. Siapa yang lebih kuat: penolong atau yang ditolong? Tentu daja penolong.
Pria tampak memiliki casing yang
kuat, tetapi jika ditinggal mati oleh istrinya, mereka akan menikah lagi karena
ada ayatnya bahwa tidak baik bagi pria untuk hidup seorang diri.
Sebaliknya, wanita terlihat lemah, tetapi
justru kuat. Jika suaminya meninggal, seringkali mereka tidak menikah lagi.
Pria diciptakan dari debu tanah, sedangkan wanita diciptakan dari tulang rusuk
pria. Mana yang lebih kuat? Debu atau tulang? Tentu saja tulang. Jadi, sebenarnya wanita lebih kuat daripada pria.
Ini sebabnya wanita harus menolong pria.
Coba saja suami ajak istri ke mall.
Setelah beberapa jam suami pasti merasa lelah dan ingin duduk, tetapi wanita
masih sanggup berjalan dari terbit matahari sampai kepada terbenamnya. Mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah. Mereka berlari dan tidak menjadi lesu.
Kantong belanja di kanan kirinya, tetapi mereka tidak merasa lelah.
0 komentar:
Post a Comment