Janji Tuhan Memulihkan
Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 12 Des 2023
Di sebuah Desa Kuncup terlihat Kak Tani
mengalami kesulitan dalam mengelola lumbung bunganya. Lantas dia meminta
bantuan Mr. Expert untuk memperbaiki keadaan lumbungnya. Namun, alih-alih
memperbaiki lumbung, Mr. Expert malah merusak lumbung dan mengganggu para
bunga.
Karena tak tahan dengan situasi ini, Bunga Bakung mempertanyakan cara pandang Kak Tani terhadap Mr. Expert. Dia khawatir Kak Tani telah salah menilainya. Namun, Kak Tani berkata, "Semua bunga harus bersabar terhadapnya. Ini hanyalah perbedaan sudut pandang. Contoh: Feses tidak disukai manusia, tetapi dibutuhkan oleh para bunga karena bisa menjadi pupuk."
Bunga Bakung pun cukup lama merenungkan perkataan Kak Tani lalu dia tersadar. Memang benar Feses bisa berubah menjadi pupuk dan pupuk bisa menyuburkan bunga. Namun, Mr. Expert pasti bukanlah Feses karena dia suka merusak dedaunan para bunga. Lagipula tidak semua bunga membutuhkan Feses. Bunga yang terbiasa tumbuh liar di tempat gersang tidak membutuhkannya.
Kidung Agung 2:1 (TB)
Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung
di lembah-lembah
Kemungkinan besar Mr.Expert telah terinfeksi oleh rambut atau duri Ulat Daun. Lantas dia melupakan jati dirinya sehingga selalu bertindak seperti Ulat Daun. Suka tidak suka, faktanya Mr. Expert telah berubah menjadi hama bagi lumbung bunga.
Maka, sudah dipastikan bahwa dia tidak
akan bisa berubah menjadi pupuk. Dia hanya bisa bermetamorfosis menjadi
kupu-kupu jika dia sudah sembuh dari segala kegilaannya. Namun, mengapa Kak Tani
tidak menyadari hal tersebut?
Mengapa
dia tidak bisa membedakan pupuk dan hama?
Semua orang sudah mengetahuinya, kecuali dia. Mengapa Kak Tani malah berusaha
merusak lumbung bunganya sendiri? Bukankah ini konyol?
Beberapa hari kemudian Bunga Bakung
mengantar Bunga Méihuā - putri Ulat Daun. Kusir kereta mengambil buket bunga
yang telah dipesan oleh teman Méihuā lalu menyerahkannya kepada Méihuā.
Namun, di dalam kereta Méihuā tampak agak
kecewa. Katanya, "Mengapa ada bunga putih ini? Bunga ini tidak membawa keberuntungan. " Bakung pun bertanya,
"Apa untuk acara ulang tahun? Birthday?"
Namun, tiba-tiba Méihuā bertanya lagi
dengan ponselnya, "Apa ada toko bunga lain? Mau beli lagi." Setelah
menjelajah internet kusir kereta dan Bakung menemukan Omah Bunga terdekat. Foto
buket bunganya sungguh cantik dan Méihuā pun tertarik. "Ayo ke sana,"
katanya.
Mereka pun mendatangi Omah Bunga. Setiba
di sana mereka mendapati bahwa mereka hanya menjual buket bunga artifisial.
Padahal, Méihuā mau bunga yang masih segar. Alhasil, mereka batal membeli bunga
dan segera pergi.
Tak habis akal Méihuā segera mengambil dan
membuang bunga-bunga putih yang dianggapnya tidak membawa keberuntungan.
Setelah itu Bakung melihat buket bunganya menjadi lebih cantik.
0 komentar:
Post a Comment