Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Des 2023
2 Petrus 1:3-4 (TB) Karena kuasa ilahi-Nya telah
menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh
oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya
yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia
telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat
besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan
luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Kita perlu mengetahui janji Tuhan supaya
kita diluputkan dari segala sesuatu yang membinasakan. Ada seorang istri yang
sering mengalami KDRT dari suaminya. Suatu hari istri dapat merasakan bahwa
hidupnya dalam bahaya. Dia merasa bahwa dia akan dibunuh oleh suaminya. Namun,
Tuhan itu baik dan setia.
Tiba-tiba mobil yang disetir suaminya
menabrak motor. Suaminya pun keluar dari mobil untuk menghadapi pemotor. Maka, istri
bisa kabur dari suaminya. Dia hanya bisa berlari tanpa tujuan ke dalam
gang-gang yang tak diketahuinya sambil berdoa, "Tuhan, aku tak tahu harus
kemana karena aku tidak membawa apa-apa selain beberapa ratus ribu
Rupiah." Ponselnya pun tertinggal di mobil.
Ketika kembali ke mobil, suami bingung
mencari istrinya. Sementara itu, tiba-tiba ada orang yang memanggil nama
istrinya, sebut saja Bunga. "Bunga, ngapain kamu di sini?" Ternyata
orang itu adalah tantenya yang sudah lama terpisah darinya.
Bunga pun bercerita kepada tantenya. Lalu
tantenya berkata, "Kamu tinggal saja bersama Tante. Untuk sementara waktu,
jangan hubungi suamimu. Lalu siapa yang bisa kamu hubungi selain suami?"
Bunga mengingat nomer telepon istri pak Arman. Maka, dia meneleponnya.
Namun, bagi istri, itu adalah ulang tahun pernikahan yang pertama karena 10 tahun sebelumnya dia babak belur. Jadi, dia mau memulai lagi dari awal. Inilah bukti kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya jika kita memberi respon dengan benar. Jika kita salah merespon, kita bisa kehilangan kesempatan untuk menikmati janji Tuhan.
Ada seorang anak laki-laki yang memilih
untuk bersekolah di tempat anak-anak nakal. Papanya sempat keberatan karena
khawatir anaknya menjadi korban dan di-bully.
Anaknya malah menjawab, "Tapi, mereka butuh Yesus. Justru di tempat gelap dibutuhkan Terang. Jika Terang berada di tempat
terang, nanti malah silau."
Maka, anak itu diizinkan bersekolah di
sana. Lambat laun salah satu temannya bertobat. Anak itu hanya bertanya
kepadanya, "Kenapa sih kamu nakal? Kamu perlu Yesus supaya tidak
nakal." Temannya bertanya, "Siapa Yesus itu?" Maka, mulailah
anak itu menginjili temannya.
Kemudian anak itu mengajak temannya datang
ke rumahnya. Di sana mama anak itu bertanya kepada temannya, "Apa kamu
selalu dijemput oleh mamamu?" Ternyata iya. Maka, dia sering meminta teman
anaknya untuk datang ke rumahnya. Nah, ketika mama temannya datang menjemput,
dia diminta menunggu sambil diajak berbincang-bincang tentang Yesus. Maka, mama
temannya juga menerima Yesus.
Selanjutnya, mereka mau mengajak papa
temannya untuk mengikuti kelompok sel, tetapi papanya anti gereja dan tidak
pernah mau ikut. Suatu hari ada acara camp
untuk pria sejati. Karena acaranya diadakan di sekolah, papa temannya mau ikut.
Mama temannya juga ikut melayani dengan
menyiapkan makanan untuk para pria. Acara demi acara disampaikan dan papa
temannya merasa terjebak. Maka, dia duduk di bangku paling belakang sambil melipat
tangan di depan dadanya.
Namun, menjelang akhir acara ada tema
tentang pernikahan. Tiba-tiba pria itu berkata kepada istrinya, "Kurasa
ini sudah waktunya."
"Waktu apa?" Tanya istrinya.
"Waktuku untuk menerima Yesus." Maka, sejak saat itu dia mulai
memercayai Yesus.
0 komentar:
Post a Comment