Sunday, September 17, 2023

Melayani Satu Jiwa ~ Pdt. Stefanus Sujono

Harga Satu Jiwa
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 17 Sept 2023

Pak Stefanus juga memiliki pelayanan untuk menampung bayi-bayi yang tidak diharapkan oleh orang tuanya karena mereka hamil di luar nikah. Suatu hari di desa yang jauh dari kota ada seorang wanita yang punya masalah. Suaminya bekerja di tempat yang jauh dan hanya bisa pulang setelah 6 bulan.

Suatu hari dia hamil. Bagaimana dia bisa hamil padahal suaminya tidak pulang? Dia selingkuh. Suaminya berkata, "Kalau nanti saya pulang dan mendapati ada bayi atau anak di sini, saya akan menceraikanmu."

Karena takut dicerai, dia pun berusaha menggugurkan bayi dalam kandungannya dengan meminum obat-obatan. Namun, bayi itu tetap bertahan. Lantas dia bercerita kepada tetangganya dan dia diberitahu bahwa di kota ada orang yang mau menampung bayinya. Jadi, dia tidak lagi berusaha menggugurkan kandungannya.

Singkat cerita, karena malu, dia tidak ke rumah sakit dan melahirkan bayinya secara mandiri di rumahnya. Bayi itu kebiru-biruan karena pengaruh obat-obatan penggugur kandungan. Dengan sisa tenaga yang ada dia membungkus bayinya dengan kain lusuh karena hanya ini yang dia punya.

Lantas dia berikan bayi itu kepada tetangganya. Dengan berjalan kaki dan memeluknya erat-erat, tetangganya tiba di kota. Dia meletakkan bayi itu di depan rumah penampungan bayi terlantar. Teman pak Stefanus yang menemukan bayi itu di depan rumah segera membawanya ke rumah sakit.

Dokter berusaha menyelamatkan nyawanya. Karena saat itu pak Stefanus sedang berada di rumah sakit yang sama, dia menyempatkan diri untuk mendoakan bayi Daud itu dari balik kaca, "Tuhan, sembuhkan bayi Daud dan pakailah dia sesuai rencana-Mu."

Sayangnya, bayi Daud tak tertolong. Pak Stefanus sempat memikirkan biaya perawatannya dan pemakamannya. Lalu Tuhan berkata, "Sekalipun bayi Daud hanya hidup beberapa hari, AKU juga rela mati untuknya." Maka, sebagai pemimpin, pak Stefanus langsung mengambil keputusan, "Makamkan bayi Daud seperti orang dewasa. Berikan yang terbaik untuknya."

Keluaran 2:3 (TB) Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan tér, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil;

Bayi yang dibuang di sungai itu adalah Musa. Sungai Nil merupakan sumber kehidupan bagi orang Mesir. Namun, sumber kehidupan ini malah menjadi sumber kematian. Sejak banyak bayi laki-laki dibunuh dan dibuang ke dalamnya, sungai itu menjadi bau karena mayat-mayat bayi yang ada di dasar sungai.

Ketika bayi Musa dibuang ke sana, dia diangkat dan diselamatkan oleh putri Firaun. Kita juga telah diangkat dan diselamatkan oleh Tuhan dari kematian. Maka, kita harus menceritakan hal ini kepada orang-orang di luar sana yang membutuhkan. Mereka menantikan kehadiran Musa-musa untuk menyelamatkan mereka.

MELAYANI, MENGASIHI
Berjuta jiwa tak tahu kemana 'kan pergi. Berjuta tangan terulur menantikan kasih. Ooo.....Tuhan jadikanlah hidupku alat kasih-Mu dan memuliakan-Mu seumur hidupku.
Reff : Melayani, mengasihi, kuingin lebih lagi. Melayani, mengasihi kuingin lebih lagi. Melayani, mengasihi kuingin lebih lagi.
Melayani dan mengasihi-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.