Catatan Ibadah ke-1 Minggu 3 Sept 2023
Keselamatan jiwa-jiwa tidak terlepas dari
doa dan penyembahan. Kebangkitan rohani di Azusa Street pun bermula dari doa
dan penyembahan.
Ada seorang hamba Tuhan yang berdoa di
kamarnya. Lalu diam-diam mamanya masuk ke kamarnya. Ketika memasuki kamar
tersebut, mamanya merasakan hadirat Tuhan yang sangat kuat hingga sampai rebah.
Hamba Tuhan itu tidak menyangka mamanya akan masuk ke kamarnya. Dia hanya
berdoa sungguh-sungguh untuk kepentingannya.
Yakobus 5:16 (TB) Karena
itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu
sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya.
Ketika saling mengaku dosa dan hidup
dipenuhi firman, kita akan dibenarkan. Sebagai orang yang dibenarkan, doa kita
sangat besar kuasanya bila didoakan dengan yakin dalam nama Yesus.
Orang benar itu enak karena hidupnya
dituntun oleh Tuhan. Ini bukan berarti selalu
bertanya kepada Tuhan tiap kali melakukan hal-hal kecil. Namun, ini berarti
hidup kita dipenuhi oleh firman dan bebas dari kepahitan.
Jika sumbernya pahit, segala sesuatu yang keluar darinya juga pahit. Namun, jika sumbernya manis, segala sesuatu yang keluar darinya juga manis. Jadi, kita harus senantiasa menjaga hati karena hati kita adalah sumber kehidupan.
Amsal 4:23 (TB) Jagalah
hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Ketika berdoa, kita sedang berkomunikasi
dengan Tuhan. Karena doa adalah komunikasi, kita tidak harus berdoa seperti
ini, "Tuhan yang agung dan mulia, dengarkanlah doaku..."
Tidak salah sih berdoa seperti itu, tetapi doa
kita juga bisa berupa cerita atau curhat, "Tuhan hari ini aku bertemu
dia, tetapi dia tidak mau melihatku dan justru membuang mukanya
jauh-jauh." Doa juga bisa berupa permintaan dan pemberian.
Ketika kita sulit berdoa atau tak ingin
berdoa, Roh Kudus pun akan berdoa untuk kita. Ini gunanya kita diberi karunia
berbahasa Roh.
Roma 8:26 (TB) Demikian
juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Pada zaman dulu Musa diperintahkan Tuhan
untuk membuat kemah suci dan tabernakel dengan detail yang sudah Tuhan
tentukan. Jemaat pun membawa persembahan mereka ke sana atas kesadarannya
sendiri karena saat itu tidak ada kotak kolekte yang diedarkan.
Mereka biasa membawa kambing, domba, atau
lembu sapi. Namun, zaman sekarang kita tidak membawa hewan korban semacam itu.
Pemberian kita pun tidak harus berupa uang, tetapi bisa berupa persembahan
hidup.
BAPA KUPERSEMBAHKAN TUBUHKU ♪
Bapa kupersembahkan tubuhku
s'bagai persembahan yang hidup, kudus dan yang berkenan pada-Mu s'bagai ibadah
yang sejati. Kusembah Kau Tuhan. Kusembah Kau Tuhan. Kuserahkan hidupku
kepada-Mu untuk kemuliaan nama-Mu.
0 komentar:
Post a Comment