Pemberi Solusi
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27
Agustus 2023
Nah, kembali ke Mr.
Bright. Sehari kemudian dia juga meminta data sejenis lainnya, tetapi Lui belum
pernah menyiapkannya. Maka, dia memerlukan waktu beberapa hari untuk
menyelesaikannya. Untunglah badannya sudah pulih sehingga Lui bisa lembur di
rumah untuk menyelesaikannya.
Beberapa hari
sebelumnya setengah badan
Lui sakit semua karena bekas suntikan TBC pada 2010 silam bermanifestasi lagi.
Manifestasi ini akan muncul ketika Lui terlalu lama duduk mengetik, terutama di atas kursi yang tidak
nyaman.
Mulanya hanya terasa
pegal di area bekas suntikan itu, tetapi perlahan-lahan rasa nyeri menjalar ke
kaki, tangan, jari-jari tangan, pinggang, punggung, dan leher hingga tubuh
sebelah kanan sangat tersiksa. “Oh, rasanya ingin segera pulang ke rumah
Bapa.”
Saat itu seorang teman
yang mengidap alergi makanan tertentu berkata kepadanya, "Badanku nyeri
kalau duduk terlalu lama. Ini sebabnya aku tidak bisa lembur." Sambil
bercanda Lui berkata, "Kamu jalan-jalan saja keliling pabrik, sekalian
memantau para mandor ... hehehe ..." Dia pun ikut tersenyum.
Batin Lui, Hati
yang gembira adalah obat. Jadi,
banyakin senyum. Senyum sendiri pun tak masalah asalkan tak ada orang yang
melihat. Nyeri pun senyumin aja. Ah, ini sudah biasa.
Namun, Lui segera
mengubah fokusnya. Ketika bangun tidur dan kaki terasa nyeri hingga serasa akan
lumpuh, dia menggunakan pikirannya untuk berkata kepada kakinya, "Jangan manja! Kamu tidak didesain menjadi
lemah! Kamu ini didesain makin lama makin kuat seperti kaki Yosua, Harun,
atau Musa yang masih bisa mendaki gunung saat lansia."
Kemarin ada pula
seseorang yang bercerita bahwa bapaknya terkena sakit ginjal. Gejalanya perut
kanan bawah terasa sakit, seperti gejala usus buntu hingga dia tidak bisa
berjalan dan sakit saat membungkuk.
Lui hanya membatin, beberapa hari lalu perut kanan bawahku juga
sakit, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Saat itu Lui berkata kepada
tubuhnya, "Kamu ini bait Roh Kudus.
Masa disinggahi penyakit? Usir donk dalam nama Yesus."
Lalu dia mengurangi aktivitas, menambah jam tidur, dan melakukan
terapi fisik dengan menggerak-gerakkan kaki dan tangannya yang terasa nyeri.
Dia pun terpaksa membeli kursi pijat Benbo untuk membantu terapinya. Dia juga mengganti bantalnya
dengan bantal sehat yang ada lekukan untuk leher.
Jika dipijat manusia, kemungkinan besar akan
terasa sakit saat syaraf
bermasalah tersentuh dan biasanya mereka juga memakai minyak urut yang lengket di
kulit. Prosesnya lama pula. Selain itu, daripada terapi di rumah sakit dengan
biaya lebih mahal dan ada resiko terkena efek samping obat lagi, cara-cara
tersebut tentulah lebih efektif dan efisien.
Eh, terbukti, semua
itu tidak sia-sia. Perlahan-lahan rasa
nyeri mulai menghilang dari tubuh Lui. Alhasil, efek duri dalam daging tadi
bisa diredakannya. Ah, andai saja bisa menghilang selamanya. Lui pun sudah meminta kepada Bapa lebih
dari tiga kali Paulus meminta hal yang sama, tetapi tetap saja duri itu masih
belum pergi selamanya.
2 Korintus 12:9 (TB) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi
sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya
kuasa Kristus turun menaungi aku.
Untunglah Mr. Smart baru meminta data kepada Mr. Bright setelah kondisi Lui membaik. Hehehe ... jika kondisinya malah memburuk, mana bisa menjadi pemberi solusi? Sebelum memberi solusi, ya terpaksa mencari solusi dulu.
0 komentar:
Post a Comment