Sunday, August 27, 2023

Menjadi Solusi ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 27 Agustus 2023

Jika hanya mencari kesalahan dan menyatakan, "Ini salah", setiap orang bisa melakukannya. Namun, sebagai anak Tuhan kita harus menjadi solusi, bukan menjadi biang kerok atau pembawa masalah dimanapun kita berada.

Kejadian 1:28 (TB) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Itulah perintah Tuhan kepada Adam dan Hawa. Dari ayat ini jelas bahwa Adam dan Hawa adalah solusi dari persoalan yang ada di bumi. Solusi atau jawaban dari masalah kita tidak ada pada dunia dan hanya ada pada Tuhan. Mana yang Anda pilih? Didukung oleh dunia atau didukung oleh Tuhan? Tentu saja didukung oleh Tuhan karena seisi dunia juga ada dalam kendali-Nya.

Ketika para murid harus memberi makan 5000 orang laki-laki, mereka hanya menemukan seorang anak yang memiliki 5 roti dan 2 ikan. "Apa artinya untuk orang sebanyak ini?" Mereka pun mengatakan bahwa gaji setahun tidak akan cukup untuk memberi mereka makan. Namun, Yesus justru menunjukkan kepada mereka bahwa solusinya bukan uang.

Tuhan tidak pernah meminta kita memberikan sesuatu yang tidak kita miliki dan Dia juga tidak akan meminta kita melakukan sesuatu yang kita tidak bisa. Tuhan hanya meminta kita memberikan yang kita miliki dan kita bisa.

Ketika anak kecil tadi memberikan 5 roti dan 2 ikannya, Tuhan pun memakainya untuk memberkati banyak orang. Jadi, yang Tuhan perlukan hanya kemauan. Ketika Tuhan hendak memakai Musa, Dia bertanya, "Apa yang ada padamu?" Musa menjawab, "Tongkat" lalu Tuhan meminta Musa menggunakan tongkat itu.

Jika ingin dipakai oleh Tuhan, kita harus mau memikirkan kepentingan orang lain. Jika masih berfokus pada kepentingan diri sendiri, kita tidak akan bisa menjadi pembawa solusi.

Sekalipun Maria hamil di luar pernikahan, Yusuf mau menjadi solusi bagi Maria dengan menerima Maria sebagai istrinya. Jika Yusuf tidak mau menikahi Maria, bayi itu bisa mati dirajam pula. Semula Yusuf memang hendak membatalkan pernikahannya dengan Maria, tetapi Roh Kudus mengubah hatinya.

Seorang pemilik keledai mau meminjamkan keledai barunya kepada Yesus. Dia tidak meminjamkan keledai lusuh, tetapi keledai yang belum pernah dipakainya. Maka, ketika Yesus dielu-elukan di atas keledai tersebut, otomatis si keledai ikut kecipratan.

Yusuf dari Aritmatea pun mau memberikan kuburannya yang masih baru dan belum pernah dipakai kepada Yesus. Tuhan tidak meminta kita melakukan hal-hal besar. Justru lewat tindakan-tindakan kecil itu mereka telah memuliakan Tuhan.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.