Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Juli 2023
Tuhan kita adalah Tuhan yang murah hati dan
suka memberi. Pemberian-Nya disebut kasih karunia atau anugerah karena
ditujukan kepada kita yang tidak layak menerimanya. Sekalipun kita berdosa,
Tuhan mau memberikan putra tunggal-Nya kepada kita.
Jika Dia yang kuat memberi kepada kita yang
lemah, apakah kita yang lemah juga boleh memberi kepada-Nya? Tentu saja boleh.
Pemberian kita kepada Tuhan disebut persembahan. Ketika sudah menerima segala
kebaikan Tuhan, kita pun bisa mempersembahkan hidup kita kepada-Nya.
Amsal 19:6 (TB) Banyak
orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si
pemberi.
Setiap orang bersahabat dengan pemberi.
Ketika seorang anak kecil mau memberikan 5 roti dan 2 ikannya kepada Yesus,
Tuhan membuatnya menjadi banyak hingga bisa memberi makan 5000 laki-laki dan
belum termasuk wanita dan anak-anak. Bahkan, masih ada sisa 12 keranjang.
Beberapa orang kaya dan terkenal, seperti Bill Gates, Warren Buffet, dan Jackie Chan mengatakan bahwa mereka tidak akan mewariskan kekayaan kepada anak-anak mereka. Mungkin kita berpikir, "Dengan banyaknya kekayaan yang mereka miliki, apa salahnya mewariskan semua itu kepada anak-anak?"
Namun, mereka telah menyadari bahwa sebesar
apapun kekayaan itu, semuanya bisa habis dalam sekejap jika penerima warisan
tidak mengetahui cara mengelolanya. Namun, ada beberapa jenis warisan yang
tidak mudah sirna.
Inilah Warisan Abadi yang perlu
diberikan kepada anak cucu kita:
1. Warisan Iman.
2. Warisan Nama Baik.
3. Warisan Hikmat.
WARISAN IMAN. Kita tidak bisa sekadar mengatakan kepada anak-anak,
"Berimanlah", tetapi kita harus memperlihatkannya dalam tindakan kita
sehari-hari.
Ada seorang bapak yang rela menutup tokonya
demi melakukan pelayanan doa di Polres. Dulunya dia hanya setengah hati
melayani Tuhan, tetapi suatu hari dia bergumul dan ditegur oleh Roh Kudus,
"Layanilah Aku sepenuh hati." Sejak saat itu dia mulai melayani
sepenuh hati.
Tokonya tidak besar. Jika ditinggal
pelayanan, tokonya tidak bisa berjalan sendiri dan harus ditutup. Ketika masa
pandemi, dia sampai berjualan tahu di pasar Banyu Urip. Meskipun demikian, dia
siap melayani Tuhan sepenuh hati.
Maka, ketika selesai pelayanan, dia
mendapati banyak pesanan masuk ke HPnya. Tuhan memelihara hidupnya. Lantas saat
dia membutuhkan uang kuliah untuk anaknya, tiba-tiba ada orang yang memberinya
sejumlah uang sambil berkata, "Ini dari Tuhan." Jumlah uangnya pun
cukup untuk biaya kuliah anaknya.
0 komentar:
Post a Comment