Sunday, July 23, 2023

Warisan Abadi ~ Ps. Robert Tedjasukmana

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Juli 2023

Tuhan kita adalah Tuhan yang murah hati dan suka memberi. Pemberian-Nya disebut kasih karunia atau anugerah karena ditujukan kepada kita yang tidak layak menerimanya. Sekalipun kita berdosa, Tuhan mau memberikan putra tunggal-Nya kepada kita.

Jika Dia yang kuat memberi kepada kita yang lemah, apakah kita yang lemah juga boleh memberi kepada-Nya? Tentu saja boleh. Pemberian kita kepada Tuhan disebut persembahan. Ketika sudah menerima segala kebaikan Tuhan, kita pun bisa mempersembahkan hidup kita kepada-Nya.

Amsal 19:6 (TB) Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi.

Setiap orang bersahabat dengan pemberi. Ketika seorang anak kecil mau memberikan 5 roti dan 2 ikannya kepada Yesus, Tuhan membuatnya menjadi banyak hingga bisa memberi makan 5000 laki-laki dan belum termasuk wanita dan anak-anak. Bahkan, masih ada sisa 12 keranjang.

Beberapa orang kaya dan terkenal, seperti Bill Gates, Warren Buffet, dan Jackie Chan mengatakan bahwa mereka tidak akan mewariskan kekayaan kepada anak-anak mereka. Mungkin kita berpikir, "Dengan banyaknya kekayaan yang mereka miliki, apa salahnya mewariskan semua itu kepada anak-anak?"

Namun, mereka telah menyadari bahwa sebesar apapun kekayaan itu, semuanya bisa habis dalam sekejap jika penerima warisan tidak mengetahui cara mengelolanya. Namun, ada beberapa jenis warisan yang tidak mudah sirna.

Inilah Warisan Abadi yang perlu diberikan kepada anak cucu kita:
1. Warisan Iman.
2. Warisan Nama Baik.
3. Warisan Hikmat.

WARISAN IMAN. Kita tidak bisa sekadar mengatakan kepada anak-anak, "Berimanlah", tetapi kita harus memperlihatkannya dalam tindakan kita sehari-hari.

Ada seorang bapak yang rela menutup tokonya demi melakukan pelayanan doa di Polres. Dulunya dia hanya setengah hati melayani Tuhan, tetapi suatu hari dia bergumul dan ditegur oleh Roh Kudus, "Layanilah Aku sepenuh hati." Sejak saat itu dia mulai melayani sepenuh hati.

Tokonya tidak besar. Jika ditinggal pelayanan, tokonya tidak bisa berjalan sendiri dan harus ditutup. Ketika masa pandemi, dia sampai berjualan tahu di pasar Banyu Urip. Meskipun demikian, dia siap melayani Tuhan sepenuh hati.

Maka, ketika selesai pelayanan, dia mendapati banyak pesanan masuk ke HPnya. Tuhan memelihara hidupnya. Lantas saat dia membutuhkan uang kuliah untuk anaknya, tiba-tiba ada orang yang memberinya sejumlah uang sambil berkata, "Ini dari Tuhan." Jumlah uangnya pun cukup untuk biaya kuliah anaknya.

Warisan Kekal

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.