Sunday, July 2, 2023

The Heart of Home ~ Ps. Lukas Wibisono

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2 Juli 2023

Matius 6:6 (TB) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Jika berdoa, lakukan di tempat tersembunyi. Bapa berada di tempat tersembunyi dan Dia melihat hal-hal yang tersembunyi. Ini berarti tidak ada rahasia bagi-Nya. Ini juga berarti bahwa Dia akan menghargai dan membalas hal-hal tersembunyi yang kita lakukan.

Jika berdoa atau berbuat sesuatu, lakukanlah untuk memperkenan hati Tuhan, bukan manusia. Jika berdoa atau berbuat sesuatu supaya viral, berarti kita hanya ingin memperoleh perkenanan manusia.

Beberapa orang sampai membahayakan dirinya supaya bisa viral, padahal hal ini tidak dikenan oleh Tuhan. Ketika viral, kita menjadi terkenal, tetapi belum tentu berkenan bagi Tuhan. Maka, kejarlah kebenaran di atas ketenaran. Utamakan untuk lebih mengejar perkenanan Tuhan daripada perkenanan manusia.

Beberapa saat lalu banyak orang berbondong-bondong membeli tiket Coldplay. Hanya demi melihat orang berjoget, mereka harus membeli tiket paling murah Rp800.000,00 dan paling mahal Rp11.000.000,00. Sekalipun semahal itu, tetap saja terjual habis. Inilah fenomena dunia ini. Mereka yang membelinya pasti juga akan mengisi media sosialnya dengan berbagai hal tentang Coldplay karena ingin ikut tenar.

Namun, pak Lukas tidak berencana membelinya karena dia lebih mengejar perkenanan Tuhan. Padahal, sebenarnya dia hanya tak punya uang untuk membelinya. Jika ada yang membelinya, persembahkanlah buat kemuliaan Tuhan.

Beberapa waktu lalu pak Lukas mendampingi pak Caleb pelayanan di Jakarta. Mama pak Caleb juga ikut mendampinginya. Ketika melihat pak Caleb menggandeng tangan mamanya, pak Lukas bertanya-tanya, “Kapan ya terakhir kali aku menggandeng mamaku? Rasanya sudah lama sekali. Tapi, setelah ini saya akan menggandengnya.” Sekalipun tidak viral, hal semacam inilah yang akan memperkenan hati Tuhan.

Tuhan akan menghargai perbuatan kita yang tersembunyi itu. Jadi, sekalipun bekerja di luar rumah, kita tetap harus berbuat sesuatu di dalam rumah. Jangan sampai kita berhasil dan menuai banyak pujian di luar rumah, tetapi gagal di dalam rumah. Di dalam rumah pastikan kita juga berfungsi dengan baik, misalnya sebagai ayah.

Pekerjaan kita di luar rumah bisa digantikan oleh orang lain, tetapi pekerjaan kita di dalam rumah tidak akan bisa digantikan oleh orang lain. Jika pak Lukas berhenti melayani sebagai pendeta, akan ada orang lain yang menggantikannya sebagai pendeta. Namun, jika dia gagal sebagai ayah, tak ada yang bisa menggantikannya.

Jika pria mempunyai istri cerewet, bersyukurlah dan jangan banding-bandingkan dengan wanita lain. Wanita seperti ini juga memiliki kelebihan. Ketika pria harus menyetir untuk menempuh perjalanan panjang, istri semacam ini tidak akan membuatmu mengantuk karena dia bisa bercerita banyak hal, mulai dari A sampai Z lalu dari Z kembali ke A.

Jika wanita memiliki suami yang pelit, anggap saja dia pandai mengurus rumah. Bersyukurlah dan jangan banding-bandingkan dengan yang masih single. Jangan menyesal telah menikahinya. Orang tua juga jangan membanding-bandingkan setiap anak. Lakukan PENERIMAAN terhadap masing-masing anggota keluarga.

Seharusnya keluarga menjadi tempat dimana semua orang bisa diterima apa adanya, tanpa dihakimi. PUJILAH kelebihannya dan perbaikilah kelemahannya. Ketika memuji anak kita, mungkin mereka diam saja, tetapi hati mereka pasti berbunga-bunga.

Suami jangan mengeluh ketika masakan istri tidak enak. Pujilah dulu dengan berkata, "Terima kasih sudah memasak untukku. Ini akan makin enak kalau ditambahi garam." Yakinlah selanjutnya pasti ada tambahan garam pada masakannya. Pikirkanlah bagaimana sikap Yesus andaikata Dia masih hidup hingga saat ini dan menjadi kepala keluarga.

Lukas 15:12 (TB) Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Anak bungsu dalam cerita tersebut memang keterlaluan. Ayahnya masih hidup, tetapi dia sudah meminta warisan. Ayah-ayah Asia mungkin akan mengambil cambuk dan memukuli anak kurang ajar tersebut. Namun, Yesus mengajarkan hal berbeda.

Lukas 15:16 (TB) Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.

Ketika anak bungsu itu jatuh miskin hingga hanya bisa makan ampas yang menjadi makanan babi, dia pun pulang memohon belas kasih ayahnya. Dengan senang hati ayahnya menyambut kepulangannya. Jadi, jika ada anggota keluarga yang berbuat salah, tetap terimalah orangnya, tetapi jangan membenarkan kesalahannya.

BERSAMA KELUARGAKU
Kami datang di hadirat-Mu dalam satu kasih, dengan bersehati. Berjanji setia sampai akhir mengasihi-Mu, Yesus.
Chorus: Bersama k'luargaku melayani Tuhan. Bersatu s'lamanya mengasihi Engkau. Tiada yang dapat melebihi kasih-Mu ya Tuhan. Bagi kami Engkau segalanya.
Bridge: Gelombang badai hidup coba menghalangi. Namun, kuasa Tuhan buka jalan kami.

Pembaca Hati

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.