Friday, July 14, 2023

Sekalipun Salah … Lanjut

Sekalipun Salah ... Defensif
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 09 Juli 2023

Pikir Shisuka, "Perdana menteri harusnya sudah mengetahui kewajibannya. Masa harus diuber-uber dan didikte kata demi kata seperti anak kecil? Emangnya aku baby sitter-nya?" Tamu raja pun berusaha membela Shisuka, tetapi Raja Stones memintanya untuk tidak ikut campur karena hal itu adalah masalah internal.

Shisuka yang marah menjadi lebih keras kepala daripada Raja Stones. Maka, raja mengalihkan pembicaraan kepada hal lain. Setelah tamu raja pulang, Shisuka mengajukan permintaan komputer untuk tiga orang. Pikirnya, "Kalau mau ribut, biar ribut sekalian."

Raja hanya bersedia membeli satu komputer untuk empat orang karena tiga orang diminta mencatat secara manual dan satu orang saja yang input di komputer. Bahkan, meja kursinya juga diberi satu saja untuk mereka. Dengan marah Shisuka berkata, "Biar saja, ada yang tidak akan kuinput." Lalu Shisuka meminta bantuan perdana menteri untuk berpamitan kepada raja.

Shisuka pun sempat heran dengan kelakuan perdana menteri. Pikirnya, "Tumben tadi dia mau mengakui kelalaiannya. Dulu dia tidak mau mengakuinya dan membuatku sendirian dimarahi oleh raja." Lalu Shisuka buru-buru pergi.

Kemudian dalam perjalanan pulang dia teringat kepada pertanyaan tamu raja sebelum menemui raja, "Apa asisten menteri enak dalam menerjemahkan?" Jawab Shisuka, "Enak. Justru yang berbahaya tuh perdana menteri. Aku sudah beberapa kali mendapat masalah karena dia."

Eh, tamu raja malah berhasil menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri. Jadi, Shisuka merasa tak enak hati terhadapnya.

Dia pun segera menghubungi tamu raja dan berkata, "Persoalan yang tadi jangan dipikirkan. Raja memang begitu karena fokus utamanya adalah uang, bukan manusia. Tapi, aku juga tidak akan pernah mau menandatangani surat itu. Di berbagai kerajaan sanksinya tuh berupa Surat Peringatan (SP) 1, SP 2, lalu surat pengusiran dari kerajaan, bukan surat untuk malak rakyat kecil."

Tamu raja pun mengatakan bahwa Raja segala raja pasti memberikan solusi. Shisuka pun setuju lalu pembicaraan singkat mereka berakhir. Saat itu rasanya Shisuka ingin menyerah, tetapi dia teringat kepada pesan video penderita polio, "Jangan pernah menyerah."

Seseorang berkata, "Tetap tegas Bu. Di sini belum pernah ada yang berani menentang raja padahal raja selalu memeras rakyat tiap kali mereka melakukan kesalahan."

Jawab Shisuka dengan nada masih kesal, "Tentu saja. Bukan hanya raja yang bisa marah. Aku juga bisa marah. Dia tidak bisa seenaknya terhadapku. Sekalipun aku salah, dia tidak berhak malak aku. Ini sudah melebihi preman. Kalau dia seenaknya, aku juga akan seenaknya."

Sambungnya, "Masa satu orang diminta input kerjaan tiga orang? Dia pikir aku Wonder Woman atau Aladin atau Bandung Bondowoso yang bisa membangun seribu candi dalam semalam?" Hahaha ... orang itu tertawa mendengar keluh kesah Shisuka sehingga dia ikut tersenyum.

Dia pun membatin, "Kesal aku. Aku ini masih manusia. Raja itu pasti bukan manusia. Seenaknya saja meminta sesuatu yang tidak realistis."

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.