Sunday, June 4, 2023

Vitamin Vitamin Vitamin

A Well Done Life
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 4 Juni 2023

Minggu lalu gereja bagi-bagi vitamin atas nama YSKB (Yayasan Sentuhan Kasih Bangsa) dengan pesan, "Satu untuk Anda sendiri dan satu untuk dibagikan kepada orang lain agar kita belajar berbagi." Eh, tadi juga membahas tentang vitamin, vitamin, dan vitamin.

Kenapa kata 'vitamin' terdengar menggema beberapa kali ya? Vitamin vitamin vitamin ... Aku baru mengetahui bahwa tubuh tidak bisa memproduksi vitamin, tetapi tetap saja aku tidak suka minum vitamin. Semasa balita mulutku pernah ditampar sendok karena tidak mau minum multivitamin. Kendati demikian, aku tetap tidak suka minum vitamin.

Jadi, dua bungkus vitamin yang kuterima, tentu saja langsung kuberikan semua kepada orang lain. Sebungkus vitamin langsung kuberikan kepada sopir ojek online yang mengantarku pulang. Sebungkus vitamin lagi kuberikan kepada titiku. Aku hanya terpaksa minum vitamin pada saat sakit.

Ketika harus berperang dengan Covid, mantan bosku yang toxic itu memberiku obat dan vitamin. Tentu saja dia memberikan semua itu bukan karena dia baik, tetapi dia tidak mau pekerjaan terbengkalai karena karyawannya sakit. Jadi, dia baik karena ada maunya.

Buktinya dia tidak membiarkanku beristirahat dengan tenang. Sekalipun sedang sakit, tetap saja aku harus rapat online untuk membahas pekerjaan setiap pagi. Bikin bete abis. Masa dia tidak paham bahwa orang sakit tuh perlu istirahat? Perlu healing. Masa harus kerja terus?

Memang pekerjaan berkurang banyak, tetapi tetap saja aku tidak bisa beristirahat dengan lega. Pada saat semacam itulah aku baru minum vitamin, tetapi obat pemberiannya kuberikan kepada temannya titiku. Kebetulan dia juga sakit dan percaya pada kekuatan obat itu.

Nah, ketika sudah sembuh dan masih diberi vitamin, langsung saja vitamin tersebut kuberikan kepada teman sekerja, ortu, titi, atau pembantunya engku. Hehehe ... si bos tidak pernah mengetahui bahwa aku sembuh tanpa obat-obatnya. Dia juga tidak mengetahui bahwa vitamin-vitaminnya diminum oleh orang lain ketika aku masih sehat.

Kulihat orang yang minum vitamin dan tidak minum vitamin bisa sama-sama sehat. Mereka juga bisa sama-sama sakit dan sama-sama sembuh. Bahkan, yang paling rajin minum vitamin malah paling lama sembuhnya. Mungkin karena dipengaruhi oleh stres. Jadi, kenapa aku harus minum vitamin?

Lebih enak makan buah atau permen yang mengandung vitamin itu. Bisa dinikmati dulu, dikunyah-kunyah, dikulum-kulum, dan dirasakan dulu sebelum ditelan. Sayangnya, kebanyakan orang suka vitamin yang instan. Sekali minum, langsung masuk perut sekian miligram.

Padahal, hidup adalah sebuah proses yang menyajikan banyak rasa yang harus dinikmati. Jika belum bisa merasakan, ya rasanya belum hidup ... wkwwkw ... Terkadang Tuhan tidak memberikan hal-hal yang kusukai, seperti vitamin. Namun, aku bisa tetap menyukai-Nya ketika berfokus pada karakter atau niat baik-Nya, bukan pada pemberian-Nya.

S'LAMANYA KAU TUHAN
Dalam anugerah-Mu, Dalam naungan-Mu, kudapat merasakan kemuliaan-Mu Tuhan. Kau yang menetapkan, Kau yang mencurahkan kuasa dari tahta-Mu, membangkitkan rohku.
Reff: S'lamanya Kau Tuhanku yang terutama di hidupku. Tak akan kulepaskan pengharapan di dalam-Mu.

Perkara Setia

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.