Catatan Ibadah ke-1 Minggu 18 Juni 2023
Lukas 10:37b (TB) Kata
Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Ketika pergi, kita diminta untuk melakukan
sesuatu seperti yang Yesus lakukan. Jadi, kita jangan sekedar pergi, menikmati,
ambil foto selfie lalu post and like di media sosial. Ketika
pergi, kita juga harus melakukan sesuatu sesuai dengan talenta unik yang Tuhan berikan
kepada kita.
Luke 10:37b (KJV) Then
said Jesus unto him, Go, and do thou likewise.
Go Do. Ini jangan dibaca go do, tetapi bacalah go du. Go and do menurut kamus pak Arman berarti segera bertindak ketika ada yang membutuhkan
bantuan. Jangan tunggu nanti-nanti. Ojek online memberikan pilihan instan dan
sameday. Lupakan soal gratis ongkir karena gratis ongkir tidak bisa dipastikan
waktu pengirimannya.
Orang Kristen harus instan dalam
bertindak. Memang kalau instan, ada harga yang
harus dibayar. Namun, orang Kristen harus bermental instan. Ketika ada kebutuhan,
segera bertindak, segera doakan. Jangan bermental gratisan terus.
Beberapa orang pernah menulis, "Kami
akan memberi sampai habis, ..." Ajaran semacam ini memang tidak sesuai
dengan dunia karena dunia selalu mengajar kita untuk memikirkan diri sendiri.
Namun, orang Kristen harus siap memberi sampai habis tanpa banyak
hitung-hitungan.
Lukas 10:30 (TB) Jawab
Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke
tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang
juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
Pak Arman mencoba menelusuri jarak Yerusalem ke Yerikho. Ternyata jaraknya sekitar 36 km. Jika kita bukan pelari maraton, tentulah kita membutuhkan waktu lama untuk menempuh jarak tersebut. Suatu hari pak Arman berkunjung ke Gunung Cinta. Untuk sampai ke puncak gunung itu, dia harus menempuh jarak sekitar 7 km dan diberi tiga pilihan, yaitu:
1. Berjalan kaki
2. Digendong
3. Naik cable car
Sebenarnya pak Arman ingin santai naik cable
car. Namun, karena bahasa mandarin pak Arman kurang baik, mereka mengira
pak Arman ingin menikmati pemandangan alam. Maka, dia diajak berjalan kaki
menaiki ratusan anak tangga. Rasanya sangat melelahkan dan dia baru tiba di
puncak setelah berjam-jam lamanya. Lutut kaki pun terasa sakit.
Nah, ketika akan turun, istrinya mengatakan
untuk berjalan kaki saja karena seharusnya turun akan lebih ringan. Namun,
ternyata turun tangga terasa lebih berat karena kaki yang turun harus menahan
berat badannya. Karena tidak kuat, akhirnya dia minta digendong. Di sana memang
tersedia banyak orang yang siap menggendong para turis.
Lukas 10:31-32 (TB) Kebetulan
ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia
melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat
itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Perjalanan dari Yerusalem ke Yerikho bukan
hanya jauh, tetapi juga sulit karena jalannya berbatu-batu. Ketika imam dan
orang Lewi melihat ada orang terluka, mereka melewatinya begitu saja. Ini
karena mereka heartless.
Lukas 10:33 (TB) Lalu
datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika
ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Orang Samaria ini berbeda. Karena
digerakkan oleh hatinya, dia pun menggunakan semua talentanya untuk menolong
orang asing yang terluka itu. Dia membalut luka-lukanya, menyiraminya dengan
anggur, dan menaikkan orang itu di atas keledainya.
Jika orang tidak punya kemampuan merawat orang lain, mungkinkah dia bisa memberikan pertolongan pertama? Tidak mungkin. Jadi, orang Samaria tersebut pasti memiliki talenta unik.
0 komentar:
Post a Comment