Sunday, May 14, 2023

Pintu yang Ditutup

Cerita Terbuka
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 14 Mei 2023

"Aku minta pak Nova mengantar bu Ani, tetapi malah ditinggal," cerita pak Bam. Karena sedang terburu-buru ke toilet, Lui kurang fokus pada ceritanya. Tak lama berselang dia pun berjalan pulang sambil berpikir, "Tadi pak Bam cerita tentang apa ya?"

Ketika sudah masuk ke dalam mobil, pak Udi bertanya, "Kalau menyetir, apa pak Nova tidak pernah melihat spion?" Jawab Lui, "Kurang tahu Pak. Aku kurang memperhatikannya. Kenapa?"

Pak Udi bercerita, "Dia tadi diminta mengantar bu Ani ke Surabaya, tetapi malah ditinggal. Ketika ditelepon oleh pak Bam, dia malah mengatakan bahwa bu Ani ada di dalam mobilnya. Padahal, jelas-jelas bu Ani masih berada di Ngoro dan meminta pak Bam meneleponnya."

Sambil tertawa Lui bertanya, "Apa pak Udi diminta menggantikan pak Nova mengantar bu Ani?" Jawabnya, "Tidak. Waktu itu aku sudah berada di Margomulyo dan pak Nova sudah sampai di Kejapanan. Aku hanya tertawa saat ditelepon oleh pak Bam. Kok bisa penumpangnya tidak dibawa?"

Hahaha ... Lui pun ikut tertawa karena sudah memahami cerita pak Bam. Ternyata yang tertinggal bukan barangnya, tetapi orangnya. Karena penasaran dengan cara berpikir pak Nova, keesokan hari Lui pun bertanya langsung kepadanya, "Pak, kabarnya Bapak ninggalin bu Ani. Kok bisa begitu Pak?"

Pak Nova menjawab, "Ya, bu Dea sampai tertawa ngakak karena hal itu. Itu pertama kalinya kulihat dia tertawa seperti itu. Ibu pasti belum pernah menemui kejadian seperti itu. Ceritanya begini. Bu Ani memasukkan barang-barangnya lalu memintaku mengantarnya ke Surabaya dan langsung menutup pintu."

Kata pak Nova kepadanya, "Bu, pintunya kurang rapat." Seketika itu juga bu Ani membuka dan menutup ulang pintu mobil tersebut lalu pergi ke toilet. Sementara itu, pak Nova langsung melajukan mobilnya karena yakin bahwa bu Ani sudah di dalam mobil. Pak satpam yang berada di luar gerbang juga tidak menyadari hal itu.

Beberapa saat kemudian bu Ani keluar dan mencari-cari mobilnya. Maka, sadarlah dia bahwa dirinya sudah ditinggal pergi oleh pak Nova. "Ketika ditelepon oleh pak Bam, pak Nova melihat siapa? Kok bisa mengatakan bahwa bu Ani ada di belakang Bapak?" Tanya Lui.

Lalu pak Nova menjawab, "Aku tidak menoleh ke belakang, tetapi aku langsung menjawab begitu karena aku yakin bu Ani ada di dalam mobil dan sedang tidur karena saat kutanyai sesuatu tak ada jawaban darinya. Kalau tidak yakin, tak mungkin aku menjalankan mobilnya."

Hehehe ... benar juga. Manusia baru bergerak kalau sudah yakin. Namun, setelah mendapat telepon dari pak Bam, dia merasa tak enak dan menepikan kendaraannya. Maka, tersadarlah dia bahwa bu Ani memang tertinggal. Dia hanya membawa barang-barangnya. Maka, dia segera kembali menjemput bu Ani. Untung bu Ani tak sampai terlambat memenuhi janji temunya dengan klien.

Usut punya usut pak Nova tidak berani menoleh ke bangku penumpang atau melihat spion depan karena takut dibilang genit. Sambil tertawa tertahan karena takut dosa, Lui berkata, "Genit itu kalau melihat sambil ketap-ketip. Kalau melihat biasa saja, tidak mungkin dibilang genit Pak."

"Namun, kalau Bapak takut dibilang genit, tiru aja sopir Grab. Mereka menoleh ke bangku penumpang sambil bertanya, 'Sudah tidak ada yang ketinggalan?' Setelah itu mereka baru melajukan mobilnya." Sambung Lui pula.

Kemudian Lui menghiburnya, “Di TV juga ada suami yang meninggalkan istrinya di hotel. Dia baru ingat kalau istrinya tertinggal setelah mobilnya jauh dari sana. Ada pula istri dari temanku yang mengajak anak-anaknya ke mall untuk berbelanja. Eh, setelah tiba di rumah dia baru sadar jika anak-anaknya masih tertinggal di mall. Kemarin pak Dave juga lupa membawa charger laptopnya. Pada hari yang sama Mr. Smart pun lupa membawa charger laptopnya.”

Hehehe … perbedaan karakter kadangkala bikin kesel, tetapi bisa juga membuat orang tertawa. Memang ada kalanya setiap kita bisa korslet pada waktunya, bukan karena kurang aqua, tetapi karena perbedaan pola pikir yang dipengaruhi situasi dan kondisi dulu dan sekarang.

Selang sehari kemudian Lui bercerita kepada pak Udi dan menambahkan, "Berarti sopir-sopir lain tuh genit Pak." Jawab pak Udi, "Ada aja alasannya. Berarti aku juga genit. Pak Yusi juga genit." Hahaha ... "Makanya kubilang ke pak Nova kalau genit itu melihat sambil main mata atau ketap-ketip." Dulu ada lagunya lho.

BUKALAH KACAMATAMU
Bukalah kacamatamu bila kau ingin memandangku. Tak perlu kau sembunyi, curi pandang malu dong aah. Gelisah resah hatiku, serasa dag dig dug jantungku. Hitam kacamatamu membuatku jadi salah tingkah.
Kelap-kelip lampu di kota, kutak kutik matamu nakal. Senyum genit rayuan gombal, merinding buku kudukku. Kelap-kelip lampu di kota, kotak kutik matamu binal. Maksud hati memeluk gunung, dalam hati yang pada bingung. Aduh cantiknya kamu bila tersipu malu. Hati siapa, sayang yang tak tergoda.

Nah, lagu itu memberi petunjuk tentang ciri-ciri orang genit. Semasa mudanya pak Nova memang suka genit pada saat dugem sehingga pernah dilarang bekerja oleh istrinya agar jaga jarak dari para wanita. Saat itu Lui berkata kepadanya, "Kalau tidak setia kepada istri, berkat Bapak pasti terhalang." Pak Nova pun membenarkan. Oleh sebab itu, pada usia senja dia mulai berusaha hidup benar. Alhasil, dia takut dibilang genit sampai tak berani menengok bu Ani yang cantik. Hahaha ...

Dulu aku pun punya guru SMP yang matanya sering berkedip-kedip. Namun, ternyata dia tidak genit. Dia hanya mengalami kelainan syaraf pada matanya. Jadi, kalau bertemu orang yang suka berkedip-kedip, jangan buru-buru menghakiminya pula lho. Konfirmasi dulu lha.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.