Sunday, April 2, 2023

It Starts from Me ~ Ps. Alvi Radjagukguk

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 2 April 2023

Warisan terbaik bagi anak cucu bukanlah harta dan jabatan, melainkan karakter dan iman. Untuk mewariskan hal tersebut, hal ini dimulai dari dalam diri kita. It starts from me. Anak-anak lebih memperhatikan kehidupan orang tua daripada nasehat / perkataan semata. Maka, orang tua harus bisa menunjukkan karakter dan imannya lewat kehidupan mereka.

Karakter dan iman dapat dibentuk lewat penanaman nilai-nilai kehidupan di dalam keluarga. Inilah nilai- nilai yang harus ditanamkan:

1. God's Love / Kasih Tuhan. Kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita miliki. Oleh karena itu, setiap orang harus mengenal tinggi, lebar, dan dalamnya kasih Tuhan. Jika sudah mengalami kasih Tuhan secara personal, kita pun bisa mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihi kita.

1 Yohanes 4:7-8 (TB) Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Perbuatan-perbuatan kasih dapat dibaca di dalam 1 Korintus 13. Orang yang tidak bisa mengasihi adalah orang yang tidak mengenal Tuhan.

Pak Alvi tidak mengenal kasih Bapa lewat ayahnya karena dia kasar secara fisik dan verbal. Anaknya dituntut untuk mendapatkan nilai minimal 70. Jika tidak tercapai, kakinya akan dipukul dengan sapu lidi hingga berdarah-darah.

Tiap kali ke sekolah dan ditanya penyebab kakinya berdarah, pak Alvi akan mencari-cari alasan seperti dicakar kucing. Ini karena dia malu memiliki ayah yang kasar. Jika ayahnya marah saat makan, dia juga bisa menyiramkan sayuran ke wajah ibunya.

Oleh karena itu, pak Alvi sulit mengasihi. Namun, setelah mengalami kasih dari Bapa di surga, dia bisa mengasihi.

2. Unity / Kesatuan / Kesepakatan.

Mazmur 133:1-3 (BIMK) Nyanyian ziarah Daud. Alangkah baiknya dan senangnya, kalau umat Allah hidup rukun! Itu seperti minyak wangi berharga yang dituangkan ke atas kepala Harun, lalu turun ke leher bajunya. Atau seperti embun di Gunung Hermon, yang turun ke bukit-bukit Sion. Di sanalah Tuhan menurunkan berkat-Nya, kehidupan untuk selama-lamanya.

Dengan kata lain, alangkah sedihnya kalau umat Allah hidup tidak rukun! Itu seperti barang murahan yang mendatangkan kutuk.

Dulu hampir tiap hari pak Alvi melihat dan mendengar orang tuanya bertengkar. Seringkali dia pun mendengar ayahnya mengucapkan kata cerai. Jadi, pak Alvi berdoa agar ayahnya mendapat tugas di luar kota. Jika tidak ada ayah di rumah, rasanya seperti surga turun ke dunia. Namun, tiap kali ada ayahnya, rasanya seperti di neraka.

Kesatuan tidak berarti harus seragam. Perbedaan boleh ada, tetapi orang tua harus sepakat. Jangan sampai papa melarang, tetapi mama mengizinkan. Hal ini akan membuat anak kebingungan sehingga akhirnya berhenti mematuhi orang tua. Bahkan, anak juga akan menjadi orang yang sulit mengambil keputusan.

Orang tua harus memutuskan untuk meninggalkan nilai-nilai keluarga lama dan menentukan nilai-nilai apa saja yang akan dibangun di dalam keluarga baru.

Ini Dimulai Dariku

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.