Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 16 April 2023
Yeremia 18:4 (TB) Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat
di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi
bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Di Youtube
kita bisa menemukan cara membuat bejana. Untuk menjadi bejana, semua bahan
dicampur menjadi satu lalu harus diinjak-injak, dipukul-pukul, dan dibakar atau
dipanaskan. Prosesnya menyakitkan, tetapi bejana tidak bisa berteriak.
Kita ini
seperti bejana di tangan Tuhan. Jika Tuhan mau membentuk kita agar makin indah, tentu Dia akan memproses
kita. Mungkin kita difitnah atau direndahkan. Apa bisa tidak berteriak? Tentu
sulit. Tidak apa, berserulah kepada Tuhan.
Tuhan tahu
yang terbaik untuk kita dan tidak ada rencana jahat terhadap kita. Semasa kuliah pak Hendra pernah belajar desain.
Ketika mendesain meja, dosennya tidak menyukainya sehingga dia harus
mengulangnya. Sesuatu yang dia anggap baik, ternyata tidak baik di mata
dosennya.
Begitu pula
diri kita di hadapan Tuhan. Sesuatu yang kita anggap sudah baik, belum tentu
baik di mata Tuhan. Sebagai milik-Nya, Tuhan berhak memproses kita. Kadang kala
sesuatu yang kita anggap sudah baik juga masih diproses-Nya agar makin indah.
Bahkan, sekalipun kita sudah rusak, Tuhan masih bisa memulihkannya.
Di Alkitab
kita dapat mempelajari kehidupan Daud yang diproses oleh Tuhan. Kita perlu
mempelajari sikapnya ketika diproses oleh Tuhan.
DALAM SESAK
KUPERCAYA
Tingginya langit dari bumi, demikian
tingginya jalan-Mu. Biar kehendak-Mu dan rencana-Mu terjadilah di hidupku.
Kau yang menuntun s'tiap langkahku.
Hanya Engkau pertolonganku. Pada-Mu Yesus aku berseru. Kau harapan terang
hidupku.
Meski malamku panjang, Gelap dan tak
berbintang, kutahu Tuhan, Kau memelukku. Aku tak'kan menyerah. Dalam sesak
kupercaya. Tuhan, Kau dekatku.
Meski kuberurai air mata, kutahu Kau
setia. Dengan seg'nap hatiku percaya Kau setia, selamanya.
Sikap yang Harus Kita Miliki saat Diproses oleh
Tuhan:
1. Rendah Hati.
2. Jujur / Terbuka
3. Hancur Hati
Natan
mendatangi Daud di kerajaannya dan langsung menyampaikan suatu perumpamaan. Ada
orang kaya yang memiliki banyak kambing domba dan lembu sapi. Ada pula orang
miskin yang hanya mempunyai satu domba betina. Ketika si kaya mendapat tamu,
dia pun mengambil domba si miskin. Maka, Daud marah dan berkata, "Orang
itu harus mati." Jawab Natan, "Engkaulah orang itu."
2 Samuel 12:7 (TB) Kemudian berkatalah Natan kepada Daud:
"Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang
mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau
dari tangan Saul.
Daud bisa saja meminta pengawal melenyapkan Natan yang telah mempermalukannya di depan banyak orang. Namun, dengan rendah hati Daud mengakui kesalahannya dan bertobat. Orang yang bertobat pasti menyesal, tetapi orang yang menyesal belum tentu bertobat.
0 komentar:
Post a Comment