Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Maret 2023
Gambar diri merupakan cara memandang diri
kita sendiri. Jika salah melihat nilai diri kita, hal ini dapat merusak masa
depan. Biasanya ibu-ibu pasti menawar harga di pasar karena mengetahui
nilainya.
Pak Hendra mempunyai mobil Innova dan tak
mungkin dia mau menjualnya dengan nilai lima juta rupiah. Orang lain juga tidak
mungkin menawar mobil dengan harga segitu karena mengetahui nilainya. Namun,
mungkin saja pak Hendra memberikan mobilnya secara cuma-cuma kepada orang yang
dikasihinya.
Kita pun perlu mengenali nilai diri kita di
mata Tuhan. Gambar diri yang salah bisa dialami oleh setiap orang dan
bukan hanya dialami oleh orang yang tidak punya. Orang kaya juga bisa
mengalaminya. Ada orang yang bersyukur bisa membeli mobil mewah, tetapi saat
melihat temannya memiliki mobil lebih mewah, dia minder.
1 Samuel 9:2
(TB) Orang ini ada anaknya laki-laki, namanya Saul, seorang muda yang elok
rupanya; tidak ada seorang pun dari antara orang Israel yang lebih elok dari
padanya: dari bahu ke atas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
Alkitab mencatat bahwa Saul paling elok.
Dia bukan hanya ganteng, tetapi guanteng puol. Dia pastilah
idaman ibu-ibu yang mencari menantu. Dia juga pasti idaman para wanita. Selain
tampan, tinggi, dan kaya, dia juga diurapi Tuhan sebagai raja. Kurang apa coba?
Namun, dia tetap saja minder.
Ciri-Ciri Orang Yang Memiliki Gambar
Diri Yang Salah, Yaitu:
1. Merasa Hina dan Tidak Berharga.
1 Samuel 9:21
(TB) Tetapi jawab Saul: "Bukankah aku seorang suku Benyamin, suku yang
terkecil di Israel? Dan bukankah kaumku yang paling hina dari segala kaum suku
Benyamin? Mengapa bapa berkata demikian kepadaku?"
Ada sebuah film yang mengisahkan tentang
seorang penjahat yang bisa mengendalikan semua orang. Penjahat itu juga bisa
mengendalikan kepala polisi. Ini karena dia mengetahui aib masa lalu
masing-masing orang. Dia tinggal menelepon dan berkata kepadanya, "aku
tahu kamu begini ..."
Mungkin kita pun memiliki masa lalu yang
buruk. Beberapa orang mudah memaafkan orang lain, tetapi susah memaafkan diri
sendiri sehingga merasa hina. Namun, kita perlu melihat diri kita dari sudut
pandang Tuhan.
2. Merasa Takut dan Minder.
1 Samuel 15:24
(TB) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah
kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat,
karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.
Tuhan tidak bisa memakai orang yang gambar
dirinya salah karena jika diberkati, dia akan sombong dan jika tidak diberkati,
dia akan minder. Seseorang bisa diangkat menjadi pemimpin, tetapi dia tidak
akan bisa bertahan pada posisinya jika gambar dirinya belum pulih.
Seharusnya kita lebih takut kepada
perkataan Tuhan daripada manusia. Dengan demikian,
perkataan orang lain, termasuk orang-orang terdekat tidak akan menggoyahkan
kita. Perkataan pemimpin juga tidak akan membuat kita goyah.
Pak Steven berkulit hitam padahal
kakak-kakaknya berkulit lebih putih. Orang-orang berkata kepadanya,
"Mungkin kamu kebagian sisa-sisa saudaramu." Ada juga yang bilang,
"Mungkin kebanyakan makan rawon atau cao." Namun, pak Steven menyadari
bahwa gambar diri tidak ditentukan oleh penampilan fisik.
Ada pula yang mengatakan bahwa pak Steven
terlalu kurus. Namun, dia berkata, "Anggap saja saya mewakili para hamba
Tuhan yang suka berdoa berpuasa." Meskipun demikian, dia tidak menghina
hamba Tuhan yang gemuk karena mereka juga diberi kelebihan berkat.
DALAM ANUGRAH-MU (JPCC Worship)
Bait : Lebih dalam
kumengenal-Mu, Satu hal kutahu Kau tak lepaskanku. Kasih-Mu mengejar langkahku.
Masa laluku tunduk dalam anug’rah-Mu.
Reff : Kupercaya kuasa-Mu jadikan s’galanya baru. Kutinggalkan semua
kehidupan yang lama. Kupercaya kehendak-Mu yang memurnikan hatiku, Menjadikanku
baru sesuai dengan kehendak-Mu.
Bait : Lebih dari yang kuhadapi, satu hal kutahu janji-Mu teruji.
Pulihkan hancurnya hatiku dan membawaku hidup dalam anug’rah-Mu.
0 komentar:
Post a Comment