Sunday, March 12, 2023

Emosi Tak Terkendali

Emosi Terkendali
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Maret 2023

Sementara itu, di dalam perjalanan berikutnya ada bapak lain yang bercerita bahwa dia pernah ditawari untuk bergabung dalam suatu organisasi preman. Tanyaku, "Lalu kenapa Bapak tidak bergabung?" Rupanya saat itu dia masih berjudi. Dia menjelaskan bahwa dia tak pernah kalah dalam berjudi karena judi hanya membutuhkan kecepatan tangan dan matematika.

Bahkan, dia sudah bertekad untuk menusuk preman setempat yang sempat menghalang-halanginya berjudi. Tanyaku, "Kalau nusuk orang, Bapak bisa berurusan dengan polisi. Bapak siap dengan hal itu? Apa Bapak tidak ingat kepada istri dan anak?"

Jawabnya, "Saat itu semua sudah kuniatkan dari awal sehingga aku siap dipenjara. Aku juga tidak peduli dengan istri dan anak. Jika usaha seperti itu, memang harus berani. Hidup di jalanan itu keras." Aku tahu itu. Aku sudah pernah merasakan dampak kejahatan mereka yang hidup di jalanan. Namun, kuserahkan semuanya kepada Tuhan sehingga aku tidak takut lagi sekalipun harus tetap mondar-mandir melewati jalan yang sama.

Sewaktu remaja ada anak kecil yang menarik isi kantong kiriku. Aku pun berteriak ketika merasakan benda itu keluar dari kantongku. Anak itu langsung saja melemparkan barang curiannya ke jalanan. Rupanya dia baru menyadari bahwa barang curiannya hanyalah sebuah dasi sekolah. Karena dia tidak membutuhkannya, dia batal mencuri.

Pada hari lain kulihat ada remaja putri yang tasnya robek. Dia pun berhasil menangkap anak jalanan yang mencuri dompetnya. Namun, anak itu tidak mau mengembalikan dompetnya. Dia baru mau mengembalikannya setelah gadis itu berjanji untuk memberikan sebagian uang di dompetnya itu.

Pada kesempatan lain aku pun berjumpa dengan begal payudara dan vagina. Pelakunya ada yang masih remaja dan ada yang sudah bapak-bapak. Tua muda sama saja. Nah, ketika usiaku bertambah, aku pun nyaris diculik. Jadi, kerasnya kehidupan mereka yang berada di jalanan dapatlah aku rasakan.

Aku pun bertanya lagi, "Apa anak Bapak mengikuti jejak Bapak?" Dia pun menjawab, "Tidak. Aku hanya bisa berdoa agar anak-anakku tidak ada yang berjudi sepertiku." Wah, untunglah mereka sudah mantan preman. Untunglah aku pun mengenal mereka berdua dengan diriku yang sekarang. Jadi, aku bisa tetap tenang dan tidak sampai lompat dari mobil ketika mendengar cerita-cerita kelam itu.

Dulu lokasi tempat tinggalku juga tidak aman karena para preman yang suka mencuri. Setelah mencuri mereka pun menawarkan jasa pengamanan. Jika warga tidak menuruti maunya, mereka terintimidasi. Keresahan itu hanya bisa kubawa dalam doa. Tak lama setelah itu satu per satu meninggal dunia karena sakit berat dan hanya menyisakan satu orang yang paling lemah. Karena sendirian, dia tidak lagi menjadi preman. Maka, semua kembali damai.

Bertahun-tahun silam salah satu sepupuku juga pernah pulang dari rumah sambil tersenyum manis. Namun, tak lama berselang dia kembali datang ke rumah sambil membawa pisau dapur dan mau membunuh titi jika dia tidak meminta maaf kepadanya.

Masalahnya pun sepele. Saat itu dia sedang meminjam mainan PS dan masih asyik bermain, titi berteriak memanggilnya turun dan makan dulu. Rupanya dia tersinggung. Dia beranggapan bahwa titi tidak suka dia meminjam mainannya. Karena persepsi yang salah, dia langsung pamit pulang. Eh, siapa sangka setelah itu dia malah balik lagi dengan niat membunuh. Hal ini tak terbaca di wajahnya.

Air tenang selalu berbahaya. Sekalipun tak melihat sendiri karena saat itu aku berada di tempat kerja, tetap saja ngeri loh memiliki saudara semacam itu. Ketika mama menceritakannya, kukira dia hanya bercanda, tetapi rupanya kisah itu memang nyata. Untunglah titi bersedia meminta maaf kepadanya sehingga pisau itu kembali ke fungsi yang sebenarnya. Namun, tak lama berselang dia pun meninggal karena penyakit yang mendatangkan maut.

Seringkali ada yang berkata bahwa orang baik cepat mati dan orang jahat hidup lama supaya ada kesempatan bertobat. Namun, faktanya nasib yang sama menimpa orang baik dan orang jahat. Orang jahat dan orang baik sama-sama bisa mati muda dan sama-sama bisa panjang umur.

Pengkhotbah 2:14 (TB) Mata orang berhikmat ada di kepalanya, sedangkan orang yang bodoh berjalan dalam kegelapan, tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama menimpa mereka semua.

Maka dari itu, jika mau bertobat, lakukan secepatnya. Jika mau berbuat baik, jangan ditunda-tunda.

AKU MASIH PUNYA TUHAN
Aku masih punya Tuhan, punya pengharapan. Aku tetap beriman Tuhanku Yesus kekuatanku. Yesus kekuatanku. Aku masih punya Tuhan.
Bridge: Aku tetap percaya, tetap percaya. Kau pembuat mujizat di hidupku. Aku tetap percaya, tetap percaya. Tak 'kan ku takut Kau beserta

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.