Gambar Diri yang Salah
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 19 Maret 2023
3. Merasa Tidak Aman.
1 Samuel 18:7
(TB) dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: "Saul
mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa."
Saul merasa iri dengan kehebatan Daud
karena dia membandingkan dirinya dengan Daud. Padahal, Saul sudah menjadi raja,
tetapi malah merasa tidak aman dengan posisinya. Seharusnya Saul bisa menjadi
raja turun temurun, tetapi janji itu batal karena gambar dirinya yang salah.
Dia memulai dengan luar biasa, tetapi mengakhirinya dengan buruk.
Setiap orang itu unik, bukan antik. Tidak ada orang yang sama persis. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga tidak perlu saling membandingkan diri.
Mungkin ada yang berada di PAW dari terbit
matahari sampai terbenamnya, dari pak Hendra muda sampai tidak muda, tetapi pak
Hendra malah menunjuk orang lain sebagai worship leader. Mungkin ada
pula yang rajin ikut CG dari pak Erick tampan sampai menjadi lebih tampan,
tetapi tidak dipilih sebagai ketua CG.
Tidak perlu iri akan keberhasilan mereka.
Seharusnya kita turut bersyukur atas hal tersebut. Ketika melihat tetangga
sukses, kita harus ikut bersorak. Tuhan punya rencana berbeda bagi setiap orang
dan masing-masing sudah ada porsi berkatnya.
4. Amarah Tidak Terkendali.
1 Samuel 20:30
(TB) Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya:
"Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah
memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?
Karena gambar diri yang salah, Saul mudah
marah. Bahkan, anaknya sendiri dikatai dan akan dibunuh olehnya. Hal ini
melukai hati anaknya. Ini terjadi karena gambar diri yang salah.
1 Samuel 20:33
(TB) Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka
tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud.
Beberapa anak muda juga curhat kepada pak
Steven karena orang tuanya terlihat baik saat di gereja, tetapi di rumah suka
marah dengan kata-kata kasar. Hal ini melukai hati anak. Maka dari itu, orang
tua juga harus berusaha memperbaiki diri.
Jika memiliki gambar diri yang baik, tentu
tidak takut kritikan. Pak Steven bersyukur karena memiliki istri yang mau
memberinya kritik. Jangan sampai suami marah ketika dikritik oleh istri. Ketika
istri meninggikan suara, suami lebih meninggikan suaranya lagi. Ini memperkeruh
keadaan.
Hal semacam itulah yang menimbulkan keprihatinan karena akhirnya beberapa pasangan harus konseling kepada hamba Tuhan. Padahal, seharusnya masalah keluarga bisa diselesaikan sendiri jika masing-masing memiliki gambar diri yang baik.
Hanya ada Dua Cara untuk Memulihkan
Gambar Diri, yaitu:
1. Berhenti Menyalahkan. Biasanya
anak menyalahkan orang tua, "Saya begini karena orang tua saya." Lalu
orang tua menyalahkan orang tuanya lagi (emak engkong anaknya).
Jika semua saling menyalahkan dan terus
ditarik ke belakang, ujungnya menyalahkan Adam dan Hawa. Jika terus
menyalahkan, gambar diri tidak akan pulih. Jadi, berhentilah menyalahkan dan
ambil tanggung jawab untuk melakukan perubahan diri.
2. Mengalami Kasih Tuhan. Jika
menjauh dari kasih Tuhan, kita akan kehilangan rasa aman. Maka, setiap orang
harus mengalami sendiri kasih Tuhan bagi dirinya. Orang yang melayani di gereja
pun belum tentu mengalami kasih Tuhan.
Agar dapat mengalami kasih Tuhan, kita
harus merenungkan firman-Nya siang dan malam. Di sana tertulis besarnya kasih
Tuhan atas kita. GMS pun menyediakan aplikasi renungan harian dan video di
youtube untuk membantu kita merenungkan firman Tuhan.
KASIH TUHAN MENGUBAH SEGALANYA (GMS Live)
Verse 1: Ini waktu yang Tuhan
janjikan. Anugerah-Nya dicurahkan. Roh Kudus hidup dalamku, Mengubah
kehidupanku.
Verse 2: Ini waktu yang Tuhan janjikan. Anugerah-Nya dicurahkan. Roh-Nya
hidup dalam kita. Jadikan hidup ini
indah.
Chorus: Kasih Tuhan memulihkan. Kasih Tuhan memperbarui. Kasih Tuhan mau
mengampuni. Kasih Tuhan mengubah segalanya.
0 komentar:
Post a Comment