Kristus di Dalam Budaya
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 22 Jan 2023
"Tiap
tahun umur manusia akan digerogoti oleh waktu," kata Ps. Antoni Moelyono.
Seharusnya itu benar, tetapi kenapa ada
yang digerogoti waktu dengan cepat dan ada yang lambat? Beberapa hari lalu
seorang wanita bertanya kepadaku, "Berapa umurmu?" Tentu saja kujawab
40. Namun, dia langsung bereaksi, "Masa? Kupikir kita sepantaran."
"Berapa usiamu?" tanyaku pula. "33.
Kamu benar 40?" tanyanya sekali lagi dengan ekspresi keheranan. Aku pun
segera menimpali, "Ya. Benar. Memang banyak yang mengira aku lebih muda
daripada usiaku."
Tadi pagi seorang juru parkir juga bertanya
kepadaku, "Tidak diantar sama mas?" Aku pun bertanya-tanya dalam
hati, Mas siapa? Lalu dia melanjutkan, "Kemarin mas ngantar anak-anak, apa
dia belum kembali?"
Oh, ternyata yang dia tanyakan adalah
titiku, gumamku dalam hati. Karena buru-buru mau pergi, aku hanya menjawab,
"Tidak, dia sudah kembali, ada di dalam, aku pergi sendiri saja." Aku
ini sulung lho, tapi kenapa selalu dikira bungsu?
Titi itu mengira aku lebih muda daripadanya sehingga dia mulai menggodaku. Ketika kusadari keanehannya, aku segera mencari waktu yang tepat untuk memberitahunya. "Aku ini lebih tua darimu," kataku kepadanya. Semula dia tidak memercayainya.
Namun, akhirnya dia percaya dan tampak
kecewa. Sejak hari itu perlahan-lahan dia berusaha menjauhiku. Dia pun pernah
marah-marah tanpa sebab yang jelas. Meskipun demikian, selalu saja ada berbagai
masalah yang membuat kami terus terhubung. Alhasil, aku merasa bertanggung
jawab untuk memulihkan hatinya.
Hehehe... kelihatannya aku sudah berhasil
mengeringkan luka itu. Namun, semenjak kejadian itu aku putuskan untuk berhenti
menghitamkan rambutku. Tadinya kukira tak akan ada lagi yang salah paham dengan
umurku jika mereka melihat ubanku. Ini karena Amsal seolah-olah mengatakan
bahwa uban identik dengan kebenaran.
Amsal 16:31 Rambut
putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
Rupanya aku salah. Sekalipun kubiarkan
ubanku terlihat, tetap saja ada yang mengira aku ini jauh lebih muda daripada
umurku. Padahal, aku tak bermaksud menipu. Aku ini sudah tampil dengan sebenar-benarnya.
Untungnya kali ini yang tertipu dengan
umurku bukan titi-titi lagi. Ya, semoga saja titi itu merupakan cowok pertama
dan terakhir yang tak sengaja tertipu oleh wajah awet mudaku. Kalau sampai ada
titi-titi lain, bisa repot deh. Ini karena menyembuhkan luka hati tuh tak
semudah membalikkan telapak tangan orang normal. Coba aja kalau tak percaya
... hahaha ...
ROH-MU yang HIDUP
Verse 1: Roh-Mu yang hidup
penuhiku, mengalir dalamku. Jiwaku tenang bersama-Mu, dalam naungan-Mu.
Verse 2: Roh-Mu yang kudus pulihkanku. Engkaulah damaiku. Kuhidup oleh
anug'rah-Mu yang menyertaiku.
Verse 3: Roh-Mu yang hidup penuhiku, Datang urapiku. Kusiap t'rima
kuasa-Mu. Hidupku bagi-Mu. Hidupku bagi-Mu.
Reff : Kubuka hati 'tuk jamahan-Mu. Berserah penuh di hadirat-Mu. Kau ambil
alih s'luruh hidupku. Di altar-Mu menyembah-Mu.
0 komentar:
Post a Comment