Keluarga di Mata Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Jan 2023
"Sumpek". Begitulah status
WA seorang teman. Aku pun bertanya kepadanya, "Ada masalah apa? Daripada sumpek,
mau ikut retreat 'Wanita Berdoa'?" Dia pun mengatakan bahwa dia sulit
mendapatkan izin. "Kalau gitu, berdoa di rumah aja,"
jawabku.
Lalu dia menceritakan masalahnya. Dia sedang tertekan karena sikap papa dan emaknya. Papanya menitipkan mamanya di rumahnya. Dulu emaknya tinggal sendirian lalu rumahnya dijual. Hasilnya dibagi ke anak-anaknya. Papanya pun mendapat jatah seratus jutaan rupiah. Setelah itu emaknya tinggal bersama adik papanya, tetapi tidak cocok.
Lalu emaknya dititipkan ke adiknya, tetapi
suami adiknya tidak suka karena emaknya suka membuka lemari dan laci-lacinya.
Jadi, emaknya dijemput papanya dan sejak itu dia tinggal bersama temanku. Sebenarnya
temanku tidak keberatan, tetapi dia meminta satu hal kepada papanya. Dia hanya
meminta papanya menjaga dan mengawasi emaknya selama dia bekerja di kantor.
Memang papanya selalu datang ke rumahnya
acapkali dia bekerja, tetapi papanya sibuk bertelepon ria dan tidak mengawasi
emaknya. Padahal, emaknya yang telah berusia 92 tahun kelihatannya mulai pikun.
Hebat juga emaknya berumur panjang, tetapi kasihan juga karena dia harus
dipindah-pindah selagi sudah setua itu.
Sekalipun dilarang cuci piring, emaknya tetap mencuci piring. Kalau dapur dikunci, dia akan mencucinya di kamar mandi. Bahkan, dia pernah mencucinya dengan air rendaman kura-kura yang kotor. Gelas minuman yang kotor pun pernah dimasukkan ke dalam bak mandinya.
Karena was-was, temanku pun memantau
emaknya lewat cctv sehingga dia tidak konsentrasi bekerja dan melakukan
kesalahan. Untunglah masih bisa diperbaiki. Sementara itu, sebagai menantu,
tentu saja mamanya segan menegur atau melarang mertuanya.
Seharusnya papanya yang bertanggung jawab dalam mengawasi mamanya saat temanku bekerja. Namun, temanku kesal karena papanya hanya pencitraan saja di depan teman-temannya bahwa dia mengasihi orang tuanya.
Wew... Dia juga tidak mungkin mempekerjakan
suster atau pembantu untuk mengawasi emaknya karena keterbatasan dana. Selain
menghidupi dirinya bersama suami, dia juga harus menghidupi orang tua dan
emaknya. Nah, jika masalahnya seperti itu, aku juga tidak punya solusi selain
memintanya berdoa dan menguatkan hati.
Dulu saat bertemu dia dan mamanya di suatu
pusat perbelanjaan, mereka tuh terlihat seperti keluarga Kristen sejati.
Kupikir menyenangkan jika satu keluarga sama-sama Kristen, tetapi ternyata
masalah mereka sama saja dengan masalah yang terjadi di dalam keluarga non-Kristen.
JANGAN MENYERAH
Tuhan tak pernah janji langit
selalu biru, tetapi Dia berjanji selalu menyertai.
Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata tetapi Dia berjanji berikan
kekuatan.
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa. Mujizat Tuhan ada saat hati
menyembah.
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa. Mujizat Tuhan ada bagi yang
setia dan percaya.
0 komentar:
Post a Comment