Sunday, January 15, 2023

Keluarga di Mata Tuhan ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Pentingnya Keluarga di Mata Tuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Jan 2023

KASIHILAH ORANG TUAMU

Yohanes 19:25-27 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Yohanes merupakan murid yang dikasihi oleh Yesus, tetapi dia juga mengasihi Yesus. Ketika semua murid bersembunyi, Yohanes malah berada di dekat salib Yesus. Dengan cara ini dia telah menyatakan sikap dan dukungannya terhadap Yesus.

Sebenarnya di dekat salib Yesus ada tiga Maria, tetapi hanya dua Maria yang disebut. Di sana juga ada tiga golongan. Golongan pertama adalah penonton Yesus karena saat itu belum ada TV. Golongan kedua adalah pembenci Yesus yang bersukacita atas penderitaan-Nya. Golongan ketiga adalah orang-orang yang mengasihi-Nya.

Nah, ketika melihat mereka yang mengasihi-Nya, Yesus teringat akan masa depan ibunya. Maka, Dia meminta Yohanes menjaga ibunya yang sudah janda. Sebagai anak sulung Yesus merasa bertanggung jawab terhadap orang tuanya. Maka, dalam keadaan sakit di kayu salib, dia masih sempat memperhatikan kebutuhan ibunya.

Lalu dimana saudara Yesus yang lain? Bukankah Dia memiliki saudara-saudara tiri? Saat itu saudara-saudara Yesus belum bertobat. Ini sebabnya Yesus memercayakan ibunya kepada Yohanes. Dengan senang hati Yohanes pun merawat ibu Yesus selayaknya janda hingga hari kematiannya.

Tidak mudah menjadi single parent / orang tua tunggal. Anaknya pun pasti merasa kehilangan salah satu sosok orang tuanya. Maka, doakanlah mereka.

1 Timotius 5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.

Mary Ann Bevan menderita penyakit langka yang membuat dirinya menjadi jelek. Hal ini membuat pasiennya pingsan saat melihatnya. Alhasil, dia dipecat dari pekerjaannya sebagai perawat padahal dia harus menghidupi keempat anaknya.

Maka, dia memutuskan untuk mengikuti kontes wanita terjelek. Dia pun menang lalu ikut dalam sirkus. Dia selalu diejek, dihina, dicaci maki, dan dilempari berbagai benda. Bahkan, ada yang pingsan saat melihatnya. Namun, dia tetap bertahan dengan semua itu demi keempat anaknya.

Saat ibunya meninggal, keempat anaknya mengatakan bahwa ibunya adalah wanita tercantik di dunia. Segala cara akan dilakukan oleh seorang ibu demi anak-anaknya. Maka, sudah selayaknya jika anak-anak juga mengasihi orang tuanya.

Selama 36 tahun pak Sukirno pun selalu mendoakan ayahnya hingga dia mau menerima Yesus. Doanya tetap sama agar orang tuanya panjang umur dan ada orang yang membawanya kepada Yesus.

Suatu hari ayahnya bertanya, "Setiap manusia pasti lahir, tua, dan mati. Jadi, untuk apa kita hidup?" Pak Sukirno susah menjawabnya, tetapi dia merasa bahwa ayahnya takut mati. Jadi, dia meminta papanya menerima Yesus di dalam hatinya. Papanya pun bersedia, tetapi belum mau dibaptis. Ternyata pak Sukirno sendiri yang harus menjadi jawaban doa untuk papanya. 

Hingga kini dia tetap mendoakan mamanya dengan doa yang sama. Jadi, sudah 38 tahun. Tak ada yang lebih membahagiakan daripada memberikan keselamatan kepada orang tua kita.

Tidak Mudah Menjadi Orang Tua

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.