Sunday, January 15, 2023

Iklan Keluarga pada Saat Imlek ~ Pdt. Sukirno Tarjadi

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 15 Jan 2023

Setiap tahun menjelang Imlek selalu ada tayangan iklan yang berkaitan dengan keluarga. Salah satu iklan itu berkisah tentang seorang ayah yang memercayai bahwa kemakmuran akan datang jika mereka bisa makan ikan bawal putih. Lantas dia meminta seseorang memancingnya, tetapi tak ada bawal putih yang didapat.

Tanpa sengaja dia pun memecahkan hiasan porselen di atas lemari. Dia makin panik karena khawatir tidak bisa hidup makmur di tahun tersebut. Lalu dia pergi ke pasar untuk mencari bawal putih. Dia pun tersenyum saat melihat pedagangnya. Namun, senyumnya menghilang tatkala mengetahui bahwa bawal putih terakhir sudah dibeli oleh orang lain.

Celana panjang dan sepatunya pun terciprat air comberan di pasar itu. Kemudian dia terpaksa pulang. Dia pun duduk di sebuah kursi kayu sambil memikirkan tahun barunya yang tampak suram karena tidak menemukan bawal putih. Tak lama berselang bel berbunyi.

Dia langsung bangkit berdiri dan melihat salah satu kayu yang ada di kursi itu terlepas. Namun, dia hanya melihat sekilas dan tetap bergerak ke arah pintu. Ternyata anak-anak dan cucunya ada di balik pintu itu. Mereka membawa sekotak ikan bawal putih. Mereka pun makan bersama. "Hubungan yang kuat dapat menjadi berkat." Beginilah pesan iklan tersebut.

Iklan Imlek memang selalu berbicara tentang keluarga. Segala sesuatu dimulai dari keluarga. Tuhan pun menciptakan manusia dalam keluarga, yang dimulai oleh Adam dan Hawa.

Tak ada manusia yang terlahir sendiri. Setiap kita pasti memiliki ayah dan ibu, baik dari pernikahan resmi maupun tidak. Jadi, setiap kita pasti memiliki keluarga. Pertumbuhan rohani, sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya bersumber dari keluarga.

Ada pasutri di India yang terpaksa menuntut anaknya karena tidak mau memberinya cucu. Anak dan menantunya bukan tidak bisa mempunyai anak, melainkan tidak mau. Anaknya pun dituntut untuk mengembalikan semua biaya hidup dan biaya pernikahannya sebesar 643 ribu dollar atau sekitar 9 milyar rupiah.

Dalam tuntutannya pengacara keluarga itu berkata, "Anaknya sudah dibesarkan dan dinikahkan, tetapi tidak mau memberi cucu. Jadi, untuk apa mereka menikah? Saat tua nanti siapa yang akan merawat mereka?"

Hal tersebut menjadi perdebatan di India. Di sana ada peraturan yang mewajibkan anak untuk merawat orang tuanya. Jika melanggar, mereka akan dihukum tiga bulan. Mungkin hal itu terdengar aneh, tetapi itu realita.

Keluarga memang sangat penting, terutama bagi mereka yang usianya di atas 40 tahun. Hal ini mencegah datangnya penyakit. Dengan adanya keluarga mereka juga terhindar dari kesepian sehingga makin panjang umur. Ini sebabnya iblis berusaha menghancurkan banyak keluarga.

Maka, hari ini kita akan membahas tentang keluarga dalam dua sudut pandang berbeda. Pagi ini kita akan melihat keluarga dari sudut pandang anak. Nanti sore kita akan menggunakan sudut pandang orang tua.

TAATILAH ORANG TUAMU

Lukas 2:49-50 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.

Ketika Yesus berada di Bait Allah, orang tuanya kebingungan mencari Dia. Setelah ditemukan, Yesus diajak pulang. Orang tuanya tidak mengerti panggilan hidup-Nya. Di sinilah sering terjadi miskomunikasi. Namun, Yesus memilih untuk tetap menaati orang tuanya.

Dia pun pulang bersama mereka. Ini sebabnya sejak hari itu tak terdengar kegiatan pelayanannya hingga Dia berusia 30 tahun. Jadi, kita pun wajib menaati orang tua kita.

Efesus 6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.

Pentingnya Keluarga di Mata Tuhan

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.