Sunday, December 18, 2022

Untuk yang Tahu Saja

Ancaman Kehidupan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 18 Des 2022

Beberapa waktu lalu aku mengikuti ibadah online jemaat gereja lain. "Siapa yang masih jomblo, angkat tangan!" kata pendetanya. Lalu dia menambahkan, "Kalau tidak mau angkat tangan, saya doakan agar jomblo selamanya."

Tak lama berselang dia tertawa ngakak dengan keras sekali dan berkata, "Inilah enaknya jadi pendeta ... bisa mengancam jemaat ..." Kata-katanya tidak tepat seperti itu, tetapi intinya ya seperti itu. Pendeta ternama itu mengingatkanku pada pendeta ternama lain yang juga pernah melakukan hal yang sama pada saat kuikuti ibadah offline-nya. Setahuku mereka memang berteman baik sekalipun berbeda gereja.

Walau mereka hanya bercanda, dari situ kelihatan lho bahwa masih banyak jemaat yang bergantung pada doa pendeta. Ketika mendengar ancaman pendeta-pendeta tenar itu, seketika mereka mau mengangkat tangannya.

Aku sih tidak terpancing untuk ikut angkat tangan. Bahkan, awalnya aku amin-kan karena aku percaya Tuhan tidak akan sembarangan mengabulkan semua doa kita, termasuk doa pendeta. Tuhan pasti menilai ulang permintaan kita semua. Dia juga pasti memberikan yang terbaik untuk semua anak-Nya, sekalipun anak-Nya bukan pendeta.

Namun, setelah beberapa kali mendengar pendeta lain turut mengatakan hal semacam itu, aku pun membatin, "Ya Tuhan, kok bisa sih pendeta malah bangga bisa mengancam jemaatnya? Walau hanya bercanda, harusnya malu lha. Dari kejadian tersebut malah terlihat bahwa jemaatnya masih belum mengenal Tuhan dengan benar. Makanya masih bisa diancam."

Sejak kapan sih Tuhan Yesus suka mengancam? Bahkan, saat menderita Dia pun tidak mengancam.

1 Petrus 2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Kalau masih takut, coba bayangkan doa pendeta itu seperti pembicaraan kakak kita dengan Bapa kita. Kakak berkata kepada Bapa, "Pa, tadi adik nggak mau ngaku kalau masih jomblo. Jadi, kutukilah dia agar jomblo selamanya."

Ketika mengetahui bahwa kakak akan berbicara dengan Bapa Surgawi, adik jangan mau kalah. Adik bisa berdoa pula. Siapa bilang hanya doa pendeta yang didengarkan? Sekalipun hanya jemaat, Bapa yang sama juga mau mendengar doa kita kok. Maka, beberapa jemaat segera datang menemui Bapa.

Jemaat tipe A: "Setuju Pa. Kabulkan saja permintaannya karena aku hanya bisa jatuh cinta pada kebebasan."
Jemaat tipe B: "Nggak bisa gitu Pa. Bukan aku nggak mau ngaku, tapi waktunya tidak tepat. Kuharap Bapa mengerti."

Nah, Bapa di sorga akan menjawab,
* "Tenang Kak! Jangan terburu-buru mengutuki mereka. Bersabarlah! Mereka masih berproses. Kasihilah mereka!"
* "Tenang Dik! Jangan takut pada ancamannya. Aku tahu kebutuhanmu. Aku akan memberikannya tepat waktu."
* "Bahkan, sebelum kalian meminta sesuatu, Aku tahu apa yang ada di hati kalian. Kalau belum Kusediakan, berarti kalian belum membutuhkannya atau waktunya belum tepat. Tenang ya ..."

Hahaha … tadinya mau menggunakan anak, bapa, dan Kakek Surgawi, tetapi setahuku Tuhan tidak pernah menua. Dulu, sekarang, dan selamanya Dia tetap muda. Jadinya pakai adik, kakak, dan Bapa Surgawi … xixixi …

1 Tesalonika 5:17 Tetaplah berdoa.

JADIKANKU RUMAH DOA-MU
Kubawa hidupku s’karang ke tempat kudus-Mu Tuhan. Di mezbah-Mu kuserahkan seluruh hidupku.
Penuhi hatiku s’karang dengan urapan yang baru. Agar aku lebih lagi mendengar suara-Mu.
Jadikan aku, Tuhan, rumah doa-Mu agar semua suku bangsa datang menyembah-Mu.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.