Catatan Ibadah Natal ke-1 Minggu 25 Des 2022
Semula Tuhan menciptakan manusia dengan
memberikan pula terang, sukacita, dan damai sejahtera. Namun, karena
ketidaktaatan manusia, kegelapan datang. Manusia mulai hidup dalam ketakutan
dan kecemasan.
Setelah rentang waktu yang terasa amat
panjang di mata manusia, terang mulai hadir. Sesosok malaikat Tuhan diutus
untuk mendatangi seorang wanita yang telah bertunangan dengan Yusuf. Dia
bernama Maria.
Lukas 1:26-27 Dalam
bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di
Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang
bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Maria terkejut melihat kedatangan malaikat
itu. Namun, malaikat itu memintanya untuk tidak takut. Lantas dia memberitahu
Maria bahwa dia akan hamil. Tentu saja Maria sulit memercayai hal ini karena
dia belum menikah dan dia juga selalu menjaga kekudusan.
Lukas 1:35 Jawab
malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang
Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah.
Malaikat pun menjawab bahwa Maria akan
mengandung dari Roh Kudus. Maka, dia langsung menimpali, "aku ini hamba
Tuhan, terjadilah padaku seturut perkataanmu."
Lukas 1:38 Kata
Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Namun, setelah itu Maria bertanya-tanya,
"Mengapa aku menjawab seperti itu? Apa aku sudah gila? Ini tidak masuk
akal. Bagaimana jika Yusuf tidak memercayai hal ini? Bagaimana pendapat orang
lain jika mengetahui hal ini? Namun, sudahlah. Percaya saja. Semoga Yusuf dan
lainnya juga bisa percaya."
Beberapa saat kemudian Yusuf menyuarakan
kebahagiaannya kepada teman-temannya. Dia berkata, "Hai, aku Yusuf. Aku
senang karena sudah tidak jomblo lagi. Aku sudah bertunangan dengan wanita
paling cantik di kotaku, setidaknya paling cantik di mataku. Kalian yang masih
jomblo, semangat ya..."
Kebetulan Yusuf melihat Maria lalu dia
mendekatinya. "Maria, kamu lihat lampu itu? Kamu tahu bedanya diriku
dengan lampu itu?" Maria tidak mengetahuinya lalu Yusuf berbicara lagi,
"Lampu itu terang terus, tetapi aku terus terang. Nah, aku akan
berterus terang padamu. Maukah kamu menikah denganku?"
Maria berusaha meyakinkan Yusuf bahwa dia
mengandung dari Roh Kudus. Sayangnya, Yusuf tetap tidak mau memercayainya. Lalu
menjelang malam Yusuf tertidur di tengah kekecewaannya yang berat. Saat
itulah dia mendengar Tuhan berfirman kepadanya, "Yusuf, jangan tinggalkan
Maria. Sesungguhnya dia mengandung dari Roh Kudus dan anak yang dilahirkannya
juga kudus."
Maka, Yusuf terbangun dan tak lama
berselang dia mengambil Maria sebagai istrinya. Dia pun siap sedia menemani
Maria melewati perjalanan panjang yang berat di dalam hidupnya. Ini bukan
soal seberapa jauh kita berjalan, tetapi dengan siapa kita berjalan. Berjalan Bersama-Mu dalam setiap langkahku, ku takkan
goyah, ku takkan bimbang. Kau ada di dalamku, dalam setiap napasku …
Lukas 2:1 Pada
waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan
semua orang di seluruh dunia.
Setelah itu Yusuf dan Maria berjalan jauh
ke Betlehem karena harus ikut mendaftarkan diri. Yusuf pun senantiasa
menguatkan Maria agar tidak berhenti di tengah jalan. Angin, hujan, petir, dan
teriknya mentari pun tak menghalangi mereka untuk tetap bersama hingga tiba di
kota yang dituju.
Lukas 2:4 Demikian
juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang
bernama Betlehem, — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud --
Nah, ketika tiba di Betlehem, Maria mulai
kesakitan karena sepertinya bayi dalam kandungannya akan lahir. Yusuf mengetuk
berbagai pintu penginapan, tetapi tak ada tempat bagi mereka. Yusuf pun menenangkan
Maria, "Malaikat Tuhan itu mengatakan bahwa anak kita berasal dari Roh
Kudus. Jadi, Tuhan pasti memelihara dan menyediakan kebutuhan kita."
Kemudian Yusuf berusaha lagi. Akhirnya ada
seorang pemilik penginapan yang memberinya sebuah tempat. Sekalipun orang itu
mengatakan bahwa tempatnya tidak layak untuk manusia karena hanya berupa
kandang hewan, Yusuf menerimanya. Maka, Yesus pun lahir dan diletakkan di atas
palungan atau tempat makan hewan.
0 komentar:
Post a Comment