Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 November 2022
Ketika masih anak-anak, kita diajarkan lagu
'tek kotek-kotek'. Karena lagu ini, banyak anak pelit. Lagu ini mengajarkan
Matematika. "Tek kotek-kotek, anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal
sembilan, ..." Lama-lama anak ayamnya habis karena berkurang.
Memang kita paling mudah mengingat sesuatu
lewat lagu karena langsung masuk pikiran bawah sadar. Namun, lagu itu membuat
anak-anak takut memberi karena jika memberi, miliknya akan makin berkurang.
Padahal, ekonomi Allah tidak seperti ini.
Ketika ekonomi dunia baik-baik saja,
ekonomi Allah tidak diperlukan karena semuanya lancar. Semua yang dikerjakan
pasti berhasil. Justru pada saat ekonomi dunia bermasalah, ekonomi Allah bisa
digunakan. 2023 diprediksi resesi, tetapi ini saatnya anak Tuhan menyinarkan
harapan di tengah kegelapan.
Alasan Kita Memberi, yaitu:
1. Ungkapan Kasih dan Rasa Hormat kepada
Tuhan. Pemberian kita bisa menunjukkan tingkat kasih kita kepada seseorang.
Ada orang yang memberikan barang kadaluarsa. Ini karena orang yang dia beri
dianggap tidak penting baginya.
Jika mengasihi Tuhan, kita juga pasti
memberi-Nya. Kita bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak mungkin
mengasihi tanpa memberi. Apa kalian pernah pacaran? Pasti paham akan hal
ini. Ketika jatuh cinta, pasti memberi pasangannya. Tuhan juga memberikan
anak-Nya karena Dia mengasihi setiap orang.
Yohanes 3:16 Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
2. Ekspresi Keseriusan dan Ketergantungan kepada Tuhan. Ketika memberi, ini dapat menunjukkan iman kita. Ada orang yang memutuskan untuk memberi dirinya sebagai full timer gereja sebagai tanda keseriusannya mengikut Tuhan. Padahal, pekerjaan dia sebelumnya sudah bagus. Namun, dia tinggalkan semua itu sekalipun dia akan menikah. Tuhan pun mencukupkan kebutuhannya.
Ketika kita memberi dalam keadaan susah,
ini menunjukkan ketergantungan kita kepada Tuhan. Jika ada orang yang
mengatakan bahwa dia akan memberi setelah sukses atau setelah kaya, ini hanya promo.
Biasanya tidak akan memberi.
Memberi itu tidak perlu menunggu kaya
atau sukses. Di bait Allah Yesus melihat seorang
janda yang memberi dari kekurangannya. Ada pula janda di Sarfat yang memberikan
makanan terakhirnya kepada Elia. Dia memberi karena percaya kepada Elia dan
percaya kepada Tuhannya. Maka, mujizat terjadi. Dia tidak berkekurangan.
3. Ungkapan Syukur kepada Tuhan atas Segala
Berkat-Nya. Jika kita masih bernapas hingga hari ini, kita patut bersyukur
karena ada yang tidak bisa melewati tahun 2021. Mungkin pula ada yang tak bisa
melewati tahun 2022.
Ada pula yang seharusnya meninggal, tetapi
masih hidup. Kadar gulanya sampai 500 dan dia terancam diamputasi, tetapi
selamat. Lantas pak Leo berkata kepadanya, "Jika Tuhan masih memberimu
hidup, isilah hidupmu untuk Tuhan." Namun, dia tetap hidup bagi dirinya
sendiri. Akhirnya, dia diamputasi dan meninggal. Padahal, dia lebih muda
daripada pak Leo.
Ketika kita mensyukuri kebaikan,
perlindungan, dan berkat Tuhan lainnya, kita pasti memberi korban syukur. Ini
bukan hanya menyanyikan lagu syukur, tetapi membawa korban ke rumah Tuhan,
seperti Hizkia.
2 Tawarikh
29:31 Kemudian berbicaralah Hizkia: "Sekarang kamu telah mentahbiskan
dirimu untuk TUHAN. Mendekatlah dan bawalah korban-korban sembelihan dan
korban-korban syukur ke rumah TUHAN!" Lalu jemaah membawa korban-korban
sembelihan dan korban-korban puji-pujian; setiap orang yang rela hati membawa
juga korban-korban bakaran.
0 komentar:
Post a Comment