Sunday, November 20, 2022

Pemberian Terbaik ~ Pdt. Leonardo Sjiamsuri

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 20 November 2022

Ketika masih anak-anak, kita diajarkan lagu 'tek kotek-kotek'. Karena lagu ini, banyak anak pelit. Lagu ini mengajarkan Matematika. "Tek kotek-kotek, anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan, ..." Lama-lama anak ayamnya habis karena berkurang.

Memang kita paling mudah mengingat sesuatu lewat lagu karena langsung masuk pikiran bawah sadar. Namun, lagu itu membuat anak-anak takut memberi karena jika memberi, miliknya akan makin berkurang. Padahal, ekonomi Allah tidak seperti ini.

Ketika ekonomi dunia baik-baik saja, ekonomi Allah tidak diperlukan karena semuanya lancar. Semua yang dikerjakan pasti berhasil. Justru pada saat ekonomi dunia bermasalah, ekonomi Allah bisa digunakan. 2023 diprediksi resesi, tetapi ini saatnya anak Tuhan menyinarkan harapan di tengah kegelapan.

Alasan Kita Memberi, yaitu:

1. Ungkapan Kasih dan Rasa Hormat kepada Tuhan. Pemberian kita bisa menunjukkan tingkat kasih kita kepada seseorang. Ada orang yang memberikan barang kadaluarsa. Ini karena orang yang dia beri dianggap tidak penting baginya.

Jika mengasihi Tuhan, kita juga pasti memberi-Nya. Kita bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi kita tidak mungkin mengasihi tanpa memberi. Apa kalian pernah pacaran? Pasti paham akan hal ini. Ketika jatuh cinta, pasti memberi pasangannya. Tuhan juga memberikan anak-Nya karena Dia mengasihi setiap orang.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

2. Ekspresi Keseriusan dan Ketergantungan kepada Tuhan. Ketika memberi, ini dapat menunjukkan iman kita. Ada orang yang memutuskan untuk memberi dirinya sebagai full timer gereja sebagai tanda keseriusannya mengikut Tuhan. Padahal, pekerjaan dia sebelumnya sudah bagus. Namun, dia tinggalkan semua itu sekalipun dia akan menikah. Tuhan pun mencukupkan kebutuhannya.

Ketika kita memberi dalam keadaan susah, ini menunjukkan ketergantungan kita kepada Tuhan. Jika ada orang yang mengatakan bahwa dia akan memberi setelah sukses atau setelah kaya, ini hanya promo. Biasanya tidak akan memberi.

Memberi itu tidak perlu menunggu kaya atau sukses. Di bait Allah Yesus melihat seorang janda yang memberi dari kekurangannya. Ada pula janda di Sarfat yang memberikan makanan terakhirnya kepada Elia. Dia memberi karena percaya kepada Elia dan percaya kepada Tuhannya. Maka, mujizat terjadi. Dia tidak berkekurangan.

3. Ungkapan Syukur kepada Tuhan atas Segala Berkat-Nya. Jika kita masih bernapas hingga hari ini, kita patut bersyukur karena ada yang tidak bisa melewati tahun 2021. Mungkin pula ada yang tak bisa melewati tahun 2022.

Ada pula yang seharusnya meninggal, tetapi masih hidup. Kadar gulanya sampai 500 dan dia terancam diamputasi, tetapi selamat. Lantas pak Leo berkata kepadanya, "Jika Tuhan masih memberimu hidup, isilah hidupmu untuk Tuhan." Namun, dia tetap hidup bagi dirinya sendiri. Akhirnya, dia diamputasi dan meninggal. Padahal, dia lebih muda daripada pak Leo.

Ketika kita mensyukuri kebaikan, perlindungan, dan berkat Tuhan lainnya, kita pasti memberi korban syukur. Ini bukan hanya menyanyikan lagu syukur, tetapi membawa korban ke rumah Tuhan, seperti Hizkia.

2 Tawarikh 29:31 Kemudian berbicaralah Hizkia: "Sekarang kamu telah mentahbiskan dirimu untuk TUHAN. Mendekatlah dan bawalah korban-korban sembelihan dan korban-korban syukur ke rumah TUHAN!" Lalu jemaah membawa korban-korban sembelihan dan korban-korban puji-pujian; setiap orang yang rela hati membawa juga korban-korban bakaran.

Sikap dalam Memberi

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.