Sunday, October 23, 2022

Siapa Takut?

Alami Tuhan di Masa Krisis

Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Oktober 2022

Ada dua anak kecil yang takut pergi ke kamar mandi rumahnya yang tampak gelap karena lampu belum dinyalakan. Mereka mengatakan bahwa mereka takut hantu. Seseorang berkata kepada mereka: "Terbalik. Di sana tidak ada hantu. Di sana ada Tuhan. Tu-han, bukan han-tu. Pengucapan suku katanya jangan dibalik."

Hehehe... Untunglah sewaktu kecil aku tidak setakut mereka karena aku punya teman imajiner. Setiap kali aku merasa bimbang karena berada di sebuah persimpangan jalan, aku bertanya padanya dan dia langsung angkat bicara dengan suara lembut.

Ketika aku merasa takut, aku juga berbicara padanya dan dia menenangkanku. Jadi, alih-alih bergantung pada benda dan orang, kuletakkan rasa amanku kepada teman imajiner yang tinggal di dalam hatiku itu. Sekalipun sosoknya tak terlihat, aku merasa aman saat mendengar suaranya. Tak ada yang bisa mengancamku.

Ketika masih SD, aku sedang makan Astor coklat bersama memeku di dalam asrama. Tiba-tiba kami dipalak oleh anak besar untuk memberikan wafer gulung tersebut. Tentu saja aku tidak mau memberikannya karena itu termasuk camilan langka di asrama. Dia pun mengancam kami. Dia mengatakan bahwa kami tidak boleh menggosok gigi jika tidak mau memberinya.

Siapa takut? Apa itu rasa takut? Ancamannya tentu saja tak berlaku bagiku sehingga dia pergi dengan gigit jari. Eh, ketika malam tiba, dia tidak melarang kami menyikat gigi. Hihihi... rupanya dia hanya gertak sambal. Dia masih takut dimarahi suster kalau ketahuan melarang kami menggosok gigi.

Namun, lama kelamaan aku jadi berpikir bahwa kekuatan dan keberanian itu berasal dari diriku sendiri. Alhasil, aku masuk dalam sebuah proses kehidupan yang tidak nyaman. Setelah gigi tajam seekor anjing hitam menggores kakiku, barulah kusadari bahwa masih ada hal-hal yang kutakuti... wkwwkw... Aku takut gigitan itu membuatku kena rabies. Kata teman-temanku saat itu: "Kalau digigit anjing, penderitanya bisa menjulur-julurkan lidah seperti anjing."

Hih... Sekalipun aku bershio anjing, tak mau lha jadi seperti anjing. Fiuh... untunglah ketakutanku tidak terbukti. Meskipun demikian, sejak saat itu aku tidak mau dekat-dekat dengan hewan bergigi, seperti anjing. Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Sebelum digigit, ya lebih baik menjauhinya.

Di kemudian hari setelah melewati gunung, bukit, jurang, dan lembah barulah kutahu siapa Dia yang bersemayam di hatiku dan diam-diam menjadi teman imajinerku tersebut. Ihi... siapa Dia? Apa kau juga mengenal teman imajinerku itu?

HOLY SPIRIT, MY BEST FRIEND (GMS Live)
Holy Spirit, all my fountains are in You. Jesus' Spirit a true friend I've found in You. Spring of love, joy and peace, You breathe Your life in me.
Patiently You will always wait for me. You're so kind, so good and faithful too. Bit and bridle in my flesh, gently lead me to you.
My best friend, Holy Spirit. Holy Spirit, my best friend. My best friend, Holy Spirit. Holy Spirit, my best friend.

Roh Kudus mata air hatiku. Roh Yesus sahabat sejatiku. Sumber kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar dan lemah lembut, murah hati, baik, dan setia. Kekang suci di dagingku, terus pimpin aku.
My best friend, Holy Spirit. Holy Spirit, my best friend. My best friend, Holy Spirit. Holy Spirit, my best friend.

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.