Catatan Ibadah ke-1 Minggu 23 Oktober 2022
Saat
ini kita sedang memasuki musim pancaroba. Kita mendengar berbagai berita
tentang banjir, tanah longsor, badai, perang, dan semacam itu. Mungkin saat ini
kehidupan kita juga sedang mengalami badai atau musim pancaroba. Hal serupa
pernah dialami oleh murid-murid Yesus.
Matius 14:24 Perahu
murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan
gelombang, karena angin sakal.
Setelah
Yesus mengadakan mujizat lima roti dan dua ikan, dia meminta murid-murid-Nya
naik perahu dan menyeberangi danau. Sementara itu dia tinggal sendirian di
bukit untuk berdoa. Menjelang tengah malam perahu mereka diterjang badai.
Matius 14:25-26 Kira-kira
jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika
murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu
hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
Tiba-tiba Yesus berjalan di atas air melewati perahu mereka: "Hai Guys". Jika kita mengalaminya, mungkin kita merasa seperti diejek. Kita sudah pergi duluan dengan perahu, tetapi malah berhasil didahului oleh Dia yang berjalan kaki.
Seringkali badai diizinkan terjadi dalam kehidupan agar kita menyadari kepada apa atau siapa kita meletakkan rasa aman. Sewaktu kecil mungkin anak perempuan memegang bonekanya agar merasa aman.
Anak
cowok mungkin memegang mainan yang ada pistolnya. Namun, ada pula yang memegang
gulingnya dan merasa sedih saat gulingnya hilang. Ada pula yang memegang
handuknya atau apapun juga yang bisa memberi rasa aman.
Ketika
dewasa, hal yang sama juga terjadi. Kita meletakkan rasa aman pada perahu kita.
Ada yang meletakkan rasa aman pada pekerjaannya, bisnisnya, uangnya,
kekuatannya, atau kemampuannya sendiri. Lewat badai yang ada Tuhan ingin kita
meletakkan rasa aman hanya kepada-Nya.
Matius 14:27-29 Tetapi
segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan
takut!" Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila
Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata
Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan
di atas air mendapatkan Yesus.
Ketika
melihat Yesus berjalan di atas air, para murid merasa takut karena mengira dia
hantu. Namun, Yesus menenangkan mereka. Lalu Petrus memberanikan diri untuk
berjalan di atas air bersama-Nya. Tuhan tidak mau Simon tetap hidup dalam
ketidakpercayaan atau keraguannya. Tuhan mau Simon menjadi Petrus yang
mempercayainya hingga mau berjalan di atas air bersama-Nya.
Sekalipun
kalian mencatat khotbah secara lengkap dan mencari pengkhotbah yang pandai
bicara, percuma jika tidak dilakukan. Jangan mengabaikan khotbah sekalipun
hanya disampaikan oleh pendeta yang masih muda atau baru.
0 komentar:
Post a Comment