Catatan Ibadah ke-1 Minggu 16 Oktober
2022
Tiba-tiba seorang anak SD kelas 5 bercerita
tentang rencana liburannya.
Anak SD : "Besok aku pergi ke Playtopia. Temanku
juga ikut, tetapi dia bilang dia bayar sendiri dengan uang tabungannya."
Ayi : "Kamu juga pakai uang
tabunganmu?"
Anak SD : "Nggak. Aku dibayari papa. Aku nggak
pernah dikasih uang jajan sehingga tidak bisa untuk menabung."
Ayi : "Kamu pasti pernah dapat angpao. Uang
itu nggak ditabung?"
Anak SD : "Nggak. Uangnya sudah dipakai
papa."
Ayi : "Ya, bilang papamu kalau kamu juga mau
belajar nabung. Dulu ayi nabung untuk bisa beli play-station."
Anak TK B: "Ya apa
kalau sudah nabung tapi pas mau beli, barangnya habis?"
Anak SD
: "Iya... ya apa kalau gitu? Atau pas mau beli, harga barangnya sudah naik?"
Anak TK B: "Ada bapak
mau beli baju. Dia sudah nabung. Waktu uangnya sudah cukup, bajunya sudah
dibeli orang lain. Ya apa kalau gitu?"
Ayi (sambil garuk-garuk
kepala): "Hehehe... kalian ini belajar darimana sih? Pasti lihat Tik Tok.
Ya, kalau gitu, beli aja barang lain yang sejenis. Nanti kalian belajar
investasi saja lha."
Anak zaman sekarang benar-benar berbeda dari anak zaman dulu. Sekarang mereka bukan hanya belajar dari guru, orang tua, dan teman, tetapi juga belajar dari media sosial. Cita-citanya pun tak seperti anak zamanku dulu. Sekarang mereka bercita-cita menjadi youtuber agar bisa mendapatkan banyak uang.
Padahal, anak SD zamanku dulu cita-citanya
tuh masih seputar superhero. Mereka mau menjadi Superman, Sailor Moon, Wonder
Woman, Saint Seiya, dan semacamnya... wkwwkw... Ah, era anak superhero mungkin
sudah berlalu.
Sekarang zamannya anak pembuat konten.
Bahkan, beberapa di antaranya malah membuat konten prank yang tidak mendidik.
Mirisnya lagi beberapa konten animasi anak di Youtube dibuat oleh pendukung
homo dan filmnya bernuansa gelap pula.
Hmm... aku pun mencoba belajar animasi,
tetapi ternyata begityu syuulitt padahal baru kelas pemula. Wew... Ternyata
prosesnya lebih sulit daripada melupakan Rehan. Maklum ku tak pernah mengenal
Rehan... hehehe... Tapi, masa sih anak Tuhan kalah dari anak setan? Pasti ada
cara lain lha.
BERLARI ke HADIRAT-MU
Yesus pemegang nafasku, Jiwaku
aman dalam-Mu. Kau Tuhan yang tak pernah menyerah Membangkitkanku.
Yesus Kau sangat berharga
Berlari ku ke hadirat-Mu. Sumber segalanya hanya hadirat-Mu. Mengakui-Mu
di segala jalanku. Dalam hadirat-Mu ada urapan baru.
0 komentar:
Post a Comment