Sunday, June 12, 2022

Iman Personal ~ Ps. Jeffrey Rachmat (JPCC)

Iman Kerumunan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 12 Juni 2022

1 Samuel 17:32-33 (TB) Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."

Daud menawarkan diri untuk mengalahkan Goliat, tetapi kakak-kakaknya tidak menyetujui hal itu karena Daud masih muda dan belum berpengalaman. Mereka takut Daud terbunuh. Bagaimana mereka akan bertanggung jawab kepada ayah mereka?

Bahkan, Saul - pemimpin tentara Israel juga mengatakan bahwa hal itu tak mungkin. Orang yang tawar hati memang selalu melihat kemustahilan. Namun, iman Daud bukanlah iman yang nekat. Daud mengenal Allah yang hidup. Dia sudah terbiasa memecahkan masalah.

Daud sudah terbiasa berperang sendirian. Ketika ada singa atau beruang yang mau menyerang domba-dombanya, dia segera melawannya. Saat itu tak ada yang bisa membantunya. Domba-dombanya pun tak mungkin membantunya. Daud bukan sengaja mencari gara-gara terhadap singa, tetapi dia mau melindungi domba-domba yang dipercayakan ayahnya.

Karena mengenal Allah yang hidup, Daud melihat Goliat sebagaimana adanya. Dia tidak membesar-besarkan masalah. Daud melihat Goliat sama seperti dia melihat singa atau beruang. Daud mengetahui bahwa Allah yang mampu melepaskannya dari cakar singa dan beruang juga akan mampu mengalahkan Goliat.

Mazmur 23:2-3 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Iman Daud timbul dari pengenalannya akan Tuhan. Semula Daud menggunakan kata 'Ia' untuk membicarakan Tuhan. Namun, ketika berada di lembah kelam, Daud menggunakan kata 'Engkau'.

Mazmur 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Kata 'Engkau' menyatakan hubungan yang lebih dekat daripada kata 'Ia'. Kedekatan ini justru muncul di lembah kelam, bukan di padang rumput hijau dan air tenang.

Ketika Maria - ibu Yesus mengandung dari Roh Kudus, kepada siapa dia bisa bercerita? Begitu pula dengan Yusuf. Kadang kala ada masalah yang tak bisa diceritakan karena ceritanya mungkin akan diragukan oleh pendengarnya. Mungkin pula pendengarnya cuma bisa 'iya iya', tetapi tidak memberi solusi. Ada saatnya ketua kelompok selmu cuti dan pendetamu sedang ke pesta ketika kamu dalam masalah. Pada situasi seperti inilah kamu membutuhkan iman personal.

IMAN YANG MENGALAHKAN DUNIA
Sekalipun ku memiliki iman sekecil biji sesawi, namun kukenal yang kusembah. Tuhan yang besar di atas segalanya.
Reff: Kupercaya laut dapat menjadi jalan, kupercaya badai pun dapat Kau redakan, kupercaya gunung pun dapat kupindahkan dengan kuasa iman yang mengalahkan dunia.

Masalah Besar

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.