Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Juni 2022
Hari ini merupakan hari yang penting bagi
gereja karena kita memperingati Pentakosta, yaitu pencurahan Roh Kudus. 50 hari
setelah kebangkitan Yesus 120 orang menerima pencurahan Roh Kudus. Merekalah
cikal bakal gereja. Karena karya Roh Kudus pada 120 orang itu, kekristenan
semakin berkembang.
Gereja tidak bisa berkembang pesat tanpa
bantuan Roh Kudus. Gereja Karismatik merupakan
gereja yang paling cepat berkembang karena adanya Roh Kudus. Ketika Roh Kudus
melawat banyak orang, terjadilah kebangunan rohani. Ini semua bisa terjadi
karena ada orang-orang yang bersedia membuka hatinya untuk dipakai oleh Roh
Kudus.
ROH-MU yang HIDUP
Verse 1: Roh-Mu yang hidup
penuhiku, Mengalir dalamku. Jiwaku tenang bersama-Mu, Dalam naungan-Mu.
Reff : Kubuka hati 'tuk jamahan-Mu. Berserah penuh di hadirat-Mu. Kau
ambil alih s'luruh hidupku. Di altar-Mu menyembah-Mu..
Verse 2: Roh-Mu yang kudus pulihkanku. Engkaulah damaiku. Kuhidup oleh
anug'rah-Mu yang menyertaiku.
Verse 3: Roh-Mu yang hidup penuhiku. Datang urapiku. Kusiap t'rima
kuasa-Mu. Hidupku bagi-Mu. Hidupku bagi-Mu…
Ada banyak berkat yang kita peroleh ketika
Roh Kudus bekerja di dalam diri kita. Namun, di sini disampaikan tiga
berkat-Nya saja karena ada durasi waktu khotbah. Semoga ketiga berkat ini bisa
kita nikmati karena Tuhan ingin kita memuliakan dan menikmati-Nya.
Tiga Berkat dari Roh Kudus, yaitu:
1. Memberi Hidup dan Transformasi Hidup.
Roma 8:1-2 Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa
dan hukum maut.
Semula Adam dan Hawa hanyalah seonggok
tanah. Mereka hidup setelah Tuhan menghembuskan nafas yang merupakan roh-Nya.
Tanpa hembusan nafas itu mereka mati. Selain memberi hidup, Roh Kudus juga
mengubah kehidupan.
Dulu Paulus merupakan penganiaya orang Kristen. Dia meminta surat kuasa untuk membunuh semua orang Kristen, tetapi dia bertemu Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik. Sejak itu dia berubah. Dia pun mengakui bahwa itu karena Roh Kudus.
Beberapa tahun silam ketika masih rapat di
Jakarta, pak Gatut dimintai tolong untuk mendampingi seorang terpidana mati
yang akan dieksekusi. Dia bernama Sumiarsih. Sekitar tahun 1900an kota Malang
dihebohkan penemuan jenasah di Songgoriti.
Tak lama berselang kasus pembunuhan satu
keluarga itu segera terungkap. Pelakunya adalah Sumiarsih, Sugeng, dan Prayit.
Sugeng dipindah ke Kalisosok, Surabaya. Prayit meninggal karena serangan
jantung sebelum dieksekusi.
Namun, sebelum meninggal mereka telah
menjadi anak-anak Tuhan. Ini karena ada seorang dokter yang berpikir: "Mengapa
saya hanya menyembuhkan fisik orang? Mengapa saya tidak menyembuhkan kerohanian
orang pula?" Maka, dia mulai bersaksi kepada pasiennya hingga akhirnya
pak Gatut harus membuka tempat baptis.
Pak Gatut dan isterinya juga membuka
pelayanan di Malang untuk menjangkau orang yang tersisih. Nah, Sumiarsih di
lapas Malang juga dijangkau oleh isterinya bersama seseorang dari Kanada. Dia
pun mengalami perubahan hidup. Dari seorang pembunuh berubah menjadi orang
yang amat baik. Bahkan, kepala penjara juga meminta bantuan Sumiarsih untuk
membantu terpidana lain.
0 komentar:
Post a Comment