Sunday, May 1, 2022

Masa Gereja Gitu

Masa Depan Gereja (2)
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 1 Mei 2022

Sejak beberapa minggu lalu aku menerima telepon dari sebuah gereja Kristen. Karena kutahu telepon berasal dari gereja itu, aku pun sengaja tidak mengangkatnya. Kurasa aku bisa menebak arah pembicaraannya sehingga aku enggan menjawabnya di tengah kesibukanku.

Lalu ada beberapa nomer asing lain yang juga meneleponku, tetapi juga tidak kuangkat. Tak lama berselang ada beberapa orang yang kirim pesan WA dan isinya tentu saja sesuai dengan yang kuperkirakan. Ada yang mengajak join seminar bisnis. Ada pula yang mengajak join komunitas gereja. Karena aku enggan menanggapi orang asing, pertanyaannya pun kujawab sekedarnya saja: "Maaf, saya belum tertarik."; "Maaf, saya belum perlu."

Sekalipun mereka bergonta-ganti nomer telepon, untunglah hatiku bisa 'mengenalinya' sehingga bisa kuhindari. Ketika ada telepon dari nomer asing, aku pun bertanya pada hatiku karena seringkali hatiku jarang salah. Nah, ketika hatiku berkata: ‘tidak’, telepon pun tak kuangkat. Ketika hatiku berkata: ‘angkat’, ternyata benar harus kuangkat karena yang menelepon adalah kurir pengirim paket yang tidak mengetahui rumahku.

Lantas aku berkata dalam hati: "Oh Tuhan, kenapa orang gereja zaman sekarang malah seperti para sales bisnis? Mereka begitu mengganggu dengan telepon-telepon mereka. Mengapa mereka mengikuti cara-cara dunia dalam menjangkau orang?"

Lanjutku: "Benarkah mereka peduli kepada jiwa-jiwa dan bukan sekedar menjalankan pelayanan sebagai profesi? Teleponnya aja pakai telepon kantor dan pada saat jam kerja. Jika benar begitu, daripada menjadikan pelayanan sebagai profesi, bukankah lebih baik menjadikan profesi sebagai pelayanan sehingga bisa menginspirasi?"

Tambahku pula: "Benarkah mereka tulus mau mendoakan? Kalau memang tulus tanpa motif pribadi, kenapa tidak mendoakanku di tempat tersembunyi? Mengapa harus menawarkannya dulu? Biasanya tuh ada maksud untuk memperluas gereja atau pelayanan. Bahkan, sales bisnis maupun 'sales gereja' tuh sama-sama tidak mengenalku hingga memanggilku 'bapak'. Jadi, mana mungkin mereka benar-benar peduli?"

Ya, semoga mereka tidak menggangguku lagi. Karena dari kecil aku diajari bahwa gereja bukanlah sekedar gedung, tetapi orang, aku pun lebih respek kepada orang gereja yang keluar dan menginspirasi lewat keseharian mereka daripada pelayan gereja yang berusaha menarik orang ke dalam agenda gerejanya. Bikin bĂȘte lha.

Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ada kutipan berbunyi: "Always Do Your Best, Let God Do the Rest", padahal faktanya Tuhan selalu melakukan yang terbaik dan kita selalu melakukan sisanya aja karena rencana-Nya selalu jauh melebihi pemikiran dan rencana kita. Jadi, kalau gereja mau berkembang, biar Tuhan lakukan yang terbaik dengan cara-Nya. Jadi, tak perlu lha menggunakan cara-cara ala sales yang berusaha menawarkan sesuatu. Lagipula tidak semua orang suka ditelepon oleh orang asing sekalipun mengaku dari gereja. Beda karakter, beda caranya lha. Kenapa semua orang harus dipukul rata?

Anak Muda Gereja

0 komentar:

Post a Comment

* Semua Catatan Ibadah di blog ini tidak diperiksa oleh Pengkhotbah terkait.